Alia Zatifah adalah seorang Nyonya kaya yang dalam sekejap mata berubah menjadi janda miskin.
Bercerai dan menjadi janda miskin mengharuskan Alia untuk bekerja agar dapat bertahan hidup.
Namun, di satu kesempatan tak terduga ia menolong seorang wanita tua yang hampir saja di tabrak mobil.
"Sukma.. kamu Sukma teman ku kan??" ujar wanita tua itu pada Alia yang bingung akan nama yang tak pernah ia dengar.
Dan seorang pengacara ternama Topan Syahputra pun tak bisa berkata ketika sang ibu tak melepaskan tangannya dari mantan klien yang ia kalahkan di meja hijau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CCTV yang bikin senyum
Dan siang harinya, setelah menyelesaikan tugas merawat ibu Topan. Akhirnya Alia mempunyai waktu untuk membersihkan kamar yang akan menjadi kamarnya selama bekerja di kediaman Topan Syahputra.
Alia tengah melihat deretan kunci yang menjadi tempat penyimpanan kunci di seluruh rumah.
"Kunci jendela besar?? kunci garasi, kunci.. " Alia terus membaca tiap nama yang menjadi identitas kunci. Hingga akhirnya ia menemukan kunci pagar tangga atas.
"Akh, ini dia.." seru Alia dengan meraih kunci tersebut dari gantung.
Dengan wajah semangat, Alia akhirnya kembali menutup kembali laci penyimpanan kunci-kunci rumah itu.
Sesaat ia melihat kesekeliling ruangan rumah itu, rumah yang cukup besar.
"Oke Alia, kamu pasti bisa.. ayo berbenah!!" ujar Alia memberi semangat pada dirinya sendiri. Lalu Ia meraih peralatan bersih yang sudah ia ambil dari gudang dan membawanya.
Langkah Alia menuju pada tangga yang telah di pagar pembatas. Alia membuka kunci gembok pagar itu dengan sedikit susah.
Srek.. kunci gembok itu terbuka dan Alia meraih pengait pagar itu lalu membuka pagar pembatas, tak lupa ia pun menutup kembali pagar itu.
Alia berbalik dan menatap anak tangga yang sepertinya berdebu. Dan tanpa sadar Alia menghela nafas panjang.
"Aku harus mulai dari anak tangga dulu? atau dari kamar dulu??" gumam Alia bertanya pada dirinya sendiri. Sungguh ia belum benar-benar mahir dalam membersihkan. Karena semua baru ia pelajari secara otodikak setelah menjadi janda miskin.
***
Di sisi lain, Topan yang berada di kamar ternyata tengah mengerjakan tugas kasus baru yang akan naik sidang beberapa minggu lagi.
Namun di saat pikirannya tengah terperas oleh pasal-pasal, tanpa sengaja perhatian Topan teralih ketika tak sengaja melihat layar CCTV yang terpasang di kamarnya.
Ia melihat Alia tengah menyapu di bagian anak tangga. Tanpa sadar Topan tersenyum.
Namun, tiba-tiba ada suara nada dering handphone yang menyadarkan lamun Topan.
Topan meraih handphonenya yang berada di samping beberapa berkas sidang. Dan keningnya berkerut heran ketika membaca nama Kevin. Lalu tanpa pikir panjang ia pun mengangkatnya.
"Hallo??"
"Topan?? ada angin apa sampai kau tidak masuk?? apa ibu mu sakit??" cecar Kevin dari sebrang telfon dengan nada penasaran.
"Tidak, ibu ku sehat.."
"Lantas?? kenapa kau tak masuk??"
Mendengar pertanyaan itu, Topan pun menoleh pada layar CCTV yang memperlihatkan Alia masih dengan serius menyapu anak tangga yang lebih atas. Sesaat Topan kembali tersenyum kecil.
"Ada hal penting tadi pagi, karena hal itu aku tidak kekantor.."
"Hal penting apa??" tanya Kevin kian penasaran.
"Itu urusan ku, kenapa kau terus bertanya??" protes Topan kesal pada Kevin.
"Hahahaha.." Kevin tertawa lepas ketika mendengar amarah Topan yang kesal. "Tampaknya ini menyangkut seorang wanita?? apa kau mau menikah lagi??" tebak Kevin dengan masih menahan tawa.
Topan mendengar dengan kening berkerut.
"Sial.. kau ini terlalu sok tau.. sudahlah.. ada hal apa kau telfon aku?" potong Topan mengalihkan pembicaraan.
"Jika kau tak menjawab, maka aku anggap tebakkan ku benar.." seloroh Kevin bercanda. Namun tak lama tawa itu pun hilang dari pendengaran Topan. "Tadi ibu Rudy Mahendra datang kekantor, dan mencari kamu"
Kening Topan berkerut heran.
"Ibu Rudy Mahendra?? Ada apa??"
"Entahlah, katanya sangat penting.." jawab Kevin.
Topan menyeringai kecil.
"Semuan yang datang pasti mengatakan penting, memangnya kamu pernah dengan yang datang ke kantor pengacara membawa hal tidak penting??" rutu Topan kesal.
Seketika Kevin kembali tertawa mendengar ucapan sang teman.
"Hahaha, ya.. tapi ini penting karena wajah nyonya itu tidak santai.." jawabnya dengan santai.
"Hm, ya sudah.. jika memang penting besok dia akan datang lagi.."
"Tidak.." potong Kevin cepat. "Dia menyuruh lo datang ke kantor Mahendra" jelas Kevin.
"Apa??" Topan heran.
"Ya, beliau berpesan seperti itu tadi.. dan beliau harapan lo yang datang.. dia tidak mau dengan pengacara lain.. begitu pesannya" jelas Kevin.
"Ini gila??" rutu Topan kesal yang tak beralasan ketika mendengar perintah dari keluarga Mahendra.
"Ya aku hanya menyampaikan pesan dari klien.." jelas Kevin.
Topan menghela nafas kesal.
"Ya, terimakasih.."
"Oke, sampai jumpa besok.." seru Kevin yang akhirnya memutuskan komunikasi itu begitu saja.
Topan menghela nafas kasar. Lalu kembali melihat layar CCTV yang masih memperlihatkan aktivitas menyapu Alia di tiap anak tangga.
Perlahan rasa kesal hilang ketika melihat sosok sang pembantu. Namun ada berjuta pertanyaan yang terus memenuhi pikiran Topan untuk Alia.
***