NovelToon NovelToon
Ikatan Takdir

Ikatan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Anak Haram Sang Istri
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Perjalanan hidup Kanaya dari bercerai dengan suaminya.
Lalu ia pergi karena sebuah ancaman, kemudian menikah dengan Rafa yang sudah dianggap adiknya sendiri.
Sosok Angela ternyata mempunyai misi untuk mengambil alih harta kekayaan dari orang tua angkat Kanaya.
Selain itu, ada harta tersembunyi yang diwariskan kepada Kanaya dan juga Nadira, saudara tirinya.
Namun apakah harta yang di maksud itu??
Lalu bagaimana Rafa mempertahankan hubungannya dengan Kanaya?
Dan...
Siapakah ayah dari Alya, putri dari Kanaya, karena Barata bukanlah ayah kandung Alya.

Apakah Kanaya bisa bertemu dengan ayah kandung Alya?

Lika-liku hidup Kanaya sedang diperjuangkan.
Apakah berakhir bahagia?
Ataukah luka?

Ikutilah Novel Ikatan Takdir karya si ciprut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi Rafa

Keraguan itu menghantam Rafa justru saat rencana hampir matang.

Ia berdiri di dalam mobil, menatap jendela rumah sakit dari kejauhan. Lampu ICU menyala terang—terlalu terang untuk seseorang yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Nama Nadira kembali terngiang, bukan sebagai “kunci dokumen” atau “kakak tiri Kanaya”, melainkan sebagai pasien kritis.

“Apa kita terlalu memaksa?” suara Rafa parau ketika akhirnya bicara pada Ardi melalui sambungan kecil di telinganya. “Kalau dia dipindahkan sekarang… satu kesalahan saja bisa menghentikan napasnya.”

Ardi terdiam sejenak. Untuk pertama kalinya, ia tak langsung menjawab dengan logika.

“Secara medis,” katanya akhirnya, “memindahkan pasien ICU selalu berisiko. Apalagi Nadira masih belum stabil sepenuhnya.”

Rafa mengepalkan tangan. Seluruh rencana brilian itu tiba-tiba terasa kejam.

Ia membayangkan Kanaya.

Bagaimana jika Kanaya tahu bahwa demi melindunginya, Rafa mempertaruhkan nyawa kakaknya sendiri?

“Aku tidak mau menyelamatkan rahasia dengan mengorbankan manusia,” ucap Rafa lirih. “Kalau Nadira mati di tangan kita… aku tidak akan bisa memaafkan diri sendiri.”

Ardi menarik napas panjang. “Masalahnya, kalau kita tidak menyelamatkannya, Angela atau penyuruhnya akan melakukannya dengan cara yang jauh lebih buruk. Mereka tidak peduli Nadira hidup atau mati.”

Kalimat itu menusuk.

Rafa memejamkan mata. Pilihan-pilihan itu sama-sama gelap.

Menyelamatkan Nadira sekarang berarti:

risiko medis tinggi

kemungkinan gagal

dan Rafa harus hidup dengan akibatnya

Tidak menyelamatkan Nadira berarti:

Nadira tetap jadi sandera tak terlihat

kunci dokumen bisa diambil paksa

Kanaya akan berada dalam bahaya lebih besar

Rafa menunduk, suaranya hampir berbisik,

“Kalau ibuku masih hidup… apa yang akan dia lakukan?”

Jawabannya datang tanpa suara:

ia akan melindungi manusia dulu, baru kebenaran.

Rafa membuka mata.

“Kita tidak pindahkan Nadira,” katanya akhirnya. “Belum.”

Ardi mengernyit. “Lalu rencananya?”

“Kita amankan ruangnya, bukan tubuhnya,” jawab Rafa tegas. “Kita jadikan ICU itu benteng. Kita lindungi Nadira di tempat dia paling aman secara medis—sambil memotong akses siapa pun yang ingin memanfaatkannya.”

Ardi terdiam, lalu mengangguk perlahan.

“Itu lebih berisiko secara operasional… tapi paling manusiawi.”

Rafa menatap rumah sakit itu sekali lagi.

