Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Orang Kaya
Hari semakin malam, keadaan klub semakin ramai apalagi ada yang memesan ruang pertemuan bisnis di lantai tiga. Walaupun tidak ada yang tahu siapa mereka karena hanya mengatasnamakan perusahaan, tapi Huber bilang itu adalah perusahaan terbesar di kota X.
"Jadi itu dari perusahaan konstruksi pak?" tanya Stevani.
"Benar, kita pasti akan mendapatkan bonus besar malam ini. Kebetulan mereka memesan semua minuman dan makanan terbaik di klub kita. Van, aku memanggilmu karena ingin mengatakan kau tetap bekerja di ruang VIP saja, biarkan pelayan yang lain yang melayani tamu di lantai 3. Tamu tamu VIP rata rata mencarimu, jadi aku tak ingin kau naik turun untuk bekerja." ujar Huber.
"Ada angin apa pak Huber baik seperti ini? Dari dulu ia tak pernah memperdulikan aku bagaimana bekerja." pikir Stevani.
"Jangan banyak berpikir Van, aku melakukan ini karena aku tahu kau akan mendampingi adikmu operasi besok. Aku hanya ingin kau masih memiliki tenaga untuk adikmu. Ya anggap saja sebagai kompensasi kau bekerja bertahun-tahun disini." sambung Huber.
"Terima kasih banyak pak." jawab Stevani.
"Baiklah, sekarang lanjutkan pekerjaanmu. Tamu ruang melati, mawar dan lili sudah penuh dan menunggu pengiriman minuman. Semua pesanan sudah ada di meja bar."
"Siap pak."
"Oh ya, aku hampir lupa. Ruangan melati sepertinya adalah acara reuni, mereka terlihat dari kalangan atas. Kau bisa mencoba mencari tambahan uang disana, selamat bekerja." kata Huber seraya meninggalkan Stevani.
"Ruangan melati, uang tambahan? Ini memang kesempatanku, tapi apakah mereka akan merendahkanku? Aku harap hanya menuangkan minuman saja." pikir Stevani.
Stevani menarik nafas dalam-dalam, ia segera menuju meja bar untuk melihat pesanan mereka.
*****
Zionel bersama rombongannya sampai di klub Golden Dragon. Mereka pun masuk ke dalam klub membuat Huber terkejut. Huber segera menyambut kedatangan mereka.
"Ternyata anda yang memesan ruang bisnis tuan." ujar Huber.
"Benar, kami dari perusahaan konstruksi." jawab Alex.
"Kalau begitu silahkan ikut denganku." ajak Huber.
Mereka semua mengikuti Huber sampai ke lantai tiga. Zionel mengangguk anggukkan kepalanya setelah melihat ruangan itu.
"Lumayan." gumam Zionel.
"Kami akan segera menyiapkan pesanan anda tuan tuan." kata Huber lagi.
Hanya Alex yang menanggapinya dengan menganggukkan kepala. Huber pun segera keluar dari ruangan lalu meminta beberapa karyawan untuk membawakan pesanan mereka.
Zionel beserta rombongan menikmati pesta mereka. Berkali-kali pelayan masuk ke dalam ruangan, tapi sosok wanita yang dinantikan tak juga terlihat. Ada perasaan kesal pada hati Zionel, namun pria itu pintar menutupinya.
Beberapa wanita penghibur juga sudah datang, mereka semua menerima wanita itu kecuali Zionel yang sama sekali tak ingin di sentuh mereka. Hanya ada 3 orang wanita yang datang dari perusahaan Zionel, tapi ketiganya tidak akan ikut pesta sampai selesai karena sudah memiliki keluarga masing masing.
"Terima kasih pak Zio telah menyelesaikan masalah perusahaan cabang, aku tak menyangka pak Kean akan melakukan hal seperti itu." ujar Suganda salah satu kolega bisnisnya.
"Manusia terkadang lupa bersyukur pak, mereka tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ada." jawab Zionel seraya menenggak minumannya.
Suganda tertawa. "Anda benar pak Zio, sampai sampai anda turun langsung ke kota ini."
Zionel menyunggingkan senyumnya. "Kita jangan menilai orang lain, kita juga belum tentu bersih."
Mendengar ucapan itu, seketika Suganda menghentikan tawanya.
"Terima kasih pak Zio telah membawa kami ke pesta ini, tempat ini bagus juga untuk pertemuan." sahut Doni kolega bisnis Zionel yang lain.
"Kalau begitu nikmati pesta ini." ujar Zionel.
Pria itu bangun dari tempat duduknya lalu mengangkat gelasnya. "Untuk keberhasilan perusahaan kita dan manager baru kita, bersulang...!!!"
"Bersulang...!!!" jawab mereka bersamaan.
Pesta pun berjalan dengan baik, tapi Alex terus memperhatikan wajah Zionel yang tidak senang. Alex pamit untuk ke kamar kecil pada mereka, tapi sebenarnya Alex ingin mencari keberadaan Stevani.
*****
"Mengapa sibuk sekali." ujar Stevani sambil mendekati meja bar.
"Tamu spesial sudah tiba, mereka sudah ada di lantai tiga. Cukup ramai, setidaknya ada sepuluh sampai lima belas orang lah." jawab Angga.
"Siapa mereka kak?"
"Kau pasti akan terkejut. Tadi saat mereka melewati bar, dua pria diantaranya adalah tamu VIP yang pernah menolakmu."
