NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 24 - Kecemburuan

Rizal mellihat istrinya turun dari mobil itu. Hatinya seketika mendidih oleh amarah.

Ingin sekali dia meninju laki-laki yang berada di dalam mobil itu. Dia menarik

tangan Tia.

 

“Darimana saja Dek?” tanyanya sembari memegang lengan Tia. Dengan terkejut Tia menoleh

dan dia lebih terkejut lagi setelah melihat siapa yang memegang lengannya.

 

“Err…Eh…Ma..makan siang Mas…” Tia menjawab dengan gelagapan. Dia merasa seperti

kedapatan telah berselingkuh. Perasaan bersalah menyelimutinya. Melihat ada

laki-laki yang memegang tangan Tia, Alex turun dari mobilnya.

 

“Ada apa ini?” Tanyanya dengan marah. Rizal menoleh padanya. Aura tatapan membunuh

menusuk jantungnya. Alex menjadi ciut nyalinya ditatap seperti itu. Laki-laki

ini bukan tandingannya, pikirnya kecut.

 

“Kau bawa dia kemana?!” bentak Rizal pada Alex. Tia terkejut melihat Rizal berbicara

seperti itu. Selama ini dia tidak pernah melihat Rizal meninggikan suaranya.

Rizal begitu marah.

 

Rizal berjalan ke arah Alex dan menarik kerah bajunya.

 

“Aku Tanya, Kau bawa dia kemana?!!”

 

“Ehh…eh…ha…hanya makan siang kok Mas…” jawab Alex tergagap. Bukankah laki-laki ini yang

Tiia kenalin sebagai kakaknya? Kenapa seorang kakak harus over protektif

seperti ini pada adiknya? Bukannya dia memperkosa Tia, dia hanya membawa Tia

makan siang tapi kenapa reaksinya sangat berlebihan sekali? Seolah-olah dia

telah menodai adiknya itu? Alex tak habis pikir dengan sikap Rizal padanya.

 

“Lepasin Mas… Tadi Mas Alex cuman ngajak makan siang kok…”

 

“Kenapa Adek mau?!  Bukankah Adek tahu kalau tiap

hari Mas bawain makan siang?!” Tanya Rizal sedikit membentak. Amarah

mempengaruhinya. Dia tidak bisa lagi mengontrol nada suaranya yang tinggi. Tia

menjadi gemetar ketakutan. Tapi dia tetap berusaha memisahkan Alex dari Rizal.

 

“Iya Mas, Aku salah. Lepasin dulu Mas. Ayo Kita ngobrol ditempat lain.” Tia berusaha

mendinginkan amarah Rizal dengan membujuknya secara halus. Akhirnya Rizal

melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Alex.

 

Tanpa berkata apa-apa pada Alex, Tia menarik tangan Rizal menjauh dari tempat itu.

Dia mencari tempat yang tenang. Kemudian dia mengeluarkan air dari dalam tasnya

dan menyerahkannya pada Rizal.

 

“Minum dulu Mas…” Rizal menepis minuman itu. Napasnya masih terengah-engah. Kemarahan

belum hilang dari dalam dirinya. Tanpa menyerah Tia tetap menyodorkan minuman

itu, akhirnya Rizal mau menerima dan meminumnya. Setelah Rizal tenang, Tia

menjelaskan.

 

“Tadi Mas Alex ngajak makan siang diluar Mas…”

 

“Kenapa Adek mau?!”

 

“Lho, bukannya Aku udah minta ijin ke Mas ya? Lalu masalahnya dimana?”

 

“Adek gak tahu bahayanya laki-laki dan perempuan berduaan?”

 

“Ya ampun Mas, aku gak berduaan. Tadi makan ditempat rame…”

 

“Kalian hanya berdua di dalam mobil!! Apa itu bukan berduaan?? Dia bisa melakukan apa

saja di dalam mobil. Adek harus pikirkan hal itu.”

 

“Mas Alex bukan orang yang seperti itu Mas…”

 

“Darimana Adek tahu dia bukan orang yang seperti itu? Bukankah kalian baru kenal?”

 

“Tapi Aku yakin dia bukan orang yang seperti itu Mas.”

 

“Mas gak suka Adek pergi berduaan dengannya. Ini tidak adil Dek.” Rizal berkata dengan

putus asa. Raut wajah kesedihan memayungi wajahnya.

 

“Tidak adil bagaimana Mas?”

