Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 24
Pagi menjelang, Rosanda segera bangun saat tak ada seseorang disampingnya, mungkin sudah terbiasa, beberapa Minggu hidup bersama dengan Regan membuatnya merasa tak nyaman jika di tempat tidur hanya sendirian, walaupun setiap malamnya tak pernah terjadi apapun dengan keduanya.
Saat Rosanda keluar melewati pintu penghubung balkon, disana rupanya dia bisa melihat keberadaan Regan, duduk bersila dengan wajah yang tenang seakan tak tergoyahkan.
Ada senyuman tipis yng tersimpan, dan dengan gerakan ringan Rosanda melakukan aksinya, menyerang Regan dengan tiba-tiba.
Tenang tapi pasti, Regan seketika menangkap sesuatu yang sekiranya membahayakan dirinya, insting nya tajam dan tepat, hingga membuat Rosanda terpelanting ke samping.
Aksi berikutnya keduanya saling bergelut, Rosanda yang tak mau menyerah dan dengan kemampuannya berusaha melumpuhkan Regan, sementara Regan saat ini hanya butuh untuk bertahan.
"Masih terlalu lambat dan kurang senyap" ucap Regan kemudian menyudahi gerakan Rosanda dengan menariknya dalam pelukan yang erat.
"Masih payah" gumam Rosanda seakan kecewa dengan kemampuannya.
"Tidak, perkembangan yang lumayan untuk waktu yang masih singkat ini" jawab Regan lalu melepaskan Istrinya yang nampak tak nyaman.
"Ck, mungkin aku kurang keras melatih diriku"
"Hanya kurang fokus saja, jangan terlalu memikirkan sakit hati dan dendammu, itu akan memakan tenaga dan pikiranmu honey"
Rosanda terdiam, merenungkan apa yang dikatakan dengan duduk di lantai balkon bersama dengan Regan yang sekilas lalu menatap dirinya.
"Terlalu sakit, pengkhianatan, dan rencana busuk yang mereka semua lakukan, bahkan mungkin pembunuhan Sella, apa menurutmu aku bisa membiarkan semua itu begitu saja?, kalau aku bisa protes, apa salahku hingga harus menerima semua ini?"
"Akan ada maksud baik dari semua takdir yang kita jalani" jawab Regan.
"Dan aku tak melihat maksud baik itu" sahut Rosanda.
"Bertemu dengan ku?" Regan kembali menatap Rosanda dengan senyuman.
"Oh Tuhan, aku bahkan ingin menghindari mu Regan"
"Ehem, bisa memanggilku dengan benar?, Aku suami mu sekarang"
Rosanda memutar matanya sambil beranjak dari tempatnya, mandi dirasa sangat pas untuk menyegarkan pikirannya, daripada harus meladeni perdebatan Regan soal panggilan.
Regan melanjutkan sisa latihannya, melakukan gerakan ringan dan lincah untuk meregangkan otot-otot nya, hingga akhirnya melihat wanita yang sekarang menjadi istrinya sudah kembali rapi dengan wajah segarnya.
Ada senyuman, saat Rosanda terlihat mencuri-curi pandang ketika Regan membuka baju atasnya saat menuju ke bathroom.
"Dasar me-sum" ucap Rosanda ketika Regan sengaja mengedipkan satu matanya sebelum menutup pintu.
Ada debaran yang tiba-tiba dirasakan, sesaat kemudian tanpa disadari tangan Rosanda menahan dadanya.
"Apa ini, my God" Rosanda segera menghilangkan isi pikirannya yang sedikit kotor kerena sempat menatap tubuh Regan.
Mereka akhirnya berpisah, Regan bertemu dengan teman bisnisnya, melakukan rapat penting di ruangan khusus yang ada di hotel itu bersama dengan para petinggi perusahaan yang akan bekerjasama.
Sementara itu Rosanda tak mau menyia-nyiakan kesempatan, melatih dirinya sendiri tanpa ada Regan mendampingi, pikirannya berusaha sekuat tenaga berkonsentrasi, walau sangat sulit, akhirnya Rosanda mampu melakukan satu gerakan dengan lompatan yang cukup tinggi.
Puas akan hasil yang di dapati, Rosanda berteriak kencang, seolah hatinya begitu senang.
Tanpa di sadari, apa yang dilakukannya terpantau oleh mata Regan yang sengaja memilih tempat duduk yang bisa sekaligus melihat kearah kamar hotel yang di tempati nya.
