NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Adikku

Menikahi Tunangan Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:69M
Nilai: 4.9
Nama Author: Suesant SW

Sarah dipaksa orangtuanya menikahi tunangan adiknya Sally, hanya karena Sarah seorang anak angkat yang terikat balas budi.

Sally adiknya yang selalu dimanja membuat kesalahan besar, berselingkuh dengan mantan pacarnya yang telah menikah berujung lari dari rumah bersama selingkuhannya.

Sementara itu, untuk menutupi aib keluarga dan menjaga hubungan baik dengan partner bisnis sang ayah, Sarah harus bersedia menikahi tunangan adiknya bernama Raka, seorang laki-laki dingin yang bahkan tidak tertarik dengannya.

Kehidupan rumah tangga mereka yang tanpa dilandasi cinta itu tentu saja menuai banyak konflik. Sampai kemudian Sarah menyadari bahwa diam-diam dirinya mencintai Raka.

Masalah lain bertambah saat kemudian Sally muncul kembali dan berusaha merebut kembali Raka darinya.

Apakah Sarah bisa mempertahankan suaminya dan mendapatkan cinta dari Raka ataukah Sarah harus menyerah kepada pernikahan dan cintanya?

Semoga di sukai, ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 31 MENJADI YANG KEDUA

Nada sambung berbunyi...

Sarah menunggu dengan gelisah, bunyi nada sambung itu berpacu dengan degup jantungnya.

Tapi dua kali Sarah mengulang panggilan, tidak ada respon dari Raka.

Sarah menghela nafasnya, mungkin Raka benar-benar sudah melupakannya.

Bunyi HP Sarah di detik berikutnya, sempat membuatnya dadanya berdegup kencang karena mengira yang menelpon dia adalah Raka, tapi ternyata itu Dion.

"Hallo..."

"Hallo, Cay...sibuk sekali sekarang?" suara renyah Dion terdengar dari seberang.

"Iya."

"Masa telpon pacar sendiri susah di angkat?"

"Beneran lagi sibuk, aku telpon nanti lagi ya."

"Hey, ini sudah jam makan siang, kita lunch yuk."

"Aku barusan habis makan, di restaurant depan butik dengan Jen dan anak-anak tadi." Tolak Sarah.a

"Oh..."

"Malam ini kita jadi dinner kan?"

"Hah!"

"Kok, hah!"

"Kita ada janjian dinner, ya?"

"Minggu kemarin kan kamu sudah bilang iya, Cay...dinner di tempat kita jadian"

"Aduh..."

"Kok, aduh?"

"Aku ada janji malam ini"

"Janji dengan siapa? klien?"

"Bukan"

"Tapi tak lebih penting dari aku, kan?"

Sarah terdiam.

"Dengan siapa?"

Sarah tidak menjawab. Jemari lentiknya sibuk memainkan pulpen yang dipegangnya, dia mempertimbangkan, apakah perlu Dion tahu dengan siapa dia membuat janji?

"Okey, kamu atur saja lah pertemuannya sebelum jam delapan atau sembilan. Aku bisa menunggu. "

"Aku mungkin pulang besok siang..."

"Hah...!" sekarang Dion yang terheran-heran, janji dengan siapa yang harus menghabiskan satu malam.

"jangan bilang, Raka baru saja pulang!" nada cemburu terdengar kentara di suara Dion.

"Bukan dia."

"Terus, siapa?"

"Mama Raka."

Sekarang Dion yang terdiam.

"Apa harus malam ini, Cay?"

"Iya, aku sudah janji, sore ini ditunggu di rumah."

"Tidak bisa ditunda? besok malam mungkin?"

"Aku sudah janji, Yon..."

"Tapi, kamu juga sudah janji denganku minggu kemarin!" rasa kecewa dan sedikit kesal membuat suara Dion meninggi.

"Maaf, aku lupa..." jawab Sarah dengan penuh sesal.

"Cuma itu? Maaf saja?"

"Terus kamu maunya apa?" sekarang suara sarah mulai terdengar kesal.