Stevani mengerutkan keningnya sambil berpikir.
"Haisssss... itu loh Van, yang berhasil kau jadikan tamu langganan VIP disini. Pria tampan yang ketus dan arogan katamu." sambung Angga.
"Hah... jadi mereka. Ya ya aku ingat. Pantas saja ia sombong, sepertinya pria itu pemilik perusahaannya." ujar Stevani.
"Sepertinya kau benar, karena semuanya mengekor di belakang pria itu. Orang kaya memang berbeda. Ini minuman buat ruangan melati." kata Angga seraya memberikan nampan yang sudah berisi minuman.
"Oke kak." jawab Stevani seraya mengambil minumannya.
Stevani melangkahkan kakinya menuju ruangan melati, ia terkejut karena disana setidaknya berisi enam orang pria.
"Benar benar reuni rupanya." pikir Stevani.
"Wow... ada wanita cantik juga di klub ini." ujar salah satu pria disana.
Stevani memberikan senyuman terbaiknya lalu meletakkan minumannya di meja.
"Wah, saat tersenyum kau semakin cantik nona." sahut pria yang lain.
"Tetaplah disini menemani kami, kami akan membayarmu." sahut yang lain.
"Tentu tuan tuan, jika anda membutuhkan pelayan untuk menuangkan minumannya." jawab Stevani.
"Menuangkan minuman?"
Mereka semua langsung tertawa bersamaan membuat Stevani bingung.
"Bagaimana kalau kita melakukan permainan? Assen kau mulai duluan." kata pria itu lagi.
"Santai Fred, ini masih pagi untuk kita bersenang senang." jawab Assen.
"Jangan menunggu lagi Sen, jangan sia siakan wanita cantik." sahut Jimmy.
"Apa yang ingin mereka lakukan?" pikir Stevani dengan tubuh bergetar karena takut.
"Siapa namamu nona?" tanya Fredly.
"Stevani..."
"Woah... nama yang cantik seperti parasnya." ujar Cris.
"Baiklah aku akan memulainya, temani kami minum nona, satu gelas minuman ini aku hargai satu juta." kata Assen.
"Ciiiih... kau pelit." ejek Simon. "Satu gelas dua juta." sambungnya.
"Woah... bagaimana penawaranku saja nona, satu gelas dua juta lima ratus." kata Dirsan.
"Itu mantap, tapi aku akan memberikan penawaran lebih mantap lagi." sahut Cris.
"Tunggu tuan tuan, aku masih tidak mengerti." ujar Stevani.
"Ya Tuhan... kau hanya harus meminum satu gelas wiski ini dengan penawaran kami. Kau pilih saja, ingin menerima penawaran yang mana." jawab Fredly.
"Satu gelas kecil ini mereka hargai jutaan, apa mencari uang bagi mereka mudah." pikir Stevani.
"Ayolah Cris, lakukan penawaranmu." sambung Fredly.
"Baiklah, aku akan membayarmu 5 juta satu gelas tapi kau harus minum di atas pangkuanku." jawab Cris.
Mereka semua melepaskan tawanya.
"Itu keren Cris." ujar Assen.
"Mohon maaf tuan tuan, aku tidak bisa minum." jawab Stevani.
Mereka semua menatapnya lalu kembali melepaskan tawanya.
"Sepertinya kurang tinggi penawaran kita teman teman." ujar Fredly. "Aku dan Jimmy akan melakukan penawaran terakhir, tapi tunggu terlebih dahulu nona, aku mau ke toilet." sambungnya seraya beranjak dari tempat duduknya.
Di lain sisi, Alex terus mencari keberadaan Stevani. Beberapa pelayan yang ia temui menunjukkan ruangan melati. Alex segera ke arah ruangan itu. Saat berada di lorong, ia justru bertemu dengan pria yang merupakan teman dari Zionel. Ingatan Alex sangat tajam walaupun ia hanya melihat biodata mereka di laptop.
"Tuan Fredly...!" sapa Alex.
Fredly menghentikan langkahnya lalu menatap Alex. "Anda siapa?"
"Aku Alex asisten pak Zionel Cruise."
"Ah... jadi anda yang menghubungi kami untuk melakukan reuni? Sulit menemui Zio, karena anda ada disini, panggilkan pria itu. Katakan kami semua sedang berkumpul di ruangan melati."
"Kami semua?" tanya Alex.
Fredly mengangguk. "Kebetulan kami melakukan reuni disini, semuanya teman teman Zionel Cruise. Walaupun kita belum menentukan waktu pertemuan, tapi karena ini kebetulan, tidak ada salahnya kita sekalian melakukan reuni bersama."
"Baiklah..." jawab Alex seraya meninggalkannya.
Alex mengurungkan niatnya untuk mencari Stevani, ia justru kembali ke lantai tiga untuk menyampaikan pesan Fredly pada Zionel. Alex mendekati Zionel lalu berbisik.
"Sialan... aku masih belum ingin bertemu mereka. Tapi baiklah... temani mereka dulu Lex, aku akan menemui mereka sebentar." jawab Zionel.
Alex mengangguk sedangkan Zionel berpamitan keluar sebentar untuk menemui teman temannya.
*****
Apa yang terjadi saat Zionel dan Stevani bertemu kembali?
Mampukah Stevani keluar dari masalah minuman tersebut atau Stevani justru mau melakukannya demi uang?
Besok kita lanjutkan...
To Be Continue...