IDOLAKU JODOHKU

"Sini!" Ucap Rayzell lagi.

Kemudian Hana berjalan mendekat ke arah Rayzell. Di saat Hana sudah dekat Rayzell menarik tubuh Hana dalam pelukannya. Membuat Hana sedikit kaget karena mereka sedang berada di kantor.

"Kak ini di kantor, ntar ada yang liat." Ucap Hana lirih kemudian berusaha melepas pelukan Rayzell tapi sia-sia saja.

"Bentar ngisi chakra dulu biar nanti kuat kerjanya." Ucap Rayzell dengan tersenyum mesum.

"Modus!" Rayzell tergelak mendengar ucapan Hana.

"Kamu tuh ya, pagi-pagi udah ngomel tanpa jeda gitu. Membuatku gemas ingin memelukmu Sayang."

"Aku tuh ngga sedang ngomel Pak, tapi sedang membacakan agenda Bapak." Kesal Hana.

"Haha iya-iya, jangan cemberut gitu dong. Sini Aku cium yang cemberut ini." Rayzell kemudian mencium Hana bertubi-tubi. Hingga membuat Hana semakin kesal saja.

"Udah ah modus mulu."

"Ini namanya bukan modus Sayang, tapi transfer chakra!" Rayzell kemudian terbahak-bahak melihat ekspresi Hana yang sangat menggemaskan menurutnya.

"Ya sudah, Saya permisi dulu Pak. Mau menyiapkan berkas yang di bawa meeting nanti." Hana kembali bersikap profesional lagi.

Rayzell hanya menggeleng kepala melihat Hana yang bersikap formal kepadanya. Ia merasa senang karena mendapat Vitamin di hari yang masih pagi ini.

********

Tak terasa satu bulan sudah Hana dan kedua sahabatnya menjalani masa magang mereka. Mereka selalu menghabiskan akhir pekan dengan acara nongkrong di cafe tempat biasa mereka bertemu. Menceritakan pekerjaan dan kesibukan mereka dalam menghadapi atasannya.

Fida ternyata bekerja di perusahaan milik Ardhan, dan Ardhan selalu menghampiri Fida di ruangannya bila jam makan siang tiba. Ia juga terkadang menyuruh Fida hanya untuk membuatkan kopi untuknya.

Arshima juga di pusingkan dengan tuntutan Rendra, yang selalu menyuruh Arshima untuk mengerjakan tugasnya dengan sempurna tidak boleh ada kesalahan sedikit pun. Hingga membuat Arshima sering lembur dan tidak bisa bertemu Hana walau mereka di dalam perusahaan yang sama.

Sementara Hana juga di sibukkan dengan mempelajari materi-materi yang Rayzell berikan di sela kerjanya. Ia seperti mendapat pelajaran khusus dari sang CEO. Rayzell benar-benar mengajari Hana untuk mandiri bila memimpin perusahaannya kelak, tidak bergantung dengan orang lain. Seperti hal yang ia lakukan selama ini.

Hubungannya dengan Rayzell juga semakin mesra saja, terkadang mereka terlihat beberapa kali pulang bersama. Namun para karyawan tetap tidak mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya. Yang mereka tahu Hana adalah sekretaris magang bos mereka.

Hana tidak menemukan ada yang aneh dalam hubungannya dengan Rayzell. Karena mereka saling bercerita kegiatan mereka bila bertemu ataupun di sambungan telefon. Tetapi Hana masih belum mengetahui kehidupan malam calon suaminya dulu. Yang ia tahu hanya banyak wanita yang menggilai seorang Rayzell Ferdinan.

Hingga tibalah waktu disaat Hana dan juga Sahabatnya berada di Mall tempat biasa melemaskan kaki mereka hanya untuk sekedar jalan-jalan atau menonton di bioskop yang berada di gedung Mall tersebut. Karena mereka bukanlah gadis-gadis yang suka berbelanja ini itu bila tidak di perlukan.

"Eh gaes.. Nonton film yuk!" Seru Hana saat berada di dalam mobil.

"Iya ya kita udah lama ngga nonton film gegara kegiatan magang menyebalkan itu." Gerutu Arshima dengan wajah cemberut.

"Emang ada film yang baru keluar?" Tanya Fida sambil menatap lurus ke depan. Karena ia sedang mengemudikan mobilnya membelah jalanan menuju ke arah Mall ternama di kota J tersebut.

