NovelToon NovelToon
Cinta Milik Sang Pewaris

Cinta Milik Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Dokter Genius / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: lian14

"umurku 26 tahun, jika ingin melakukan seks knpa memang walau hanya main main, Tak semua seks itu dengan perasaan serius" sahut Jovanka ketus. Sean cukup tercekat mendengarnya, bahkan terdiam, hanya tangannya semakin erat mencengkram pinggang Jovanka tanda bahwa emosinya mulai terpancing. "Kau telat sekali ingin memulai di umur 26 tahun" ejek Sean, . "Tidak ada yang telat jika menyenangkan" ucap Jovanka seolah membalas ejekan sean. "Jadi kau senang melakukan nya dengan ku?" tanya Sean dengan wajah yang sangat menyebalkan Skak, jovanka tidak Bisa berkata-kata lagi, " Bukan begitu jugaa" sahut jovanka gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain. **** "Astagaaaaaaa aku juga akan menjalani kontrak pernikahan" teriak Jovanka tak terima. "Jovanka, siapa tahu saat berjalannya waktu kalian bisa saling jatuh cinta" ucap Vivian ibunya dengan lembut. "Itu lebih tak mungkin lagi,! teriak jovanka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lian14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takut Geger Otak

" Ada apa " tanya Sean mendekat ke arah salsa dan jovanka karna Melihat mata salsa yang sembab sekaligus menahan langkah kaki Jovanka yang ingin pergi.

"dokter menyuapi ku makan, karna ibu belum datang" ucap salsa mencoba terlihat tenang menyembunyikan apa yang di ceritakan ya pada dokternya itu.

Aaahhh kenapa pakai acara datang sih, bukannya tadi lagi kerja dia kesal Jovanka dalam hati.

"Aku ingin bertemu teman ku dokter humaira, jadi sekalian menjenguk salsa" lapor Jovanka menyambung salsa walau terdengar kaku,

" Terimakasih" sahut Sean singkat, dia tidak berani terlalu banyak bicara, takut perempuan di hadapannya ini mengamuk kembali padanya.. Kalau di rumahnya  ya tidak masalah,jika mengamuk kan ada keluarganya, Tapi kalo mengamuk di sini, bahaya sekali bisa di acak acaknya ruangan ini fikir sean fikir Sean mengusap tengkuknya yang meremang.

" Kamu sudah makan?" Tanya Jovanka,pertanyaan yang tiba tiba saja meluncur bebas dari mulutnya. Ooooh Neptunus jovanka sejak kapan kau bicara basa basi yang sangat basi kesal jovanka menyesali pertanyaan nya dalam hati ,

" Belum, tadi belum sempat, " jawab Sean singkat kaku dan dingin

" kamu mau makan?" Tawar jovanka yang kembali di sesalinya jovanka hentikaaaannn untuk apa menawarinya makan teriaknya dalam hati

" aku akan makan nanti , " sahut sean mencoba sekuatnya untuk bersikap lembut karna dia memang tak pernah bersikap lembut pada orang lain meskipun perempuan, hal itu cukup membuat salsa meliriknya bingung tumben kak Sean lembut sekali bicara pada orang lain fikirnya.

Jovanka malah mengalihkan pandangannya menatap jam dinding " ini sudah terlalu lewat dari jam makan siang, aku bawa makanan , makan saja dulu" titahnya sambil berjalan ke arah sofa tamu di ruangan itu.

" Hei aku bisa makan nanti" sahut Sean menolak, " Makan sekarang!" Tegas Jovanka melotot ke arah sean yang langsung menghela nafasnya, menurut saja Sean dari pada dia tantrum lagi fikirnya.

Hal itu cukup membuat Salsa tersenyum tipis melihat jovanka dan kakaknya, baru kali ini ada yang bisa membuat kak Sean menurut begitu fikir salsa sambil memperhatikan Jovanka yang dengan telaten membuka makanan dan minuman yang di bawanya, Menyiapkan milik Sean dan milik nya, di ikuti Sean yang mendekat perlahan dan duduk di sofa berhadapan dengan nya, sesekali mencuri pandang ke arah wanita di hadapannya yang masih sibuk menata makanan di meja, 

dia sangat cantik, banyak perempuan cantik yang ku temui, tapi dia ini tercantik dan berbeda, tapi walaupun sangat cantik dia ini stress ucap Sean bermonolog dalam hati , yang dengan cepat mengalihkan pandangannya ketika Jovanka mengangkat kepalanya memandang Sean, "makan" titahnya

Sean dengan pelan meraih makanannya dan mulai menyuapnya dengan cepat,  begitupula Jovanka, mereka sama sama diam sampai beberapa kali suapan.

