NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Pendekar Pedang Kelabu : Perang Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Alam Dongtian berada di ambang kehancuran. Tatanan surgawi mulai retak, membuka jalan bagi kekuatan asing.

Langit menghitam, dan bisikan ramalan lama kembali bergema di antara reruntuhan. Dari barat yang terkutuk, kekuatan asing menyusup ke celah dunia, membawa kehendak yang belum pernah tersentuh waktu.

Di tengah kekacauan yang menjalar, dua sosok berdiri di garis depan perubahan. Namun kebenaran masih tersembunyi dalam bayang darah dan kabut, dan tak seorang pun tahu siapa yang akan menjadi penyelamat... atau pemicu akhir segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekar Sejati Yang Tak Tergoyahkan

BLEEEDDDAAAAMMMMMM!!!!

Suara dentuman maha dahsyat memecah langit dan mengguncang tanah. Petir hitam menyambar dari langit, ledakan magma spiritual melonjak dari dalam bumi, dan gelombang udara panas serta dingin saling bertabrakan di medan tempur yang telah kehilangan wujud aslinya. Dunia seperti tercerabut dari porosnya.

Zhang Wei berdiri di tengah-tengah hujan serangan, tubuhnya dipenuhi luka namun tatapannya tetap menyala—penuh tekad dan amarah. Zona Embun Kekacauan menggulung di sekelilingnya seperti badai dimensi yang tak terkendali, membentuk medan pertempuran sendiri yang menolak hukum dunia. Pedang penghancur semesta-nya bersinar dengan aura merah, biru, dan emas yang berpadu dalam kilau nyala api kosmik Nirvana.

WUUUUSHHH!!

Satu ayunan pedangnya menciptakan jurang di langit, menghancurkan puluhan binatang roh yang datang menerjang.

DUUUAAAARRR!!

Tebasan berikutnya menabrak tubuh Ular Baja Bercula Sepuluh, mencabik kulit baja mahluk itu dan menebar percikan darah ke udara. Tapi belum sempat Zhang Wei bergerak, tubuhnya digempur dari sisi kanan oleh ekor Phoenix Salju Hitam yang menghantam seperti longsoran es surgawi.

BRAAAAKKK!!

Tubuhnya terpental, menghancurkan puluhan gunung ilusi dalam sekejap. Namun sebelum debu mengendap, kilatan abu-abu menyala kembali dari reruntuhan. Zhang Wei melesat keluar, napasnya kasar, tapi auranya tetap membakar seperti matahari yang menolak padam.

Di langit di atas kuil purba, Kui berdiri dengan tenang. Enam sayap berkilau hitam-kemerahan membentang agung di punggungnya, menciptakan pusaran tekanan yang membuat dimensi itu sendiri retak-retak. Sebelah sayapnya seperti jaring kelelawar yang melengkung menakutkan, sepasang lainnya berbentuk sisik naga yang keras dan kejam, dan dua sisanya berlapis bulu emas menyala seperti Phoenix kuno.

Dengan satu lirikan mata, ia membuat ribuan binatang roh yang mati hidup kembali. Dengan satu gerakan tangannya, dia mengatur posisi keempat kolosal untuk mengepung Zhang Wei, seolah-olah hanya sedang bermain-main.

"Menyerahlah, Serangga…" ucapnya, suaranya menggema dengan kehendak surgawi. "Kau mungkin hebat… tapi tak lebih dari batu keras yang akan hancur di hadapan palu takdir."

Zhang Wei menyeringai, bibirnya berlumuran darah, tapi sorot matanya tajam seperti saat ia pertama kali mengangkat pedang.

"Aku bukan batu… dan kau bukan takdir," desisnya rendah.

SRAAASSSHHHH!!

Tebasan dimensi kembali terlepas dari pedangnya. Darah menyembur dari tubuh Naga Batu Tanah Murni, namun sebelum ia jatuh, Kui mengangkat satu jari, menyembuhkan kolosal itu seketika.

Langit menjadi kelabu, seolah tak sanggup menahan tekanan dari dua kutub kekuatan yang saling berbenturan.

Dari kejauhan, suara raungan gurita pemakan jiwa yang telah dipulihkan kembali mengguncang medan, menyerang Zhang Wei dari bawah tanah dengan ribuan tentakel tajam. Zhang Wei memutar tubuh, menghentakkan pedangnya ke tanah.

DEBUUUUMMMM!!!

