Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Menjemput Nurma
Nurma yang rencananya mau pulang jam sembilan pagi mundur hingga siang karena dia menunggu Rizal menjemputnya saat istirahat di jam makan siang.
“Sayang, kok lama banget sih datangnya” Ucap Nurma dan bergelayut manja pada Rizal yang baru datang di penginapan.
“Maaf ya sayang , tadi masih beli makanan buat kita. Kamu pasti lapar kan?” Tanya Rizal.
“Iya aku lapar banget sayang, tadi pagi cuma sarapan nasi uduk aja. Oh ya kamu bawa apa itu?” Tanya Nurma.
“Bawa nasi padang, tadi aku belinya di tempat langganan kamu” jawab Rizal dan menunjukkan bungkusan di tangannya.
“Hmm baunya enak banget, ayo makan dulu” ajak Nurma dan mengangkat bungkusan itu.
Rizal kini mengikuti langkah Nurma masuk ke dalam penginapan, dia duduk di kursi yang ada di kamar tersebut.
Nurma mengambil piring rotan dan sendok yang di sediakan oleh pihak penginapan.
Mereka makan dengan sangat lahap, bahkan Rizal juga menyuapi Nurma dengan makanan miliknya.
“Enak kan sayang?” Tanya Rizal.
“Enak banget dong, apalagi kamu yang nyuapi enaknya dobel” Jawab Nurma.
“Jelas dong, sayang kamu kemarin saat di Bandung seingatku gak minum pil KB ya malam itu?” Tanya Rizal.
Nurma langsung melotot dan berdiri serta membuka tasnya yang ada di atas ranjang, dia melihat isi pil kb miliknya ternyata memang di hari itu dia tak meminum pil kb miliknya.
“astagaa, aku gak minum mulai hari sabtu kemarin” Ucap Nurma.
“Kenapa bisa lupa sih sayang?” Tanya Rizal.
“Maaf sayang, habisnya kemarin waktu baru datang kamu main hajar aja sampai aku kelelahan dan lupa gak minum deh. Besok nya juga gitu” Jawab Nurma.
Apa yang di katakan oleh Nurma memang benar, selama di Bandung mereka saling meluapkan naf-su dengan menggebu-gebu.
“Kalau kamu hamil gimana?” Tanya Rizal mulai frustasi dan melipat bungkus nasinya yang sudah habis isinya.
“Ya kamu harus nikahin aku!” Jawab Nurma.
“Lantas apa Alina mau di madu?” Tanya Rizal.
“Siapa bilang aku mau jadi istri kedua kamu? Kamu ceraikan Alina jika aku hamil, karena ini anakmu” Jawab Nurma.
“Nanti aku fikirkan kembali, ayo kita pulang. Aku harus segera kembali ke kantor” Ucap Rizal.
“Kamu gak mau seneng-seneng sama aku dulu?” Tanya Nurma.
“Nanti malam saja sayang, aku beneran harus balik ke kantor nanti ada meeting penting” Jawab Rizal.
“Oke deh, nanti saat Alina pulang dia akan ku buatkan jus agar tubuhnya semakin sehat dan semakin terlelap dalam mimpi” Ucap Nurma.
“Iya sayang, obat tidurnya masih banyak kan?” Tanya Rizal.
“Aman sayang, aku kemarin habis beli lagi soalnya tinggal sedikit stoknya” Jawab Nurma.
“Bagus sayang, jangan sampai kita kehabisan stok” Ucap Rizal.
“Iya sayang, sebentar ya aku ganti baju dulu” Ucap Nurma dan mengganti pakaiannya, karena dia hanya mengenakan baju tidur siang ini.
Rizal mengangguk dan membuka ponselnya, adiknya mengirim pesan mengucapkan terimakasih karena sudah memberikan uang untuk biaya kuliahnya.
[kalau butuh apa-apa langsung hubungi mas saja, jangan sungkan Nia] Balas Rizal.
Kini Nurma sudah siap mengenakan one set miliknya berwarna merah maroon sangat kontras dengan kulit Nurma yang berwarna putih bersih.
“Sibuk balas pesan sama siapa sih?” Tanya Nurma dan mendekat ke arah Rizal dengan membawa tas miliknya.
“Oh ini Sania sayang, kamu cantik sekali sih” Jawab Rizal.
“Jelas dong, apalagi aku selalu bahagia setiap bersama dengan kamu. Membuatku semakin merasa cantik” Ucap Nurma.
“Bisa aja kamu sayang, ayo kita pulang. Nanti malam kita lembur lagi” Goda Rizal dan mencium pipi Nurma.
Saat mereka keluar dari penginapan, ada yang melihat kebersamaan mereka berdua.
“Loh itu bukannya bu Nurma dan suami Alina” Ucap bu Ratih pada suaminya.
“Eh iya bu, astagfirullah kok mereka terlihat seperti sepasang kekasih” Jawab suaminya.
“Apa jangan-jangan mereka selingkuh ya mas” Ucap Bu Ratih.
“Huss kita cukup tahu saja bu, jangan sampai keceplosan bertanya atau cerita ke tetangga ya” Jawab Hasan suami Ratih.
“Tapi kasihan Alina mas kalau gitu” Ucap Ratih.
“Sudah lah lama-lama bangkai akan tercium juga serapat apapun menyimpannya” Jawab Hasan.
“Iya juga ya mas” Ucap bu Ratih.
Mereka kebetulan sedang membeli rujak buah di depan penginapan, jadi dengan jelas melihat Rizal dan Nurma keluar dari penginapan dengan sangat mesra.
Setelah mengantar Nurma ke rumah, Rizal langsung melajukan mobilnya ke kantor karena dia harus meeting.
🙏🙏👍👍👍