" Apa kamu juga mengunyah begitu cepat? " Tanya Jovanka yang masih menunduk menatap makanannnya, membuat Sean berhenti mengunyah, menengok ke kanan dan kirinya, " kau bicara dengan ku?" Tanya nya bingung,

" Apa ada orang lain yang makan selain kita?"  Balas jovanka bertanya balik

" Tidak ada" ucap Sean polos, dia benar-benar sedang sangat berhati-hati,kenapa seperti aku yang  trauma takut dia mengamuk fikirnya.

"Kau dan sekertaris samuel sama,saat makan ,kalian mengunyah sangat cepat seperti sedang lomba makan," ejek Jovanka sambil menyuap makanannya.

" Sudah terbiasa, aku sering makan bersama tuan muda, Kan tidak lucu jika aku makan lebih lambat dari bos ku" balas sean  .

" Tidak ada bos mu disini, makan lah dengan tenang" titah jovanka.

" Iya " sahut Sean menjawab singkat, iyakan saja dari pada dia mengamuk disini sambungnya dalam hati. .

"Tadi kau terkejut ya" tanya jovanka mencoba membahas kejadian tadi pagi membuat  Sean berhenti mengunyah sebentar " sedikit" sahutnya pelan, dia seolah sangat takut memancing kemarahan wanita di hadapannya itu .

" Maaf " lanjutnya singkat di sambut Jovanka yang tersenyum " seperti sedang lebaran saja , kita maaf maafan" sahutnya bercanda membuat Sean mengerutkan kening menatap tajam ke arah wanita di hadapannya itu " kau baik-baik saja? " Tanya nya menatap bingung

"Memangnya aku kenapa? " Sahut Jovanka ikutan bingung.

"Kau masih bisa bercanda ya" sahut Sean mengejek.

"Memang nya tidak boleh" ucapnya bingung.

"Boleh"  sahut Sean singkat, Sean jangan membuat masaalaaah ucapnya dalam hati setelah mengurungkan niatnya untuk mengejek Jovanka kembali. . Tadi dia mengamuk histeris mengerikan Sekarang sikapnya sangat baik dan ceria,Dia ini selain stress apa berkepribadian ganda juga fikir Sean.

"Kau sudah baik baik saja" tanya Sean lagi sesekali melirik ke arah jovanka.

"Aku memang baik baik saja" sahut Jovanka bingung.

"Iya" sahut Sean lagi sambil menyuap makanannya , iyakan saja pokoknya, dia mau bilang dia malaikat juga iyakan saja Sean, sekalipun kau liat dia seperti kesetanan tadi pagi sambungnya dalam hati

"tadi, seperti nya aku mengumpat mu ya?" tanya Jovanka hati hati.

"Iya "sahut Sean lagi membuat Mata jovanka langsung  membulat mendengarnya.

"Apa lagi yang ku lakukan?" tanya nya cepat pada Sean yang mengangkat kepalanya menatap jovanka lekat, benar benar stress,dia bahkan tak ingat apa yang di lakukannya gumamnya dalam hati. .

"Apa yang ku lakukan?" desak Jovanka lagi.

"Menampar pipiku dua kali" sahut sean, kembali membuat Mata indah Jovanka semakin membulat. "Apa lagi?"sahutnya cepat. "memukul kepala ku"  ucap Sean jujur.

Jovanka langsung berdiri berpindah duduk di samping Sean, Memegang wajah nya dan membolak balik nya, hingga Sean cukup terkejut ketika jovanka memegang wajahnya.

"Tidak ada yang cidera kan?" tanya nya khawatir pada Sean yang hanya diam terpaku menatap wajah cantik jovanka yang berada begitu dekat dengan wajahnya. "Kepala mu ?"tanya Jo mengusap lembut kepala Sean. "Hei Lihat ini lihat , berapa ini?"tanya nya kembali menaikan 2 jari tangannya, "Heh ayo bilang ini berapa?" Desaknya  pada Sean yang hanya diam. "Astaga apa otaknya tergoncang" ucap nya bermonolog panik, "Hei hei"  ucap Jovanka menepuk lembut pipi Sean yang langsung terkejut, 

"Ya" sahut Sean tersadar, "Coba,  coba perkenalkan dirimu sendiri" pinta  Jovanka semakin khawatir,

"Apa?" sahut Sean bingung, "Perkenalkan dirimu cepat!" ucap Jovanka yang khawatir melihat Sean seperti orang linglung. "Aku?" ucap Sean semakin bingung, "Hah, kau lupa siapa dirimu ?" Sahut Jovanka semakin panik, "Apa aku memukulnya dengan keras tadi " ucap Jovanka bicara sendiri, "Oh Tuhan, apa pukulan ku sangat keras" tanya nya pada Sean sambil mengusap kepalanya lembut, "Sebentar sebentar ku cari nomer dokter syaraf" ucap nya membuka ponselnya dan menggulir gulirnya.

