NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Anak Haram Sang Istri / Ibu susu
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.

Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.

Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.

Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.

Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.

Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?

Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?

Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlakuan Yang Tak Sama

#24

“Blrrbb …  Blrrrb … ci luk ba!” 

Suara sean yang renyah tengah bercanda mesra dengan buah hatinya, begitu pula dengan Baby Rey, bayi lucu tersebut merespon dengan tawanya yang lebar dan menggemaskan. 

Seminggu belakangan ini pagi harinya Sean diisi dengan acara belajar memandikan Baby Rey. Tentu dengan pengawasan Elma atau Dina, karena Sean ingin diajari agar suatu saat bisa mengurus bayi kecilnya seorang diri. 

Kemudian belajar menggantikan pakaian serta popok, belajar apa saja tentang Baby Rey, singkat kata jika di pagi hari Elma dan Dina hanyalah pengangguran, karena semua tugas Sean yang mengerjakan. Elma dan Dina hanya mengawasi serta membetulkan jika Sean salah dalam memperlakukan putranya tersebut. 

“Pakai baju, yuk?” ujar Sean usai mengeringkan tubuh Baby Rey dengan handuk, Elma berdiri di sebelahnya tapi seperti tak nampak. Entah sengaja diabaikan, atau memang Sean sudah tak memerlukannya lagi. Karena pria itu sudah sangat mahir dalam hal merawat putranya di pagi hari. 

“Nah, sudah selesai.” Baby Rey tertawa, “sudah harum.” Bayi itu kembali tertawa, “mau main sama Papa?” tanya Sean, yang kembali disambut dengan tawa. 

“Iihh— gemes, gemes, gemes.” Sean menciumi pipi Baby Rey yang kini bulat gembul menggemaskan. “Baiklah, kita main di bawah, sama Opa dan Oma.” 

Sean pun menggendong Baby Rey kemudian menyambar ASIP yang sudah siap di dalam botol susunya, tanpa menghiraukan Elma. 

Sean keluar melalui pintu penghubung ruangan tersebut dengan kamarnya, dan karena sekarang Baby Rey sudah bisa melihat dengan kedua matanya, Sean mulai mengenalkan bayi tersebut dengan almarhum Linda, Sean tak ingin Baby Rey tidak mengenal ibu kandungnya. 

“Ayo, sapa Mama dulu, hai, Mama, Rey sudah mandi, sudah ganteng, Rey sayang Mama. Ayo, cium Mama dulu, mmmuah!”

“Da— Mama, Rey mau main dulu di bawah.” 

Elma berdiri diambang pintu, melihat dengan hati perih dan teriris, betapa beruntungnya Baby Rey yang dikelilingi orang-orang yang menyayanginya, sementara selama Eve hidup, hanya bisa mendengar cibiran dan hujatan. Karena dia adalah anak yang terlahir dari sebuah hubungan terlarang. 

Mungkin Elma sedang sensitif, seperti umumnya setiap wanita di masa periode datang bulan. Tapi melihat betapa mesra Sean memperlakukan Baby Rey, membuat Elma tiba-tiba ingin menangis teringat nasib malang Eve yang hingga akhir hayatnya mendapatkan perlakuan yang tak sama dengan Baby Rey.

Merasakan dekapan papanya, mendengar suara papanya, atau sekedar disapa oleh papanya. Dalam segala hal, amat terlihat betapa

Sean menyayangi anaknya bersama Linda, sementara anak yang Elma lahirkan tak pernah ditanyakan kabar atau bahkan keberadaannya. Elma berbalik, menutup pintu penghubung dengan keras setelah Sean keluar melalui pintu kamarnya sendiri. 

“Eve, Mama rindu, Nak. Maafkan Mama karena berbuat begini pada adik tirimu, tapi hanya ini yang bisa Mama lakukan untuk membalas papamu yang tak pernah menganggapmu sebagai anaknya.” Elma meringkuk di pembaringannya, sambil memeluk erat foto Eve yang lucu dan cantik di dalam ponselnya. 

Kini hanya benda itulah yang menjadi pengobat rindu Elma pada putrinya, karena raganya tak lagi bisa ia peluk dan ia cium seperti dahulu. 

Tok! 

Tok! 

Elma tak menghiraukan suara ketukan pintu, dan tak lama kemudian, Dina yang datang mengingatkan Elma untuk sarapan. 

“Kak,” sapa Dina dengan suara perlahan, karena melihat Elma sedang menangis menatap foto anaknya. 

Elma mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, “Eh, ada apa, Din?” 

“Kakak, ingat Eve lagi?” Elma mengangguk, ia sudah bercerita sedikit pada Dina perihal Eve yang telah meninggal. 

“Aku gak ngerti gimana sakitnya kehilangan anak, jadi aku hanya bisa bilang, ikhlaskan, ya Kak. Eve akan lebih bahagia di sana, bila Mamanya ikhlas,” hibur Dina, telapak tangannya mengusap lembut punggung Elma yang masih bergetar karena tangis. 

Elma tahu apa yang Dina katakan benar, tapi entahlah, Elma seperti belum bisa menerima takdir Tuhan pada putrinya. 

Beberapa saat kemudian, setelah tangisnya reda dan Elma mulai bisa menguasai diri, Elma pun berdiri dari tempat yang ia duduki. “Din, aku ke bawah dulu, ya?”