*
*
Hari ke dua di kota asing, Siang yang mendung membuat Regan memanfaatkan untuk mengajak Rosanda berjalan-jalan ke pinggiran pantai.
"Bagaimana?" tanya Regan.
"Nanti malam kita akan bertarung" jawab Rosanda.
Regan tertawa lirih, melihat semangat dari wanita yang masih setia menemaninya berjalan berdampingan.
"Yakin, sudah siap?" tanya Regan.
"Bisa di bilang begitu"
"Jika aku yang menang?" tanya Regan.
"Kamu pasti tetap menang, bagaimana kalau kita rubah, jika aku berhasil memberikan pukulan padamu?" jawab Rosanda.
"Hem, boleh, jika kau berhasil menyentuhku dengan serangan mu, kau bisa minta apapun" ucap Regan.
"Apapun?" tanya Rosanda.
"Iya, apapun"
"Misalkan akun ingin kembali ke negaraku dengan_"
"Dengan apa?, status yang dulu?" tanya Regan.
Victoria mengangguk pelan, dan bahkan terlihat samar, namun Regan bisa melihat semua itu, lalu menghela nafasnya.
"Akan aku kabulkan"
"Benarkah?" tentu saja Rosanda terkejut.
"Namun namamu bukan lagi Victoria, tetap Rosanda, dengan status yang bukan istri seorang Regan lagi, itu kan yang kamu mau?"
Rosanda terdiam, menghentikan langkahnya, sedangkan Regan masih terus melangkah seolah tak peduli dengan wanita disampingnya, dia sadar, jika perasaan tak bisa di paksakan, batin Regan.
Akhir dari perjalanan siang itu, di sebuah restoran yang berada dipinggiran pantai, sangat indah dan terasa sejuk dengan angin tak seberapa kencang.
Keduanya memilih makanan, baik Regan maupun Rosanda memilih makanan kesukaan masing-masing, Rosanda mengerti jika Regan mungkin telah terluka dengan kata-katanya.
"Maafkan aku" ucap Rosanda.
"Untuk?"
"Untuk keinginan ku yang tak tau diri, dan jika kamu keberatan, aku tidak akan melakukannya kalau kamu menolaknya" ucap Rosanda.
"Aku tidak keberatan, karena aku lebih tidak suka jika seseorang berada di dekatku karena terpaksa"
Terdiam, Rosanda tak punya perkataan lagi yang bisa diucapkan, mereka akhirnya berkonsentrasi menikmati hidangan lezat di sore hari.
Saat malam menjelang, Regan sudah bersiap di pinggiran pantai yang cukup sepi, ada satu lampu remang-remang yang menyinari, dan hanya suara ombak yang mendominasi.
Entah kenapa hati Rosanda terasa berat, mungkin karena perkataannya, atau respon Regan yang dikira akan menolak tapi malah menerima permintaan nya.
"Siap?" tanya Regan.
"Hem" Rosanda mengangguk.
"Kerahkan semua kekuatanmu, ingat untuk selalu berkonsentrasi, saat ini fokus untuk menyerang ku saja, mengerti?"
"okey" jawab Rosanda.
Regan menyerang lebih dulu, Rosanda yang telah bersiap segera melakukan gerakan dengan sikap untuk menghadang ataupun bertahan.
Tehnik yang dulu dimiliki sudah mulai di kuasai, Rosanda mengingat semua luka dan kematian putrinya, serangannya semakin cepat dan Regan menyadari hal itu.
Hingga di titik tertentu, Rosanda mengingat satu tehnik yang tiba-tiba saja reflek menguasai tubuhnya, dengan tenaga yang dimiliki melesat cepat hingga menghantam Regan.
Satu pukulan, Regan sampai mundur beberapa langkah untuk bertahan, dan akhirnya latihan di hentikan.
Ada senyuman bahagia dari Regan, rupanya seperti yang diinginkan, Rosanda telah kembali seperti dulu dalam menguasai kekuatan di tubuhnya.
"Bagus Rosanda, kau berhasil" ucap Regan yang sebenarnya harus bahagia atau justru sebaliknya, namun senyuman di tunjukkan tulus olehnya.
Rosanda pun tersenyum senang, dan begitu saja lari menghampiri Regan dan memeluknya.
Regan terkejut dalam diam, membiarkan sejenak apa yang dilakukan oleh Rosanda, tangannya membalas pelukan itu dengan lembut.
"Aku berhasil Regan!" teriak Rosanda begitu senang.
Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.
Bersambung.