Mereka bertiga sedang menikmati akhir pekannya. Karena merasa lelah dengan kegiatan magang, mereka memutuskan untuk jalan-jalan di Mall untuk menghilangkan kejenuhan mereka.

"Sebentar gue lihat dulu." Hana melihat jadwal film yang akan tayang malam ini melalui ponsel pintarnya.

"Kayaknya ngga ada deh kalo film romantis Na." Saut Arshima.

"Nih ada!! Noh liat!!" Hana memperlihatkan layar ponselnya kepada Arshima.

"Ya udah kita kesana sekarang." Timpal Fida. Melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Tapi tuh film ngga banyak adegan 'itu' nya kan?" Tanya Arshima bergidik ngeri.

"Palingan cuma ciuman doang." Celetuk Hana yang sudah terbiasa dengan adegan itu. Karena Rayzell hampir setiap hari mengajari Hana adegan 'itu'.

"Maksud gue itu b***!!" Seru Arshima sambil mendorong kepala Hana.

"Shima sayang.... Itu hanya ciuman doang!! Masak lo udah ngeri sih? Rasanya enak tau bikin candu dan ngga mau berhenti." Ucap teman durjana yang tak ber filter.

"Somplak juga nih anak semenjak tunangan sama mantan idolanya." Arshima kembali memukul lengan Hana.

"Emang kerjaan lo tiap hari 'ituan' mulu sama si bos. Nah sementara kita? Ngejalin hubungan sama cowok aja belum pernah. Ntar kalo kita pingin sama siapa coba?" Sambung Arshima.

"Makanya manfaatin tuh kecantikan kalian, jangan cuma boleh diliat aja tapi tak boleh di pegang." Petuah yang tak berfaedah dari teman durjana.

"Nih anak belagu banget, mentang-mentang udah laku." Arshima semakin kesal saja.

"Lah emang gue udah laku." Sombongnya. Membuat Arshima menjentikkan jarinya ke kepala Hana.

"Kalo bukan sahabat gue, udah gue lempar lo dari sini." Geram Arshima, ingin sekali ia melempar sahabatnya itu keluar dari mobil.

Fida yang dari tadi hanya diam mendengarkan ocehan para sahabatnya, menatap lurus ke depan di kursi kemudi nya. Kemudian menggelengkan kepala saat perdebatan itu terus berlanjut hingga mereka sampai di area parkiran Mall ternama di kota J tersebut.

Dengan melangkah yang sedikit centil, mereka bertiga masuk kedalam Mall dengan penuh percaya diri. Banyak mata yang memandang ke arah mereka. sadar akan menjadi pusat perhatian, mereka berjalan dengan wajah yang di angkat menatap lurus ke depan.

"Kita kemana dulu gaes?" Tanya Arshima.

"Nonton dulu lah, nih kurang lima belas menit lagi film akan di putar. Setelah nonton baru kita cuci mata." Sarkas Hana.

"Oke lets gooo!!" Seru Arshima.

Mereka berjalan menuju arah ke bioskop. Sebelum masuk tak lupa membeli popcorn dan juga minuman.

Mereka memilih duduk di barisan tengah, karena di bagian belakang sudah penuh dengan pasangan-pasangan yang penuh kasmaran. Bagaimana tidak kasmaran bila sudah duduk saja masih berkelanjutan manja di lengan pasangannya.

Benar saja, saat film berlangsung beberapa menit. Adegan 'itu' sudah terpampang jelas di layar bioskop, membuat Arshima dan Fida terdiam kaku. Mata mereka kembali ternoda lagi. Lain hal dengan Hana yang terlihat cuek dan biasa saja.

Saat mereka di kejutkan dengan adegan 'itu' yang muncul beberapa kali dalam film itu, Arshima terlihat lebih terkejut lagi saat matanya menangkap sosok yang ia kenal berada di barisan kursi mereka yang sedikit jauh. Dan yang membuat ia lebih syok adalah orang yang bersama dengan orang yang di kenalnya. Ia berusaha bersikap biasa sebelum ber amsumsi negativ dengan apa yang ia lihat.

***Habis ini drama-drama an dulu ya gengs

Biar keren kayak di ikan terbang🤭

Happy Reading😘

Lee_yuta***