NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

twenty-four

Jantung Alea berdegup kencang.kalau dipikir-pikir, dari tadi hanya dirinya saja berdua dengan aiden. Belum ada penghuni lain dari rumah ini yang menampakkan diri.

Aiden mengalih pandang menatap alea dan gadis itu lekas-lekas melihat ke arah lain. Senyum miring Aiden terbit, dia sadar dirinya tadi diperhatikan alea saat sedang membuka baju.

" Aku mau ganti seragam, nggak apa-apa,kan?". Ucapnya.

Alea yang diajak bicara dadakan menatap kembali pada Aiden. Ditemukannya laki-laki itu hanya tinggal memakai singlet saja. Aiden dengan santai membuka bajunya dan mengambil salah satu kaos di lemari lalu memakai secara cepat.

Semua adegan itu terekam dengan jelas di mata Alea.

' kenapa kayak dejavu aja ya? perasaan pernah ngalamin '.

" Kamu mau ganti baju juga?". Tawar aiden tiba-tiba.

Alea berkedip, lalu menggeleng kaku. Sekarang perasaannya berubah tidak nyaman, jantung gadis itu berdegup keras, dia merasa salah tingkah berduaan dengan kakak kelasnya yang populer ini.

" Mau ganti baju pake apa? Kan ngga bawa baju ganti".

" Pake baju aku". Aiden menawar tanpa dosa.dia bahkan membuka lemari pakaiannya menunjukkan kaos yang didominasi warna hitam. " Mau?".

" Nggak usah,kak. Nggak apa-apa dan makasih," tolak alea.

" Yaudah. Ayo ke perpustakaan. Koleksi soalnya ada di sana," kata Aiden.

Laki-laki itu membuka salah satu pintu yang ada dikamar, dan woila, jejeran rak dari kayu berwarna hitam berbaris rapih. Penerangannya remang-remang sebelum Aiden menekan saklar dan membuat cahaya menebas habis sisi yang tidak terlihat.

Alea memperhatikan semua deretan buku-buku itu satu persatu. Ada banyak sekali koleksi bacaan.mulai dari astronomi, metafisika, novel, jurnal, dan lain-lain.

" Ini bacaan kakak semua?".

" He'em". Aiden mengangguk sambil mengambil satu persatu lembar soal di sebuah laci bawah lemari. Dia berdiri dan membawa semua itu ke meja. " Mau nyoba ngerjain beberapa soal? Kalau kamu bingung, kamu tanya aku aja. Nanti aku bantu untuk menyelesaikan".

Alea mengangguk kaku. Dia duduk dan menghadapi lima buah soal matematika yang cukup rumit. Tangannya mulai bergerak mengerjakan, untuk soal satu sampai empat selesai dengan baik.namun yang terakhir, alea mulai menemukan kesulitan.

" Emm,ini gimana, ya?".

" Yang mana?". Aiden muncul di belakang gadis itu. Tangannya memagari sisi kiri kanan alea, sementara puncak kepala tepat berada di bawah dagu Aiden.

Sapuan napas hangat laki-laki itu terasa jelas di sana. Alea membelah matanya, tangan garis itu yang meremas pena di tangan untuk mengalihkan rasa gugup.

Aiden semakin maju, membuat dadanya bertumburan dengan punggung alea, sementara diri laki-laki itu masih fokus mengamati soal.

Setelah mendapatkan jawaban.aiden memberikannya pada alea. " C, setengah akar tiga, itu jawabannya, ". Katanya.

" Oh,oke ".

" Ada yang mau ditanya lagi".

Alea menggeleng, posisi mereka masih belum berubah, babakan i don't sudah menitik membangun kepalanya di ubun-ubun alea. Aroma sampo gadis itu menguar harum. I don't merasa nyaman dan betah untuk berlama-lama.

" Emm, kak?".

" Ya, kenapa?".

Alea tidak tahu bagaimana mengatakannya. Jadi dia menatap ke depan, ke arah sebuah cermin hitam lemari, begitu juga dengan aiden yang ikut menatap kearah yang sama karena pergerakan kepala alea. Melihat posisi mereka yang cukup menempel. Aiden buru-buru menegakkan punggung.

" Oh, sorry". Kata Aiden.

" Aku tadi terlalu fokus lihat soalnya". Dia salah tingkah dan buru-buru agak menjauh.

" Gak apa-apa".

" Kamu mau minum? Minum apa? Aku ambilin".

" Nggak usah, kak . Aku tadi juga udah..."

Alea belum selesai bicara dan i don't sudah sampai di kulkas kecil dalam ruangan itu, dia membungkuk and badan memilih minuman apa yang harus diberi.

" Aku ada ini. Coco pororo, ini minuman kesukaan aku. Namanya emang kayak anak-anak, tapi kamu kayaknya suka. Tinggal satu". Aiden meletakkannya di atas meja. " Minum". Perintah laki-laki itu.

" Eh? Sekarang?". Tanya alea.

Aiden mengangguk.

Gadis itu membuka tutupnya dan menyedot isinya. Bentuk corong nya tidak seperti botol minuman biasa, tapi kerucut kecil yang membuat penikmat nya harus menghisap benda itu agar airnya keluar. Mirip seperti dot, tapi versi lebih keras.

" Gimana?".

" Enak". Komentar alea pelan.

" Boleh aku coba? Aku belum pernah coba yang rasa itu ".

" Eh?". Alea lagi-lagi kaget.aiden mengambil minuman itu dan menyedot nya. Di tempat yang sama bekas alea menyedot.

