Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.
"Darah dibalas dengan darah."
"nyawa dibalas dengan nyawa."
"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
"Sayang," panggil Om Dave kepada Mommy Siska.
"Iya kenapa?" tanya Mommy Siska tanpa menoleh ke arah Om David yang sedang duduk di pinggir ranjang. Dan Mommy Siska masih sibuk dengan menyisir rambutnya.
"Nengok sinilah," ucap Om David yang kesal karena calon istrinya itu tak menolehkan wajahnya.
"Bentar dulu," ucap Mommy Siska dan masih menyisir rambutnya.
"Ck," decak Om David.
Om Dave yang mulai kesal dengan Mommy Siska, ia pun menghampiri Mommy Siska dan memeluknya dari belakang. Mungkin ini sebuah kebetulan atau gimana, posisi Mommy siska sedang menyisir berdiri jadi gampang bagi Om David untuk memeluknya dari belakang.
"Kenapa sih kamu selalu make-up?" tanya Om David dan menaruh kepalanya di pundak Mommy siska.
"Ya kan biar cantik, terus biar kamu juga gak nengok cewe lain yang lebih cantik dari aku," ucap Mommy Siska sambil memoleskan lipstik di bibirnya.
"Kamu gak perlu make-up sayang, kamu udah cantik. Yang ada ntar kamu malah banyak yang suka," ucap Om David memeluk Mommy Siska posesif.
"Gak usah cemburuan napa? inget umur," cibir Mommy Siska.
'Cup'
"Gak usah mencibir bisa kan?" tanya Om David dan mencium pipi Mommy Siska.
"Kamu ini ya, maen nyosor-nyosor aja! inget belum halal," ucap Mommy Siska dan memberontak untuk lepas dari dekapan Om David.
"Bentar lagi juga halal, dan jangan coba-coba kamu buat kabur sayang," ucap Om Dave yang terdengar begitu sensual di telinga Mommy Siska.
Om Dave mulai mengunci pergerakan dari Mommy Siska, dan Om David memajukan wajahnya hingga beberapa senti lagi mereka akan ciuman. Tetapi itu semua digagalkan oleh teriakan baby Al yang meneriaki Mommy Siska dari bawah.
"MOMMYY," panggil baby Al dengan suara yang menggema.
Mau tak mau, Om Dave harus melepaskan Mommy Siska dari rengkuhannya.
"Makanya jangan kebablasan, bye sayang," ucap Mommy Siska mengejek calon suaminya. Dan pergi meninggalkan Om David untuk menghampiri baby Al.
Om David yang mendengarkan ucapan Mommy Siska hanya terkekeh pelan.
Tanpa mereka sadari ada yang mengawasi mereka dari pojok kamar.
"Kapan ya gua bisa gitu sama doi gua, masa gua kalah sama yang tua," ucap Kuntilanak yang berdiri di pojokan.
Yaps Kuntilanak, dan si Poci (jika lupa ada di part cerita Aqila season satunya) semenjak kejadian di mansion Fernandes. Mereka jadi dekat dan menjadi sahabat, mereka berdua pun diajak oleh Clara untuk ikut dengannya di mansion Mahendra yang kebetulan di depan mansion Mahendra ada sebuah pohon nangka yang besar.
"Segitu doang? halah gua aja belum pernah. Hiks," ucap Poci mendramatis.
"Tapikan kita gak punya doi," ucap Kuntilanak sendu.
"Iya juga sih," gumam Poci.
"Ah gua tau gimana caranya agar kita bisa punya doi," ucap Kuntilanak dengan antusiasnya.
"Apa caranya apa?" tanya Poci yang tak kalah hebohnya.
"Kita gatel sama cowo orang, biar bisa dapet doi."
Pletak!
Poci menjitak kepala Kuntilanak dengan keras hingga belatung keluar dari bola mata Kuntilanak.
"Heh! gak baik gitu. Gak apa-apa kita jelek yang penting kita gak gatel sama cowo orang," ucap Poci so bijak.
"Hah kita? lo aja kali yang jelek gua mah kagak," ucap Kuntilanak dan menghilang entah kemana kaya mas ex :v
"Dasar setan!" ucap Poci.
"Lah kan dia emang setan, dah lah mending gua pergi juga. Goblom lama-lama mikirin setan," ucap Poci dan tring jadi Babi, eh gak deh menghilang maksudnya.
Tring Poci dan Kuntilanak kembali lagi ke tempat semula.
"Lah kok balik lagi kita?" tanya Kuntilanak terheran-heran.
"Lah iya juga ya, apa masih ada yang penasaran sama kita?" ucap Poci yang malah nanya balik.
"Kayanya sih iya, mungkin penasaran gimana lo bisa jitak pala gua padahalkan tangan lo di iket," ucap Kuntilanak masuk akal juga.
"Lah iya ya, kok gua baru sadar," gumam Poci tapi masih didengar oleh Kuntilanak.
"Itu karena lo goblok," ucap Kuntilanak dan kembali menghilang.
"Goblok kok bilang goblok," cibir Poci dan ia pun ikut-ikutan menghilang.