“Iya, Kak, aku akan bersih-bersih ruangan ini.” Begitulah mereka saling bahu membahu menciptakan kenyamanan di antara mereka, karena tak ada asisten lain yang diizinkan masuk ke kamar tersebut, jadi Elma dan Dina bergantian merapikan kamar serta mengurus keperluan Baby Rey yang lainnya. 

Setibanya di bawah, “El, tolong ambilkan baju ganti Rey, barusan basah karena tumpahan susu,” pinta Mom Naura, ketika melihat Elma turun dari ruang atas. 

“Iya, Tante.” Dengan sigap Elma kembali ke lantai atas guna mengambil pakaian baru untuk Rey. 

Setelah kembali ke bawah, Elma meletakkan ponsel di atas meja, kemudian dengan cekatan mengganti pakaian Baby Rey yang basah. 

“Tadi, aku terlalu sibuk menerima panggilan, tanpa sadar aku memberikan susu, tapi tidak pas ke mulut Rey, jadi berakhir membasahi pakaiannya,” kekeh Mom Naura ketika mengisahkan kekonyolannya. 

Elma tersenyum menanggapi, kemudian mulai melepas kancing pakaian Baby Rey yang basah. 

Beberapa saat kemudian, ponsel Elma berbunyi yang artinya, sebuah pesan singkat baru saja masuk. “El, ponselmu berbunyi,” kata Mom Naura mengingatkan. 

“Iya, Tante, saya selesaikan ini dulu, tugas tetap yang paling utama.” Jawaban Elma membuat Mom Naura merasa lega, karena Elma menunjukkan sikap profesional, bukan hanya sekedar orang yang memberikan ASI untuk cucunya. 

Ponsel Elma kembali berbunyi, dan karena tugas Elma belum selesai, wanita itu mengabaikannya, bahkan sengaja meninggalkan benda pipih tersebut, ketika kembali ke kamar atas untuk meletakkan baju Baby Rey yang kotor. 

Setelah Elma pergi, kali ini panggilan yang masuk, Mom Naura yang penasaran pun melongok, tertera nama Ibu di layar ponsel tersebut. Tapi karena tak mendapat jawaban, maka panggilan pun berhenti, kini layar ponsel menampilkan gambar wajah cantik Eve beberapa hari sebelum ia wafat. 

Mom Naura menatap wajah Eve di layar ponsel tersebut, kedua tangannya gemetar, bahkan ponsel Elma jatuh tanpa ia sadari. 

“T-tidak, ini tidaklah mungkin, pasti hanya halusinasiku saja,” gumam Mom Naura, mencoba tersenyum biasa saja, kemudian buru-buru meletakkan ponsel Elma kembali di atas meja. 

Ketika Elma kembali, Baby Rey sudah dibawa pergi oleh Oma-nya. 

Elma membuka ponselnya, rentetan pesan singkat dari Alya masih terus berdatangan, wajar rasanya bagi Alya untuk bertanya, karena sikap Elma yang menimbulkan kecurigaan. 

“Halo, Al.” Elma terpaksa menjawab telepon, karena tak ingin ibunya curiga. 

“Ini Ibu, di mana kamu?!” Dengan ketus Bu Kartika menanyakan keberadaan Elma. 

Elma menoleh ke sana ke mari, memastikan tak ada yang mendengar percakapannya dengan Bu Kartika. “Aku di tempat kerja, Bu.” 

“Maksud Ibu, kamu kerja di mana?” 

“Di tempat aman, Bu.” 

“Tapi bukan tempat baik?!” tuding Bu Kartika. 

“Astaghfirullah, Bu. Kenapa bicara begitu?” Elma beristighfar, menegur Bu Kartika karena telah berburuk sangka padanya. 

“Karena uang yang kamu kirimkan, membuat Ibu curiga.” 

Walau Elma sudah berbicara dengan suara pelan, tetap saja ada yang sengaja menguping pembicaraannya. 

1
Nar Sih
turuti kta ibu mu elma ,biar sja sean urus sendiri ank nya ,toh dia dulu ngk peduli dgn eve
Patrick Khan
knp q ngerasa rey bukan anak nya sean sm linda ya🤔🤔🤔
Patrick Khan
bener ibu km elma.. km ngapain repot2 ngurusi tu bayik.. bapak nya model e gitu
Cindy
lanjut
Rahmawati
berarti eve sakit jantung bawaan sama kayak tantenya
DozkyCrazy
setuju sama ibu nya elma
DozkyCrazy
syukaaa n ngfanz deh sama kamu mom
kerren
Bunda Aish
seruu puol, awal cerita udah bikin 😬😠😮‍💨terimakasih Mbak Bulan 😘
semangat terus nulisnya yaaa 😍
Heri Achmadi
👍
Bunda Aish
kayaknya kalau mom Naura ketemu Bu Kartika dan Sean barengan bakalan seruu nih 😏
Nur Janah
kapok koe Sean sudah jatuh tertimpa tangga😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh 🤨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
batu raksasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Karena Sean tidak pernah lihat foto Eve 😭
Ais
iya el bnr kt ibumu kamu tanggungjwb ibumu soal baby rey itu adalah tanggungjwb sean seutuhnya jd ngak usah pikirkan itu lagi pula blm jelas baby rey anak kandung sean atau bkn smua msh abu"dan msh diselidiki sm lingga dan ayahnya sean
Esther Lestari
Mom Naura sudah tahu masa lalu mu Sean dan foto yg ditunjukkan tadi mungkinkah foto Eve anak Elma ?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu foto Eve 😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kamu yg harus di usir Mirna 😠
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dengan kasar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!