“Kalau Nadira harus selamat,” katanya pelan,

“maka dia selamat bukan karena rahasia yang ia bawa—

tapi karena ia berhak hidup.”

Dan di saat Rafa mengambil keputusan itu,

di lorong ICU, Nadira mengerang pelan—

seolah tubuhnya sendiri merespons keputusan yang akhirnya memihak hidup.

Pengamanan itu dimulai tanpa suara—tanpa seragam baru, tanpa perintah resmi, tanpa satu pun tanda yang mencolok.

Rafa memilih cara paling aman: mengubah sistem dari dalam.

Malam itu, satu per satu orang kepercayaannya masuk ke rumah sakit dengan peran berbeda. Tidak ada yang datang bersamaan. Tidak ada yang saling menyapa.

Seorang pria paruh baya masuk sebagai konsultan sistem IT—ia langsung menuju ruang server, mengganti akses kamera di koridor ICU. Bukan mematikan kamera, melainkan menduplikasi tayangan ke monitor cadangan milik Rafa. Semua yang bergerak di sekitar ICU kini terlihat olehnya.

Di sisi lain, seorang perempuan muda bergabung sebagai perawat pengganti shift malam. Datanya bersih—karena memang ia perawat sungguhan, pernah ditolong keluarga Rafa bertahun-tahun lalu. Dialah yang memastikan obat Nadira tetap sesuai, tak ada penambahan, tak ada pengurangan.

Ardi mengawasi dari jarak jauh, suaranya rendah di alat komunikasi.

“Zona steril mulai terbentuk. Akses non-medis kita batasi perlahan.”

Rafa sendiri tidak masuk ke ICU. Ia tahu, kehadirannya terlalu berisiko. Ia memilih duduk di mobil, dua blok dari rumah sakit, menatap layar-layar kecil yang menampilkan lorong, lift, dan pintu ICU 317.

Pengamanan itu tidak keras—ia halus.

Jadwal kunjungan diubah dengan alasan medis.

Nama “kerabat jauh” yang dulu dipakai Angela dihapus diam-diam dari daftar.

Dua petugas keamanan tambahan ditempatkan, tapi dengan seragam rumah sakit, bukan hitam mencolok.

Jika ada yang bertanya, jawabannya selalu sama:

“Protokol pasien kritis.”

Di dalam ruang ICU, Nadira terbaring tenang. Monitor berdetak stabil. Untuk pertama kalinya sejak lama, tubuhnya tidak diganggu oleh tangan-tangan asing.

Perawat pengganti itu menunduk pelan, berbisik hampir tak terdengar,

“Kamu aman malam ini.”

Di saat yang sama, Angela mencoba mengakses lantai ICU menggunakan kartu lamanya.

Ditolak.

Ia mencobanya lagi. Tetap ditolak.

Alis Angela berkerut. Ini bukan kesalahan sistem. Ini perubahan kendali.

Seseorang telah mengambil alih—tanpa menyatakan perang, tanpa menantang langsung.

Di mobilnya, Rafa menutup mata sejenak saat Ardi melapor,

“ICU terkunci dari pengaruh luar. Untuk sementara… Nadira aman.”

Rafa menghembuskan napas panjang.

Ia tahu ini belum akhir.

Ini baru awal penjagaan.

Karena cepat atau lambat,

Angela akan sadar—

dan orang di belakangnya tidak akan tinggal diam.

Namun malam itu, untuk satu malam yang langka,

hidup Nadira dilindungi bukan oleh rahasia,

melainkan oleh orang-orang yang memilih kemanusiaan lebih dulu.

***

Angela berdiri di depan pintu ICU dengan wajah yang tetap tenang—terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja ditolak masuk.

Ia menempelkan kartu aksesnya sekali lagi.

Lampu merah menyala.

Access denied.

“Pasti ada kesalahan,” katanya pada perawat jaga, suaranya lembut tapi menekan.

Perawat itu menatap layar tablet. “Maaf, Bu. Nama Anda sudah tidak terdaftar sebagai pengunjung pasien. Instruksi dokter.”

“Dokter yang mana?” Angela menyipitkan mata.