" Hmmm, manis, rasanya jadi lebih enak. Apa karena bekas mulut kamu?".

" Eh?". Alea kaget untuk yang kedua kalinya.

Aiden yang sadar ucapannya terlalu jauh langsung salah tingkah.laki laki yang irit Bicara itu merah padam, dia menunduk mengusap rambutnya sendiri. "Sorry,aku nggak maksud.kayanya aku agak kacau deh hari ini.aku cukup punya banyak tugas yang harus dikerjain.jadi agak... Aneh ".

" Nggak apa-apa,kak". Alea menenangkan. " Apa aku pulang aja?".

" Jangan". Cegah Aiden buru-buru.

Alea terperagah kaget. Suara Aiden yang melarangnya terdengar cukup kencang. Itu kali pertama dia mendengar Aiden berbicara sekeras itu, biasanya nada bicara Aiden santai seperti di pantai.

" Oh, ya ,ya. ". Alea tertawa hambar berusaha memecahkan rasa canggung, tapi ayu dan malam merasa sangat bersalah dan makin aneh. Dia khawatir dirinya membuat alea tidak nyaman.

" Aku... sorry, aku nggak maksudnya kan kamu buat disini. Tapi di luar masih hujan, jadi ya gitu. Aku juga nggak pernah sebelumnya bawa orang lain ke sini. Baru kamu doang".

" Oh, ya?". Alea membola matanya. " Kalau bawa pacar nggak pernah?".

" Baru kamu doang".

" Eh?". Kata mereka serentak. Belum menahan senyum sambil menoleh berlainan arah.

" Maksudnya yang perempuan. Kalau laki-laki sering.kalau perempuan baru Kamu ".

" Oke". Alea merasa wajahnya panas karena situasi dan obrolan yang terjadi. Gadis itu saja masih mengulum senyum sampai akhirnya dia bisa mengendalikan dan menatap kembali ke depan ke arah aiden.

Namun ternyata tanpa diduga laki-laki itu sedang memandang alea dengan raut wajah cukup serius. Sorot matanya tajam dan dalam terlihat memperhatikan seksama. Entah apa yang aiden pikirkan, tapi rasa-rasanya ekspresi ini tidak asing dan mirip seperti william kalau sedang bernafsu padanya.

Tunggu....

Wajah alea memerah, dia menahan nafasnya dan berkedip beberapa kali. Bayangan william yang cabul pada dirinya terlintas dan berganti peran menjadi Aiden. Alea panik sendiri, dia mencoba mengatur nafasnya dan mengalihkan pada hal lain.

" Emm, itu... Kayaknya aku pulang aja deh. Hujannya juga udah reda".

Aiden mengangguk, tidak menjawab dan masih memandang adik kelasnya dengan intens.

Semua aktivitas itu pada akhirnya harus berakhir. Alea pulang diantar oleh kakak kelasnya menggunakan salah satu mobil di garasi. Sama seperti koleksi mainan mobil mini nya, mobil sungguhan milik Aiden Maccalant pun banyak.

Di perjalanan, aliya mamaku sebuah buku tebal bergenre dark- fantasy berjudul ' rese of the black witch' karya dari penulis ternama bernama charlotte_side.

" Kamu baca deh sekuel keduanya, seru banget. Nanti psycho utamanya bakal mati terus kena time-loop".

"Oh, ya? Aku cuma baca persi yang pertama aja, aku kira nggak ada sekuel nya".

Buku itu diberikan i don't detik-detik alea akan pulang, mereka tidak sengaja terlibat obrolan soal buku fantasy dan kebutuhan menyukai penulis yang sama.

" Ada kok. Itu yang terbitan pertama, langkah banget. Aku dikasih hadiah sama salah satu kenalan orang tua aku. Dia tahu aku suka sama cucil. Jangan sampai ilang, ya, bukunya. Soalnya itu langka".

" Oke ".

Sesampainya di depan rumah. Aiden menatap lama alea sebelum berpisah. Diperhatikan nya kembali secara seksama wajah adik kelasnya itu. Matanya, hidungnya, bibirnya dan area leher yang sedikit bersikap.

Jantung Aiden berdebar tidak nyaman. Ada sensasi aneh yang menggelitik dan mengantarkan nya pada khayalan di mana dia menyesal leher adik kelasnya itu. Rasanya pasti sangat luar biasa, apalagi aroma tubuh alea yang sangat menyenangkan. Aiden bahkan masih mengingat jelas bau tubuh alea.

Tak mau terlarut dalam khayalan cabul. Cepat-cepat Aiden menggelengkan kepala menghilangkan imajinasi liar di otaknya.

" Makasih, kak. Aku pulang dulu". Kata alea.

" Oke".

Gadis itu membuka pintu mobil, malam by sekali dan masuk ke dalam rumah. Aiden sejenak menyandarkan punggung dan menutup wajahnya dengan lengan tangan. Nafas laki-laki itu jadi panas dan menderu, bayangan leher dan pipi putih Alea terus memenuhi kepalanya.

" Udah gila apa, ya, gue?".

Kata Aiden. Dia melirik ke samping dan menemukan bekas botol minuman coco pororo.aiden diam sesaat, dia lalu tersenyum kecil. Mengambil botol itu dan memutuskan untuk menyimpannya.

Mereka kemudian berpisah dengan saling menyimpan perasaan berbunga-bunga. Tanpa satupun diantara mereka menyadari kalau seseorang dari tadi memperhatikan apa yang mereka lakukan dari kejauhan dengan tatapan kesal.

" Nyari mati tuh anak".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!