NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:67.8k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuai Janji

Pukul dua siang, matahari mulai bergeser ke arah barat, memancarkan cahaya hangat yang menelusup masuk melalui sela-sela tirai jendela lantai dua ruko Anive Skincare. Suasana di dalam ruang kerja Anita masih tenang, walau aktivitas di lantai bawah mulai mereda karena sebagian pelanggan telah meninggalkan tempat. Anita menatap layar laptopnya satu kali lagi, memastikan semua laporan keuangan telah ia simpan dan backup ke penyimpanan awan. Sesekali, tangannya bergerak memijat tengkuk, berusaha meredakan pegal akibat duduk terlalu lama sejak pagi.

Baru saja ia hendak menutup laptop, suara notifikasi dari interkom kembali berbunyi.

“Permisi, Bu Anita. Tadi ada seorang pria datang, mengaku asisten Pak Arsen. Namanya Fauzan. Katanya ditugaskan untuk menjemput Ibu.”

Anita tersenyum kecil. Ia segera mengingat percakapan semalam dengan suaminya, Arsen, yang dengan nada penuh perhatian menyatakan bahwa ia akan mengutus asistennya untuk menjemput Anita sepulang kerja. Waktu itu, Anita sempat mengira itu hanya basa-basi seorang suami yang merasa bersalah karena terlalu sibuk dan tidak bisa mendampingi istrinya menjalani hari-hari awal kehamilan. Namun kini, ia sadar bahwa suaminya benar-benar serius.

“Ya, silakan suruh naik ke atas,” jawab Anita melalui interkom, lalu segera bersiap membereskan barang-barangnya.

Tak lama kemudian, pintu ruang kerjanya diketuk perlahan.

“Masuk,” ucapnya.

Seorang pria muda berpakaian rapi, mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, masuk dengan sikap sopan. Di tangannya tergenggam sebuah ponsel dan map kecil.

“Selamat siang, Bu Anita. Saya Fauzan, asisten pribadi Pak Arsen. Beliau meminta saya menjemput Ibu dan mengantar pulang,” ucapnya sambil sedikit menunduk.

Anita mengangguk ramah. “Terima kasih sudah datang, Fauzan. Sebentar saja, saya ambil tas terlebih dahulu.”

Setelah mengambil tas tangan dan mematikan laptopnya, Anita mengenakan cardigan tipis berwarna krem, lalu berjalan menghampiri pintu. Ia memberi instruksi singkat kepada staf yang berjaga agar operasional tetap berjalan hingga sore, serta mengingatkan agar tidak lupa mengecek kembali stok barang yang baru masuk siang tadi.

Dengan langkah pelan dan hati-hati, ia mengikuti Fauzan menuruni tangga. Sesampainya di lantai bawah, beberapa staf mengucapkan salam perpisahan sambil melambaikan tangan. Anita membalas sapaan mereka dengan senyum hangat.

Mobil yang menunggu di luar adalah SUV hitam keluaran terbaru, dengan kaca yang cukup gelap untuk menjaga privasi. Fauzan membukakan pintu belakang untuk Anita dengan sopan, lalu masuk ke kursi pengemudi setelah memastikan pintu tertutup dengan baik.

Baru beberapa menit mobil melaju meninggalkan kawasan ruko, ponsel Anita bergetar di dalam tasnya. Ia merogoh perlahan dan melihat nama “Arsen” tertera di layar.

Ia segera mengangkatnya.

“Halo, pih?” sapanya lembut.

“Anita, Fauzan sudah sampai? Dia menjemputmu tepat waktu, kan?” suara Arsen terdengar jelas dan sedikit cemas dari seberang sana.

“Sudah. Dia datang tepat waktu, seperti yang papih janjikan. Kami baru saja jalan,” jawab Anita tenang.

“Bagus,” ujar Arsen, suaranya kini terdengar sedikit lega. “Aku sebenarnya agak khawatir. Hari ini aku tidak bisa keluar dari ruang rapat sejak pagi, tapi aku ingin memastikan kau tidak kelelahan lagi seperti kemarin.”

Anita tersenyum. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil, membiarkan punggungnya yang sedikit pegal bersandar pada sandaran empuk.

“Aku baik-baik saja. Jangan khawatir terlalu banyak. Lagipula, hari ini aku tidak terlalu padat.”

“Hm… baiklah. Semoga dia tidak membuatmu kelelahan,” komentar Arsen ringan, namun ada nada protektif di sana.

