NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:379
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Oke sekarang kita harus mencari mulai dari mana?" tanya Mita saat mereka sudah ada di dalam mobil milik Mita.

"lo tau kota ini penuh sama banyak tempat dan bumi itu bulat, bahkan traveler butuh berapa tahun buat mengelilingi bumi" ucapnya dengan wajah yang ditekuk dan agak sedikit menyeramkan jika diperhatikan lebih lama.

"Tapi Mita... kita kan nggak berniat keliling dunia" ucap Seli mengingatkan.

Raka pun hanya bisa menepuk jidatnya melihat Mita yang kesal untuk beberapa hal, Raka mungkin sadar karena ia satu-satunya laki-laki di antara mereka. Raka pun akhirnya turun dari mobil dan pergi ke depan.

"Eh Raka lo mau kemana?" tanya Ria yang ada disamping Raka yang tiba-tiba keluar dari mobil.

Raka pun membuka pintu mobil tempat Mita duduk di kursi kemudi. Tanpa ada percakapan Mita pun langsung turun dari kursi kemudi dan berpindah ke kursi belakang bersama Ria, sementara Raka sudah mengambil posisi di kursi kemudi.

Baik Ria maupun Seli mereka berdua tidak mengerti dengan apa yang terjadi, melihat Mita yang seperti senang digantikan Raka Ria pun memikirkan banyak kemungkinan.

"Nih!" Raka pun memberikan sekantong coklat pada Mita yang langsung menerimanya dengan wajah yang berbinar-binar.

Ria dan Seli pun semakin dibuat terkejut dengan apa yang Raka lakukan.

"Kalian pikir berapa lama gue temenan sama Mita? sampe gue paham betul gerak-geriknya dari kecil" ucap Raka menjawab keterkejutan Ria dan Seli.

"Kalian berdua juga pastinya kayak gitu kan kalo kedatangan tamu tak diundang" ucap Raka sambil memutar bola mata dengan malas, lalu mulai menjalankan mobilnya di atas aspal.

"Heh!?"

***

Setelah beberapa kali mengelilingi komplek, Raka pun memutuskan untuk memperluas pencarian ke seluruh tempat yang pernah mereka kunjungi kemanapun asal mereka bisa menemukan Aron secepatnya.

"Kayaknya kita tadi udah keliling tempat ini deh" ucap Seli mengamati sekeliling yang seperti tidak asing.

"Iya juga ya, udah berapa kali coba kita keliling nyari Aron, tapi tetep nggak ketemu-ketemu, apa jangan-jangan dia udah keluar kota ya?" ucap Mita menebak.

"Nggak, dia masih disini, Aron nggak keluar kota" ucap Ria dengan yakin.

Raka yang mendengar Ria bicara seperti itu pun membuatnya jadi merasakan perasaan aneh lagi, perasaan yang selama ini mengganggunya setiap waktu, dan itu muncul sejak Raka mengenal Ria.

Ria sangat menyayangi Kevin seperti saudara kandung atau bahkan lebih, dimana ada Ria disitu ada Kevin, mungkin itu peribahasa yang cukup bagus, Ria selalu percaya dengan Kevin, sampai masuk ke relung hatinya pun Ria masih bisa percaya.

Dan Raka pikir itu sangat menyebalkan, sampai kapanpun Raka tidak akan bisa merasakan perasaan seperti itu. Sejak ia dilahirkan Raka tidak punya ikatan pada siapapun dan apapun itu, ia hanya sendirian, dia tidak akan bisa memahami bagaimana caranya menjalin ikatan seperti itu.

"Ah! oh ya! gue baru inget siang ini jadwal kerja gue!" ucap Ria yang baru menyadari kelalainnya, walaupun hari ini hari minggu tapi tempat kerjanya memang tidak punya hari libur.

"Wah… Ria emang lo punya telepati apa sama Kevin?" tanya Seli tiba-tiba, melihat Ria dengan kagum.

"Hm? kenapa lo nanya gitu?" Ria bertanya balik karena Seli menanggapi perkataan Ria tadi dengan serius.