"Kamu batalkan janjimu dengan mamanya Raka itu, mereka bukan hal yang penting juga dalam hidupmu"

"Tidak bisa!" sarah benar-benar kesal.

"Kenapa tidak bisa? toh, mereka sebentar lagi bukan apa-apa bagimu, sebentar lagi kalian berdua Raka akan bercerai juga!" Dion terdengar lebih kesal lagi.

"Sudah ku bilang, Yon...tidak bisa. Kita bisa menunda dinnernya besok malam kan?" Suara Sarah sedikit melunak, dia tidak mau memperpanjang perdebatan dengan Dion.

"Cay..." suara Dion sekarang lebih rendah dan hampir tak terdengar.

"Kenapa aku selalu menjadi nomor dua bagimu, dibanding Raka...?" lanjutnya terdengar kecewa.

"Dion?" Sarah merasa sedikit bingung dengan perubahan suara Dion.

"Apa yang membuat Raka menjadi lebih baik dari aku? Dia tidak pernah memperhatikanmu, Dia tidak pernah perduli dengan perasaanmu."

"Yon, kita tidak harus membicarakan ini, kan?"

Sarah menyela dengan wajah yang terasa panas. Kata-kata Dion serasa menghujam ke jantungnya. Terasa sakit. sangat sakit. Bahkan membuat dadanya terasa sesak, entah mengapa!

"Tapi, sekali saja kamu membuatku merasa penting, apakah itu sulit?" tanya Dion.

"Kamu penting bagiku, sangat penting!" sahut Sarah.

Dion terdengar menghela nafasnya berat diseberang sana.

"Kalau aku penting..." desahnya perlahan,

"Kenapa kamu melupakan kalau hari ini adalah ulang tahunku?" lanjut Dion kemudian, terdengar putus asa.

Sarah terpana, terkejut dengan dirinya sendiri yang melupakan hal yang begitu penting itu.

"Aku..." Sarah menggigit bibirnya.

"Aku benar-benar lupa" lanjut Sarah dengan penuh penyesalan.

"Karena aku tidak pernah dianggap penting, maka aku terlalu mudah dilupakan, karena aku hanya orang kedua dalam hidupmu." sahut Dion.

"Maaf, Yon...maafkan aku..."

"Terimakasih untuk permintaan maafmu, itu lebih dari cukup." Sahut Dion.

Mereka berdua sama-sama terdiam beberapa saat, larut dalam perasaan masing-masing. Sarah menjadi serba salah. Dia baru ingat, minggu kemarin saat Dion menemaninya melihat katalog bahan kain dari salah seorang rekanan supplier bahan baku butiknya, Dion sudah menyinggung soal ulang tahunnya. Mereka akan merayakannya dengan dinner romantis di restaurant tempat mereka berdua meresmikan hubungan mereka, dua setengah bulan lalu.

"Yon..."

"Ya..."

"Kamu tidak marah, kan?"

"Tidak." Jawab Dion pendek.

"Kita bisa menunda dinnernya besok malam,, kan?" tanya Sarah hati-hati.

"Ya, terserah kamu saja..."

"Kita tidak sedang berkelahi, kan?" Sarah menjadi sangat tidak enak dengan Dion.

Dion tertawa kecil, terasa garing dan sangat terpaksa.

"Kita baik-baik saja...siapa bilang sedang berkelahi." sahut Dion.

"Maaf ya, Yon...besok aku janji kita dinner berdua"

"Tempat itu sudah penuh untuk besok." jawab Dion. Dia sangat kecewa, karena sudah reservasi tempat jauh-jauh hari, tapi begitu mudah Sarah membatalkannya.

"Kalau kita Dinnernya di apartemenku besok? bagaimana?" bujuk Sarah.

Dion terdiam.

"Terserah kamu saja..."

"Kamu tidak kangen dengan masakanku?" goda Sarah.

"Iya...iya...deal kita dinner di apartemenmu besok malam."

"Kamu mau, aku masak apa?" sarah masih berusaha membujuk Dion, karena dia tahu Dion sedang marah padanya, dan semua murni kesalahannya.