“Tidak, pih. Aku juga sudah memberikan sebagian tugas pada bawahanku, mereka juga sering mengingatkanku dan menawarkan bantuan” ucap Anita.

Arsen terdiam beberapa detik sebelum berkata, “Aku senang mereka memperhatikan itu. Tapi ingat, prioritas utamamu sekarang adalah dirimu dan bayi kita. Kalau kau merasa tidak enak badan, sekecil apapun, segera beri tahu aku.”

“Iya, aku janji,” jawab Anita pelan.

Setelah beberapa obrolan ringan, percakapan mereka pun berakhir. Anita kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas, lalu memandang keluar jendela. Jalanan kota yang semula cukup padat mulai sedikit lengang karena jam istirahat siang hampir berakhir. Pepohonan di tepi jalan bergoyang perlahan ditiup angin sore, memberi suasana menenangkan yang jarang ia rasakan di tengah kesibukan.

Di tengah keheningan itu, Fauzan melirik melalui kaca spion dan berkata dengan nada hormat, “Pak Arsen tadi juga menyampaikan, jika Ibu ingin mampir membeli sesuatu atau merasa ingin makan sesuatu, jangan ragu memberi tahu saya.”

Anita tersenyum mendengar itu. “Terima kasih, Fauzan. Tapi sepertinya aku hanya ingin pulang dan beristirahat.”

“Baik, Bu.”

Setelah sekitar dua puluh lima menit perjalanan, mobil akhirnya memasuki kompleks perumahan elit tempat kediaman mereka berada. Gerbang utama terbuka otomatis, dan Fauzan dengan lancar mengarahkan mobil menuju garasi. Begitu kendaraan berhenti, ia segera turun dan membukakan pintu untuk Anita.

“Silakan, Bu.”

Anita turun dengan hati-hati. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati udara yang terasa lebih segar dari pusat kota. Rumah besar berarsitektur minimalis-modern itu tampak tenang dari luar. Beberapa tanaman hias di pekarangan depan tampak rapi dan terawat, dikelilingi bebatuan putih kecil yang bersih.

Ketika ia melangkah masuk ke dalam rumah, aroma lembut lavender dari diffuser otomatis menyambutnya. Rumah itu sunyi, namun terasa nyaman.

Ia berjalan perlahan menuju kamarnya di lantai atas, melewati ruang keluarga yang tertata rapi dengan sofa abu-abu dan rak buku di sisi tembok. Di dalam kamar, Anita segera melepas cardigan-nya dan meletakkan tas di sofa kecil dekat meja rias. Ia mengganti pakaian dengan daster longgar, lalu duduk di tepi ranjang. Tiba-tiba, rasa lelah yang sejak tadi ia tahan mulai menyeruak perlahan.

Tangannya secara refleks menyentuh perutnya yang masih datar. Senyum kecil terbit di wajahnya, mengiringi bisikan lirih, “Tumbuhlah dengan kuat di dalam sana…”

Anita pun berbaring, membiarkan matanya terpejam perlahan. Hari yang cukup panjang akhirnya membawanya pada jeda yang ia butuhkan.

Di lantai bawah, Fauzan mengirim pesan kepada Arsen untuk memberi kabar bahwa Anita telah tiba dengan selamat.

Sementara itu, di ruang rapat sebuah gedung tinggi di pusat kota, Arsen yang baru saja menerima pesan itu tersenyum kecil. Di tengah tekanan pekerjaan dan jadwal yang padat, kabar bahwa istrinya aman di rumah membawa kelegaan tersendiri baginya. Ia lalu menunduk sejenak, mengetik balasan cepat:

"Syukurlah, sekarang aku bisa bekerja dengan tenang. Kau boleh kembali ke kantor"

Dan di kamar yang hening, Anita akhirnya tertidur lelap, ditemani cahaya matahari yang menembus tirai tipis, membentuk siluet lembut di dinding kamar. Bayi dalam kandungannya mungkin belum bisa mendengar, tapi cinta dari orang-orang di sekitarnya telah lebih dulu menyelimuti kehadirannya.