"Yah… soalnya lo selalu bilang kalo Kevin pasti bakal ketemu, dan biasanya juga kalo lo kepisah sama Kevin kalian pasti yakin bakalan bisa ketemu lagi terus beneran deh kalian ketemu lagi" ucap Seli mengingat kembali hari-hari dimana Kevin dan Ria selalu bisa ketemu satu sama lain padahal terpisah jauh.

"Hah?! beneran?! tapi kayaknya nggak segitunya juga sih" ucap Ria menyangkal sambil menyembunyikan wajahnya yang memanas ketika mengingat semua masa-masa itu.

"Oke, kebetulan jalan ini langsung nuju ke pantai, lo nggak mau terlambat kan" ucap Raka kembali melajukan mobilnya.

"Yeay!! kita ke pantai!!"

***

Sementara Ria bekerja, Raka, Mita dan Seli menunggu sambil bermain di pesisir Pantai.

"Hai Ria, lo dianterin sama mereka ya?" tanya Linda melihat Ria yang baru datang.

"Ya, kebetulan aja mereka dateng ke rumah gue" Ria menjawab jujur, walaupun ia juga tidak bisa mengatakan alasan mereka naik mobil bersama sampai bisa mengantarkan Ria ke tempat kerjanya.

"Eh Ria, lo… udah punya pacar belum?" tanya Linda tiba-tiba.

"Eh? pacar? kenapa emang?" Ria yang bingung ditanya seperti itu pun balik bertanya.

"Nggak papa sih gue cuma mau nanya aja, tapi kalo lo udah punya juga nggak papa, kayaknya ada yang merhatiin lo terus deh" ucap Linda sambil melirik ke belakang mereka.

Ria pun juga ikut melirik ke arah yang Linda maksud, dan mendapati seorang laki-laki tengah diam-diam meliriknya dari kejauhan.

"Kak Edi?"

Hari yang ramai seperti biasanya, tapi Ria jadi semakin terbiasa dengan keramaian tempat ini.

"Hai Ria, em… bisa kita bicara sebentar?" tanya Edi pada Ria yang baru selesai dengan pekerjaannya.

"Jadi… kak Edi mau ngomong apa?" tanya Ria setelah Edi membawanya ke belakang untuk bicara empat mata saja.

"Menurut lo Raka itu orangnya kayak gimana?" tanya Edi langsung ke topik pembicaraan.

"Hm? Raka?" mendengar hal itu Ria pun melirik ke arah pantai yang terlihat jelas dari tempatnya, melihat orang yang mereka bicarakan tengah menatap air laut yang berombak dengan wajah yang terlihat sangat pasrah saat angin menghempas setiap helaian rambutnya.

"Gimana ya, Raka itu orangnya friendly tapi sok ceroboh, selalu jadi bahan candaan, dan orang yang paling peduli sama lainnya, mungkin kalo gue nggak bisa sepeduli itu kayak Raka, ya... Dan juga seorang playboy kalo udah kenal cewek baru" ucap Ria menjawab apa adanya saja.

"Gitu ya"

"Emangnya kenapa Kak Edi nanya tentang Raka?" tanya Ria penasaran, ternyata Edi hanya ingin membicarakan tentang Raka.

"Raka itu udah gue anggep kayak adek gue sendiri, dan bang Jodi juga selalu manjain Raka kayak anaknya. Tapi itu setelah Raka melewati banyak rangkaian kejadian menyakitkan sebelum datang ke tempat ini" ucap Edi juga ikut melihat Raka yang tengah diseret Mita dan Seli untuk main air.

"Ibunya meninggal pas ngelahirin dia ayahnya juga ikut meninggal tak lama setelahnya, dia nggak punya kerabat disini, saat itu umurnya baru 5 tahun, dia dititipkan ke panti asuhan yang memang hampir nggak bisa nampung lebih banyak anak-anak lagi, dan lagi, tanah panti asuhan itu juga rencananya ingin dijual karena surat tanahnya diperebutkan anak pemilik panti.

"Bisa dibilang Raka itu anaknya nakal dan susah diatur, temperamennya juga buruk, dia nggak mau ndengerin omongan orang lain, sering kabur dari panti, yah… lebih tepatnya dialah asal masalah yang dialami panti itu"

Edi berhenti cerita sejenak sambil mengingat saat ia bertemu dengan Raka ditempat ini.

"Itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu..."

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!