 

“Adek memberi kesempatan laki-laki itu untuk mendekati Adek, tapi kenapa tidak

memberi Mas kesempatan yang sama? Apa Mas sungguh tidak pantas untukmu Dek? Apa

karena pekerjaan Mas? Apa Adek akan memberi Mas kesempatan kalau pekerjaan Mas

lebih baik darinya?” Rizal bertanya dengan sedih. Hatinya begitu sakit melihat

istri kesayangan keluar dengan laki-laki lain. Pikiran-pikiran buruk melintas

dikepalanya. Apa saja yang mereka lakukan? Apa yang dilakukan baj*ngan itu

terhadap istrinya? Apa mereka berpegangan tangan? Berpelukan? Berciuman?

Arrrgggghhhhhh!!!

 

Tia terdiam mendengar pertanyaan Rizal. Hatinya sudah begitu picik. Dia

membeda-bedakan orang berdasarkan pekerjaannya. Betapa kotor hatinya. Memang

kenapa dengan pekerjaan Rizal?? Pekerjaannya halal, tidak merugikan orang.

Rizal bukan seorang pencuri, perampok, atau pun penipu. Dia pekerja buruh

bangunan. Lalu kenapa?? Ada yang salahkah dengan pekerjaan itu?

 

Tia tertunduk malu. Selama ini dia sudah begitu tidak memiliki perasaan. Hanya karena

pekerjaan suaminya yang seperti itu, dia sudah menyepelekan laki-laki itu. Tia

merasa sangat bersalah. Apa seorang buruh benar-benar tidak pantas untuknya?

Sehebat apa dirinya sehingga berhak menilai pantas tidaknya seseorang untuknya?

Dia juga hanya seorang pekerja, bukan seorang bos. Kalaupun dia seorang bos,

dia juga tidak boleh memandang rendah pekerjaan orang lain.

 

“Jawab Mas Dek. Apa Adek akan memberi Mas kesempatan jika pekerjaan Mas lebih baik

dari dia?” Tia tersentak dalam lamunannya, dengan lemah dia menjawab.

 

“Kesempatan seperti apa yang Mas inginkan?”

 

“Mas ingin Adek adil. Kalau Adek memberikan laki-laki itu kesempatan untuk mendekati

Adek, Mas juga pengen Adek memberikan kesempatan itu. Mas ingin Adek menilai

Kami secara adil. Berilah Mas kesempatan untuk dekat denganmu Dek, pleaseeee…”

Rizal memohon dengan mata sedih dan berkaca-kaca, tersentak hati Tia

melihatnya. Begitu besar kah cinta lak-laki ini untuknya? Apa dia harus

memberikan kesempatan itu?

 

Tia begitu bingung, namun setelah berpikir beberapa saat, akhirnya dia menjawab.

 

“Ya udah terserah Mas saja.”

 

“Beneran Dek? Adek ngasih Mas kesempatan kan?”

 

“Iya…”

 

“Beneran ya Dek?? Beneran? Mas gak akan sungkan-sungkan mulai sekarang.” Raut wajahnya

yang awalnya lesu dan penuh kesedihan berubah menjadi keceriaan. Rizal sangat

senang dengan jawaban istrinya itu.

 

“Tapi ada syaratnya Mas.”

 

“Apa syaratnya Dek?”

 

“Tetap mengacu pada perjanjian. Tidak boleh ada yang tau Kita sudah menikah. Tidak ada

kontak fisik tanpa persetujuan. Karena Aku akan memberikan Mas kesempatan yang

sama dengan Alex, Mas tidak boleh mencampuri urusanku atau apapun yang Aku

lakukan dengan Alex. Mas cukup mengambil kesempatan yang Aku berikan.

Bagaimana?” Sebenarnya Rizal keberatan dengan semua syarat yang diajukan Tia,

tapi mau tidak mau dia harus mengambil kesempatan ini.

 

“Baiklah, Mas setuju. Terima kasih ya Dek.” Rizal meraih tangan Tia dan menggenggamnya.

Memandang wajah Tia dengan tatapan inten. Tia menjadi gelagapan dan salah

tingkah. Jantungnya berdetak tak karuan. Tangannya mulai berkeringat dingin.

Tangan Rizal seolah-olah memancarkan aliran listrik dan membuatnya tersengat.

Dia menepis tangan Rizal.

 

“Ingat Mas, tidak ada kontak fisik! Aku masuk dulu Mas.” Tia berlalu dengan

terburu-buru. Dia berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

 

“Nanti Mas jemput Dek.” Tia melambai-lambaikan tangannya tanpa menoleh. Seolah-olah

mengatakan bahwa hal itu bisa dibicarakan nanti. Rizal tersenyum puas. Akhirnya

kesempatan datang padanya.

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!