1
Adinda
jangan jadi wanita lemah Anita cerai saja untuk apa bertahan sama pria penghianat
Uthie
Saat ini cerita ini lagii seru-serunya dan selalu di tunggu lagi up nya 👍👍👍👍
Mamie_Luv: Thank you kak ❤️
total 1 replies
Ma Em
Anita jgn mau memaafkan Arsen karena bkn hanya sekali Arsen berbohong pada Anita malah sdh sering sekali dan selalu mengecewakan Anita, kalau menurut aku lbh baik sdh tinggalkan Arsen kalau sdh sekali selingkuh pasti akan diulangi lagi .
Uba Muhammad Al-varo
ayo Anita berpikir lah dengan jernih ,selama hidup bersama Arsen yang kamu rasakan hanya kepedihan di tambah lagi penghianat an yang dilakukan Arsen,lebih baik berpisah carilah kebahagiaan mu, mulai sekarang jangan Anita menyiksa terus ragamu,kamu berhak bahagia
Yuliana Purnomo
yg pernikahan dilandasi cinta pun Akir nya bisa goyah kalau muncul orang ketiga,,,dan untuk Arsen kasih dia pelajaran Anita,,,andai kamu tinggalkan akan sebaik apa keadannya???
Rahma Inayah
skrg br merasa bersalah pada Anita pas bohongi Anita batal menani control bahkan Anita mnt utk menyusul Arsen bilng TDK bisa .tau2 ktm di mall sedang berjaln dgn jalang dan sangat bahagia sampai bergandeng tangan Arsen GK risih diam saja seolah oalh menikmati moment tersebut sejenak lp akan istri Bahkan ingat TLP or chat pun TDK dan Anita melihat sendri apa yg sdh di lakukan. Arsen istri mana yg mudah Nerima. maaf STLH di bohongi jg di khianati
Ana_Mar
sekali pengkhianat tetap pengkhianat, kalo pun ada maaf ga memungkiri kelak akan kamu ulangi lagi.
perselingkuhan bukan masalah keterlaluan, tapi uda fatal. kamu menghancurkan cinta dan kepercayaan Nita selama ini.
apa kamu bisa merasakan dengan kebencianmu dulu yang kamu torehkan ke Nita, tanpa mau tahu kebenarannya?? sekarang kamu menambah luka hati Nita?
itu tidaklah sebanding dengan perasaan yang kamu terima sekarang.
mudahan paginya Nita bisa bangkit lagi, meski masih ada luka dalam hatinya. ayoo Nita...kamu bisa bangkit, buktikan ke Arsen dan si pelakor kamu kuat tanpa mengharapkan kasih sayang dan cinta dari Arsen.
sembuhkan lukamu dengan menciptakan kebahagiaanmu sendiri.
Cookies
double up thor
Elen
lanjut /Kiss/
mama
naaah kan, klu udh ketahuan baru nyesel kan.. mentang2 nyaman dgn wanita lain jd keblabasan..buat km Anita jadilah wanita tangguh jgn mau lgi ditindas..diam lbih elegan dri pada koar2 biarlah suami mu binggung untuk menta maaf
Siti Zaid
Kenapa harus menahan kesakitan sekian lama...pergilah menjauh andai itu boleh sembuh kan luka dihati atau setidaknya menghindar seketika....😭
Isma Nayla
lebih baik bercerai agar hatimu lbh tenang nita,memang sakit tp bertahanpun akan bertambah sakit.
anggel
menarik seru
anggel
up
Eva Wahyuni
semangat Anita 💪💪💪.. kamu berhak bahagia, gapailah kebahagiaan mu sendiri.. lepas lah Arsen, pasti suatu saat dia akan menyesal dengan apa yang dia lakukan.. ananda semoga kamu merasakan juga apa yang dirasakan Anita, karena ini juga ada campur tangan kamu .. semangat Anita 💪💗💗
Ma Em
Bagus Anita kamu hrs ambil keputusan yg benar jgn selalu mau mengalah dan kelakuan Arsen sdh keterlaluan karena beralasan akan ada pertemuan dgn klien nggak tahunya cuma senang2 sama perempuan lain , Anita jgn mau memaafkan Arsen lagi sdh cukup kesabaranmu Anita tdk ada kesempatan lagi untuk Arsen.
Naya En-lish
/Rose//Rose//Heart//Heart/
Uba Muhammad Al-varo
Anita....kamu wanita kuat, tangguh dan mandiri, saatnya kamu bangkit dan bangun dan lepas kan semua penderitaan, badan mu juga harus sembuh dari penderitaan dan kesakitan
Elen
beri pelajaran tuh lakik.yuk semangat Thor uploadx😆
Uthie
Duhhhh... asli ikutan sesak dan emosi jiwa sy bacanya di part terbongkar nya pengkhianatan si Arsen 👍😁😁

Bagus nya langsung pada keputusan Anita memilih berhenti jadi bodoh..
gak mesti ngasih kesempatan lagii pada si Arsen itu !!! 😏🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!