“Dokter penanggung jawab baru,” jawab perawat singkat. “Keputusan medis.”

Itu kata kunci yang tak bisa Angela lawan. Medis. Resmi. Bersih.

Angela mundur selangkah. Dadanya naik turun pelan. Ia menoleh ke sekeliling—kamera tetap menyala, petugas mondar-mandir dengan ritme yang tak biasa. Terlalu rapi. Terlalu terkontrol.

Seseorang telah mengambil alih ICU.

Ia tahu siapa.

Angela berbalik menuju lift. Begitu pintu tertutup, ekspresinya runtuh sesaat. Ponselnya langsung bergetar—pesan dari penyuruhnya.

“Kenapa kamu belum dapat kunci dokumen?”

Angela mengepalkan ponsel.

“Karena Nadira sekarang dikunci hidup-hidup,” gumamnya.

Ia membalas singkat:

“Akses ditutup total. Ada tangan lain yang masuk. Bukan rumah sakit.”

Balasan datang cepat, dingin.

“Temukan celah. Atau kamu yang akan menjadi celah.”

Lift berhenti. Pintu terbuka.

Angela melangkah keluar dengan wajah kembali datar. Namun di dalam kepalanya, alarm berbunyi keras. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar kehilangan kendali atas satu aset terpenting.

Ia tahu ini bukan sekadar pengamanan.

Ini peringatan.

Di mobilnya, Rafa menatap monitor ketika Ardi melapor,

“Angela mencoba masuk. Ditolak.”

Rafa mengangguk pelan. “Bagus. Jangan provokasi. Biarkan dia tahu… pintu itu tertutup.”

Angela menyalakan mesin mobil, matanya menatap lurus ke depan.

Jika ia tak bisa menemui Nadira,

maka ia harus membuat Nadira keluar—

atau memancing orang-orang yang melindunginya untuk muncul ke permukaan.

Permainan berubah lagi.

Dan kali ini, Angela tidak lagi berada di posisi mengatur—

melainkan terdesak.

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
cwrdik juga ya lawanya
kira2 gmn akhir dari kisah ini
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ya ya ya selalu seoerti itu di gantung tanpa harapan 🙈🙈
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hisss mumet aq
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
apa sih sebenarnya ini aq kok makin piyeee gono
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd angela akan mati kah
hahh jd anak itu anak siapa alya kok bisa kanya sma barata dan kok bisa alya hamil hadeh kepingan puzel yg bener2 rumit tingkat dewa 🤣🤣🤣🤣
Perushaa
makin buat aku bertanya, arahnya kemana
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
lha jd ada flash back nya g kk thor
jawaban dr alya anak dia bukan kira2 kasih flash back nya kapan 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh ttp ada ya
total 2 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
jd barata malah berkorban gtu ka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: bisa jadi
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadeh mumet bacanya apa sih sebenernya yg bikin rumit 🤣🤣🤣
Perushaa
Cerita ini itu rekomend, bangettttt! Penuh misteri, teka-teki, menengangkan. Serasa kita di ajak untuk bermain menjadi detektif.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт: terimakasih mbak Bening
total 1 replies
Perushaa
makin horor dan penuh tanda tanya
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hadehhh ini makin lama makin menyinpan misteri aja 🤭
Perushaa
makin horor, makin misteri
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
rumit sekalin
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
hahh ini kek baca kasus lama tp kasus apa ya apakah ininkaitan dengan mafia atau gmn sih
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
angela maju kena mundur kena jadi apa sebenarnya ini kenapa kek blm terurau apa yg di buru nya ish pusing deh 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : ohh gono yo
total 2 replies
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅
mumet thor
jane apa.sih iki 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶᴳᴿ🐅 : mumet apa yg di buru sebenarnya sih
total 2 replies
Perushaa
makin rumit, makin misteri
ini cerita gak tembus retensi, keterlaluan si LUN itu gak bantu promosiin 😤😤😤
Perushaa: emang minta di santet dukun jombang si lun
total 3 replies
Perushaa
aduh makin banyak teka-teki. bikin penasarannnn

ini bukan genre konflik etika, tetapi horor/ misteri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!