Gelombang api kosmik menyapu segala arah, membakar udara itu sendiri, menciptakan suara letusan ledakan dimensi berkali-kali.

Namun musuhnya terlalu banyak. Serangan bertubi-tubi datang dari segala penjuru, seakan seluruh dunia kini ditugaskan untuk memusnahkan satu pria yang menolak tunduk.

Lian Xuhuan bersuara dari dalam kesadaran Zhang Wei, nada suaranya lebih tegang dari biasanya.

"Kita tak bisa terus seperti ini… dia benar-benar sudah menyatu sepenuhnya dengan kehendak dewa siluman. Jika kau ingin menghentikannya, satu-satunya cara adalah menghancurkan kehendak itu langsung, dari dalam!"

Zhang Wei menggertakkan gigi. Tubuhnya sudah mulai menunjukkan tanda kelebihan beban. Tapi ia tetap berdiri, tetap menatap ke langit.

"Aku tak peduli harus hancur berapa kali… selama masih bisa mengayunkan pedang, aku akan bertarung!"

Langkahnya mulai bergerak lagi. Empat kolosal mengepungnya, siluman menyerangnya dari atas, ribuan binatang roh mengejarnya dari belakang, tapi satu pria itu, dengan kekuatan terbatas, terus melangkah maju. Melawan segalanya. Menerjang takdir yang ingin menelan dunia.

DUUARRRR!!!

Langit kembali meledak terbuka oleh ledakan kehendak ilahi yang begitu menyesakkan. Awan berpusar liar, menampakkan pusaran kekacauan hitam-merah di angkasa. Tanah di bawah terbelah bagai pecahan kaca, membentuk rekahan bercahaya ungu tua yang menyala menyusuri seluruh dataran.

Di tengah kekacauan itu, tubuh Kui melayang tinggi—keenam sayap mengembang sempurna, membentang hingga cakrawala. Auranya yang menggila seperti pusaran kehendak yang menyapu seluruh wilayah medan pertempuran.

"Dasar kalian semua… tidak berguna!!" teriaknya, suaranya mengguncang udara, menabrak lapisan langit keempat.

Empat siluman di bawahnya bergetar ketakutan, bahkan binatang roh yang mengamuk pun terdiam. Kolosal-kolosal yang tadi menyerang dengan buas pun tak luput dari makian. Kui mengibaskan tangan, dan empat kolosal itu langsung terlempar seperti boneka ke segala arah, tubuh mereka menabrak pegunungan yang langsung runtuh dalam gemuruh.

"Aku yang harus turun tangan… karena kalian terlalu lemah untuk membereskan satu manusia!" Suaranya seperti nyala api yang membakar langit, tajam dan getir.

Zhang Wei terengah di tengah medan yang kini porak poranda. Tubuhnya dipenuhi luka, pedangnya sudah tampak retak di bagian ujung, dan napasnya berat. Zona Embun Kekacauan-nya sudah melemah, dan api kosmik Nirvana mengempis, menyisakan percikan-percikan kecil di sekeliling tubuhnya.

Dia tahu… sekarang giliran Kui sendiri.

Langit bergetar saat Kui turun perlahan. Setiap langkah di udara menghasilkan gelombang tekanan yang membuat ruang sekitarnya mengelupas. Dia bukan sekadar Martial Ancestor lagi… kehendak dewa siluman yang merasukinya menjadikannya lebih dari sekadar eksistensi fana. Rasanya seperti berhadapan dengan takdir yang dirasuki kekacauan abadi.

Zhang Wei mencoba bangkit, menegakkan tubuhnya meski lututnya gemetar. Tapi dalam sekejap, tubuhnya tertindih oleh tekanan yang menabrak dari segala arah.

BRAAAAKK!

Tanah di bawah kakinya remuk, tubuhnya terpaku di tempat. Darah menyembur dari mulutnya.

"Dengar ini, bocah manusia," ucap Kui, kini hanya beberapa puluh langkah di depan Zhang Wei, tatapannya tajam seperti pisau surgawi. "Kau bisa saja menjadi bagian dari penguasa dunia baru. Tapi karena kau memilih untuk menentang kami—maka hari ini akan jadi akhir bagimu."

Zhang Wei terbatuk, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Namun sorot matanya… belum padam.

"Aku tak peduli siapa yang menguasai dunia… tapi jika yang memerintah adalah makhluk sepertimu… maka lebih baik dunia ini musnah bersamaku!" teriaknya lantang, walau suaranya pecah oleh rasa sakit.