"Ah ini dia" ucapnya menekan tombol telpon pada nomer dokter syaraf membuat Sean mengerutkan keningnya menatap Jovanka yang terlihat sangat sibuk, "Kenapa dia ini" gumam Sean terlihat semakin bingung pun dengan salsa yang juga terlihat bingung memperhatikan Sean dan jovanka,

"Halo" sahut suara lelaki di sebrang sana setelah jovanka menunggu Telponnya di angkat.

"Halooo dokter anwaar" sahutnya panik

"Ya dokter Jo" sahut lelaki bernama dokter Anwar itu.

"Menurut mu kalau kepala dipukul dengan tangan apa bisa berbahaya?" tanya nya khawatir.

"Tergantung seberapa keras dokter" balas dokter itu.

"Waduuh aku tak sadar seberapa keras" sahut Jovanka berpikir keras, "Kalau keras sekali, Seperti dalam keadaan marah?" Tanya nya lagi.

"Bisa terjadi geger otak dokter "sahut dokter itu lagi.

"Jika geger otak apa yang terjadi lagi ,apa bisa amnesia?" Tanya Jovanka gugup.

"Bisa dok, tapi agar lebih jelas bisa di lakukan pemeriksaan" ucap dokter itu.

"Baik lah aku akan membawanya periksa" ucap Jovanka, "Terimaksih dokter aku matikan dulu" sambungnya cepat lagi. Lalu  menatap Sean yang terlihat bingung.

"Kau kenapa" tanya Sean

"Cepat habiskan makan mu, Kita ke dokter syaraf, kepala mu harus di periksa" sergah Jovanka,  "Jika kau geger otak atau cidera oh Tuhaan aku akan di tuntut dengan tuduhan penganiayaan" ucap Jovanka bermonolog sambil menutup wajahnya panik,  "Astaga pasti kak Morgan akan mengamuk lagi padaku ,aku baru saja pulang kerumah masa sudah buat skandal, skandalnya dengan petinggi perusahaan nya lagi, matiii akuuu" ucapnya panik terus bermonolog sendiri.

"Kau fikir aku geger otak hanya karna kau pukul" ucap Sean menatap Jovanka aneh, Mendengar kalimat itu ,Jovanka langsung mengangkat kepalanya yang menunduk untuk menatap Sean lekat,.

"Kau fikir aku amnesia? jika amnesia aku tidak akan di sini sekarang "ucapnya pada Jovanka dengan tatapan mengejek.

"Benar juga!" gumam Jo."Coba sebutkan namamu" sambungnya cepat membuat Sean menghela nafasnya panjang. "Sean Malik Adinata" sahut nya ketus. "Umur" tanya Jo, "33 tahun" sahutnya."Makanan kesukaan?" Sambungnya , "Semua olahan Tahu" sahut Sean yang masih menyahut pertanyaan jovanka.  "Minuman kesukaan?" Tanya nya lagi.  "Wiski" ucap Sean tajam,

"Syukurrrlaaaahhh" lirihnya. 

"Kenapa ?" sahut Sean semakin bingung,

" kau tidak hilang ingatan berarti jika masih ingat dengan wiski" ucap Jovanka mulai berdiri kembali ke posisinya.

"Astagaaa,Kau begitu heboh hanya karna itu" tanya Sean tak habis fikir,

"Jelasss sajaaa, Jika kau kenapa kenapa bisa jadi aku di tuntut" sahut Jovanka sambil menyuap kembali makanannya.

"Astagaaa yang benar saja dia seorang dokter dengan otaknya itu" gumam Sean terkekeh.

"Kenapa kau" tanya Jovanka tajam melihat Sean terkekeh,

"Tidak, tidak apa apa, ini enak !"sahut Sean menunjuk makanannya dan terlihat salah tingkah.

Diaaam seaaan kau mau di pukul lagiii rutuknya dalam hati

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Rizka Susanto
udah lah bang... pokoknya km manut aja biar gk tantrum lagi dia😆
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Rizka Susanto
oh... jadi begitu ceritanya..,
Aulia Erkan: gituuuu🤭🤭
total 1 replies
Rizka Susanto
penasaran... sbenernya orang tua kandung jo kmn??
Aulia Erkan: baca terus yaaaaa🫰🫰🫰
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
Aulia Erkan: syiaaapppp
total 1 replies
Noorphans.
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Aulia Erkan: terimaksihh kak 🫰🫰, aku jadi semangat lanjutin nulis
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!