Kisah Cinta luar biasa yang akan membuat kita memiliki harapan & percaya dengan cinta. Aku, Yuko Matsuo akan memperjuangkan cintaku yang pernah hilang.
♡♡♡
Haku adalah sosok Pangeran semasa aku kecil. Kita terpisah saat Haku dan keluarganya pindah ke Tokyo bersama keluarganya. Saat itu kita berumur 5 tahun.
Setelah 12 tahun kita bertemu kembali saat sekolahku mengadakan study tour ke Tokyo.
Akan tetapi, Haku bukanlah Haku yang dulu lagi. Dia sempat mengalami kecelakaan maut 2 tahun lalu. Lalu siapakah sosok yang menyerupai Haku itu?
Simak kisahku yuk..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anezaki Igarashi Ricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teka Teki
POV HAKU
Akibat kecelakaan itu Yuko mengalami benturan yang sangat keras di bagian kepalanya. Dia mengalami koma.
Saat ini dia dirawat di St. Luke's International Hospital. Aku sangat merasa bersalah dengan kejadian ini. Karena dia begini karena berusaha menyelamatkanku.
Keluargaku segera menghubungi orang tua Yuko. Dan keesokan harinya orang tua Yuko sudah tiba di Tokyo. Aku melihat raut wajah ibu Yuko yang penuh kecemasan saat ini. Sementara ayah Yuko masih terlihat begitu tenang. Tapi aku yakin pasti ada kesedihan dan kecemasan di hatinya. Bisa kulihat dari tatapannya.
Tak kusangka pertemuan kembali keluargaku dengan keluarga Yuko akan terjadi seperti ini.🥺
Keluargaku meminta agar sementara ini Yuko dirawat di Tokyo dulu mengingat perjalanan yang cukup jauh ke Sapporo. Keluargaku akan menjaga dan memberikan perawatan terbaik untuk kesembuhan Yuko. Dan akhirnya orang tua Yuko mengijinkannya. Walaupun terlihat begitu berat Ibu Yuko mengijinkannya.
"Tante, aku akan menjaga Yuko dengan baik disini. Dan pasti dia akan segera bangun." kataku sambil menggenggam kedua tangan ibu Yuko, yang sedang terduduk di kursi rumah sakit. Aku jongkok dihadapannya. Ibu Yuko menatapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Lalu dia mengelus kepalaku. Lalu dia mengangguk dan tersenyum samar.
"Besok kita akan segera kembali ke Sapporo. Ayah Yuko sudah harus kembali untuk pekerjaannya. Kami titip Yuko ya. Selalu kabari tante perkembangannya ya, nak Haku." katanya kemudian.
"Iya, Tante." kataku tersenyum padanya.
...***...
Setiap hari aku selalu datang mengunjungi Yuko ke rumah sakit. Sepulang sekolah aku selalu mengunjunginya. Bahkan aku sering menginap di rumah sakit. Aku selalu menceritakan yang kualami disekolah padanya dengan menggenggam erat tangannya. Berharap dia akan segera membuka matanya. Sesekali aku mengecup keningnya dan membisikkan bahwa dia harus kuat dan dia harus bangun. Bahwa aku akan selalu menunggunya.
"Kau tau, Yuko. Hari ini aku dihukum guruku gara-gara tidur di kelas. Kau harus tanggung jawab ya, Yuko!" candaku sambil menggenggam tangan kirinya. "Ini semua karena aku sering begadang nungguin kamu. Makanya kau cepetan bangun dong, Yuko!" kutatap wajah pucat itu, masih sama seperti biasanya. Tak ada respon saat aku mengajaknya berbicara. Tapi aku yakin, kau pasti bisa mendengarnya, Yuko. Aku yakin kau akan bangun kembali.
Tiba-tiba aku merasa ada yang janggal. Aku melihat gelang yang dipakai Yuko ditangan kirinya. Gelang berwarna silver berliontin replika Tokyo Tower. Aku terdiam bingung sambil menggenggam tangannya yang memakai gelang itu.
Bukanya gelang itu adalah gelang yang kubeli saat di Tokyo Tower tahun lalu? Aku berniat memberikan gelang itu pada Yuko saat dia datang ke Tokyo.
Tapi bagaimana bisa dia sudah memakainya? Bahkan seingatku aku belum memberikan gelang itu kepadanya. Kita kan baru bertemu kemarin saat dia menyelamatkanku dari mobil itu. Atau aku yang lupa?? Sebenarnya apa yang terjadi?
Aku tidak pernah menyangka kita akan bertemu lagi dengan cara seperti ini. Setelah aku pergi ke Tokyo kita pun tak pernah berkomunikasi, tapi aku yakin suatu saat dia akan datang menemuiku seperti janjinya saat itu. Dan kini dia sudah menepati janjinya itu.
Tapi tak pernah kubayangkan akan seperti ini pertemuan yang kunantikan itu.