Kui mengerutkan kening, lalu mengangkat satu tangan ke udara. Keenam sayapnya berputar, membentuk segel kehendak langit dan api kehancuran. Energi itu berkumpul di telapak tangannya, membentuk bola hitam yang memancarkan aura kematian murni.

"Kalau begitu, lenyaplah bersama idealismu itu!"

DZZZZAAARRRR!!!

Bola hitam itu melesat dengan suara ledakan dimensi, menabrak Zhang Wei dalam satu hentakan kilat.

WUUUUUUUUNG!!

Api kosmik Nirvana bangkit tiba-tiba, membentuk perisai warna merah-biru-emas yang menahan hantaman tersebut. Namun kekuatan yang mengalir terlalu besar. Zhang Wei terpental lagi, kali ini menabrak pilar batu kuno yang langsung hancur berkeping-keping.

Tubuhnya ambruk di tanah.

Sunyi.

Namun detik kemudian, terdengar suara gemuruh pelan dari tubuhnya. Aura abu-abu muncul kembali, tipis tapi bersinar terang. Lian Xuhuan muncul di sampingnya, wajahnya pucat, matanya penuh kekhawatiran.

“Jika kau bangkit lagi... maka ini bukan pertarungan biasa... tapi pengorbanan,” ucap sang master pelan.

Zhang Wei membuka matanya perlahan. Meski tubuhnya sekarat, jiwa dan tekadnya tidak.

"Ini bukan tentang aku... ini tentang mereka… tentang dunia."

Dan dengan sisa kekuatannya, ia menggenggam pedang yang nyaris hancur itu sekali lagi. Kilatan cahaya dari pedang penghancur semesta menyala samar.

Langit bergemuruh kembali.

Kui menatapnya dengan tatapan bingung dan geli.

“Kau bahkan sudah tak bisa berdiri.”

Zhang Wei tersenyum tipis, dengan darah menetes dari bibirnya.

"Aku tidak butuh berdiri untuk membuatmu takut."

1
Nanik S
Hancurkan pasukan Iblis terutama Kui
Nanik S
Ternyata Zhang Wei masih keturunan Ras Elif...
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken jadi sak walang²
4wied
bagus, akankah Zhang Wei bangkit kembali dari kematiannya, kisah ini menarik utk terus diikuti...akankah tokoh sentral dari cerita ini musnah ?? jawabannya ada di author.....
tetap semangat berkarya Thor, msh ditunggu lanjutan cerita ini
4wied
Zhang Wei tetap bertahan atas kehendak author.....
4wied
ke empat rekannya akhirnya bisa keluar dr dunia Qianlong dengan susah payah, berniat dan berpencar mengabarkan kejadian di dunia Qianlong pada pihak² lainnya utk menuju peperangan besar lainnya
4wied
Zhang Wei, bisakah dirimu hijrah dulu, utk membangun kekuatan baru agar bisa menghadapai mereka semua. meskipun engkau berjuang sampai titik darah penghabisan, semua itu tidak akan dapat membendung dewa siluman dan anak buahnya.....
4wied
komen akhir di bab ini, apakah Zhang Wei berhasil dgn usahanya.....
4wied
satu kelemahan alam Qianlong ini adalah, para praktisi yang berada diluar dunia Qianlong tak mengetahui apa yang terjadi didalamnya....dan yang lebih beratnya usia yang masuk dibatasi maksimal adalah 50 tahun, padahal diluar dunia Qianlong banyak kultivator yang tingkatannya lebih tinggi dari Zhang Wei
4wied
iamjinasi author gak tertandingi, sampai harus 2x baca supaya bisa paham.....mantab banget.....otakku berasa loadingnya melambat....
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
y@y@
💥👍🏾👍🏿👍🏾💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
A.Champay
author nya bloon
Indah Hidayat
si mc dan anak buahnya sama2 pendiam, tapi menghanyutkan
Purnama Servis Kamera Demak
Semakin menarik. Kehendak dewa siluman apakah bisa keluar dr alam rahasia qianlong. Pertempuran dengan dunia luar akan terjadi. Dan nasib zhang wei sang MC ditunggu para pembaca
Purnama Servis Kamera Demak
Dewa siluman bangkit. Apakah kekuatan nya sampai puncak? Baru bangkit seharusnya sih tidak. Zhang wei harus berhasil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!