"Bagaimana kalau spaghetti bolognaise? atau maccaroni shcotel? atau..." tawar Sarah, dia tahu Dion adalah penyuka semua makanan yang berbau eropa. Mungkin karena dia lama sekolah di Inggris dulu.

"Pokoknya, semua yang kamu masak aku makan!" sahut Dion.

Sarah tersenyum sendiri dengan lega, suara Dion sudah menunjukkan dia kembali normal dari kemarahannya.

"Ok...Besok malam, ya...jam 7 tepat, kamu sudah dengar dari pak Amin, mas Dion sudah datang." Sarah terkekeh, menggoda Dion lagi.

"Aku akan datang sebelum jam itu!"

"Hush...! sebelum jam itu aku masih di dapur, masak untuk tuan rajaku Dion, jadi tolong datang pada jam yang di tentukan"

Sekarang terdengar suara tawa Dion, begitu senang, mendengar dirinya adalah raja bagi gadis itu.

"Aku kan bisa bantu tuan putriku masak?"

"Aku mau masak spesial untuk ulang tahun tuan raja, jadi tidak perlu bantuan siapapun, biar jadi surprise"

"Oke, deal...!"

"Sampai jumpa besok malam, ya..."

"Jangan lupa lagi!" Dion memperingatkan Sarah.

"Siap, tuan Dion!"

Dion tertawa tergelak, membujuk laki-laki ini ternyata sangat mudah. Sarah tersenyum simpul membayangkan wajah Dionndi seberang sana.

"Oke...aku harus pulang dulu, bersiap-siap ke rumah orangtua Raka sore ini"

" Sebenarnya ada urusan apa sih, ketemusn dengan orangtuanya Raka?"

"Mamanya cuma bilang ingin membicarakan sesuatu..." sahut Sarah.

"Tentang apa?"

"Untuk itulah aku ke sana, supaya tahu..."

"Oh..."

"Iya, jadi harus buru-buru ni"

"Penting, ya?"

"Please, jangan mulai lagi sayangku, cintaku..."

Sarah menyahut gemas.

"Ya, sudahlah...hati-hati kalau begitu, jangan ngebut-ngebut. Atau perlu ku antar?"

"Dion...pleaseeee...!"

"Iya...iya..!"

"Bye, Dion."

"Bye, Cay..."

"Eh, tunggu...!"

"Apa?"

"Selamat ulang tahun, ya..."

"Simpan ucapannya untuk besok malam saja!"

"Tuuut...tuuut..." suara telpon di tutup Dion.

1
Nengsih17
Luar biasa
Nengsih17
Buruk
ros
Luar biasa
Jetty Eva
kembali k masa kecilx...
Jetty Eva
kata bukan mata..
Jetty Eva
KEREEEN...TRIKX KEREN...
Jetty Eva
KANKER bukan KANGKER..
Jetty Eva
koq terlukaaa...??? bukanx kamu yg menjajakan diri pd setiap lelaki hidung belang..??jalang koq teriak jalang👿👹
Jetty Eva
Betuuul....
Jetty Eva
😘😘😘😘😘😘bwt Raka...LAKI SEJATI...
Jetty Eva
mama Raka bukan mama Sarah...
Jetty Eva
typo...papa dan mama Raka bukan Sarah...
Jetty Eva
naaah ini baru LAKI...gentleman...aq padamu Raka🤩
Jetty Eva
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Widelia 7Naga
Finish 🍓 #20.02.25
Riska Afzal
luar biasa ceritanya sampai mewek aku thorr😭😭😭
Riska Afzal
/Heart//Heart/
Riska Afzal
takut di ganggu Selly lagi si Raka , makany langsung plng ktemu istri
Jetty Eva: Raka, sebaikx kamu cerita secara detail ttg Sella yg nyusul k Leiden...drpd Sella yg cerita dgn bumbu terasi, kau apes...
total 1 replies
Dewi Hutabarat
Luar biasa
☠🌼ꪻ🍾⃝ ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳ💫
duh, kalau gak salah si Tania2 ni ntar coba2 jadi PELAKOR.
masih ingat aku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!