"Yuko, Tuan Putri kecilku sekarang sudah tumbuh besar ya." aku tersenyum menatapnya sambil kugenggam jemarinya. "Yuko kecil sangat manis saat itu. Dan Kini Yuko tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan manis. Dan aku juga sudah berjanji padamu, aku akan menikahimu saat kita sudah dewasa nanti. Kau ingat itu Yuko? Aku tak pernah melupakannya semua janji kita, Yuko. Jadi kau harus kuat! Kau harus segera bangun!" kukecup punggung telapak tangan Yuko.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk!" kataku.
Tiba-tiba seseorang memasuki ruangan. Aku menoleh kearah pintu dan ternyata Kiro yang datang.
"Haku, maaf aku baru datang." kata Kiro. Lalu meletakkan ranselnya di sofa.
"Tidak apa-apa kok. Malah aku senang dong bisa berduaan dengan Yuko." candaku yang masih duduk disamping Yuko.
"Ah, Kau ini! Jadi kau sudah bisa mengatasi nervousmu saat bertemu dengannya?" Kiro menggodaku.
"Aku bahkan lupa. Yang ada sekarang malah aku sangat khawatir. Aku takut kehilangan dia." sahutku pelan.
Kiro menepuk bahuku pelan.
"Oya, apa kata Dokter?" kini Kiro ikut duduk di sebelahku.
"Yuko mengalami benturan yang sangat keras di bagian kepalanya. Dan dia mengalami koma." kataku yang masih memandangi wajah Yuko yang begitu pucat.
"Kau tau Haku, saat itu.. Sebelum kejadian itu, dia sempat bertemu denganku di depan Edo Museum. Dia menemuiku dan menanyakan keberadaanmu. Lalu kubilang padanya kalau kau kembali ke bus untuk mengambil ponselmu. Dan dia langsung pergi begitu saja ke parkiran. Dia terlihat sangat buru-buru saat itu." kata Kiro.
Aku terdiam mencerna yang Kiro katakan.
Apakah Yuko datang dari masa depan?
Apakah Yuko datang hanya untuk menyelamatkanku dari mobil tadi?
Begitu banyak teka-teki yang tidak bisa kumengerti.
Hingga sampai saat ini aku masih belum mengetahui alasan kenapa Yuko tiba-tiba muncul seakan memperingatkan jika aku sedang dalam bahaya? Bangunlah Yuko!
Suatu saat kau harus menceritakan semua ini padaku, Yuko! Aku menunggumu. Jadi cepatlah bangun! Aku menggenggam tangannya dan mengelus pipinya lembut.
...***...
Satu bulan berlalu. Dan Yuko masih belum terbangun. Kini orang tuanya kembali ke Tokyo. Dan kali ini mereka datang untuk menjemput Yuko. Mereka akan memindahkan perawatan Yuko ke rumah sakit di Sapporo karena Ibunya ingin merawat dan melihat Yuko setiap hari.
Aku dan keluargaku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa melepaskan Yuko untuk dirawat di Sapporo, Hokkaido. Semoga engkau segera bangun dari tidurmu, Yuko.
...***...
Jujur saja, aku tak bisa menjalani hariku dengan baik setelah kejadian itu. Aku lebih suka murung dan berdiam diri di kamar. Yuko sedang terbaring melawan maut disana sendirian, sementara aku disini tak bisa berbuat apa-apa?! Gadis yang aku sukai melebihi apapun itu kini terbaring karena berusaha menyelamatkan hidupku! Dan aku sungguh frustasi sekali saat ini!
Sebulan berlalu, saat liburan sekolah aku dan Kiro pergi ke Sapporo untuk mengunjungi Yuko. Kita berencana akan di Sapporo selama beberapa hari.
Yah. Aku sudah tidak tahan sekali karena tak bisa melihat dia lagi.
Andai ada yang bisa aku perbuat. Andai aku bisa menggantikan posisimu! Karena yang seharusnya terbaring itu adalah aku! Bukan kamu Yuko! 🥺
Seminggu aku dan Kiro berada di Sapporo. Dan akhirnya kita kembali ke Tokyo lagi. Sebenarnya ini sangat berat sekali untukku meninggalkannya lagi. Namun Kiro berjanji bulan depan akan menemaniku mengunjungi Yuko lagi. Dan akhirnya aku menurut saja.
Ya, setiap sebulan sekali aku dan Kiro datang mengunjungi Yuko.
Lima bulan sudah berlalu. Yuko masih belum sadar dari komanya. Aku tak bosan untuk selalu mendoakannya, memintanya agar segera bangun membuka matanya.
Satu bulan kemudian aku mendengar kabar dari orang Yuko. Bahwa Yuko sudah sadar dari komanya. Aku tak henti-hentinya mengucap syukur saat itu. Aku benar-benar sangat bahagia dan berterima kasih pada Tuhan. Dan saat itu aku sedang berada di Tokyo. Walaupun tidak melihatnya langsung, tapi aku sudah bahagia sekali. Ini benar- benar sebuah keajaiban.
ending yg happy tapi seharusnya belum ending ya?