NovelToon NovelToon
Godaan Mahasiswi Nakal

Godaan Mahasiswi Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dosen / Diam-Diam Cinta / Gadis nakal
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pannery

"Mahasiswi nakal harus dihukum!" Suara dinginnya menggelegar dan mengancam. Dia Gabriel, dosen killer yang terkenal kejam dan tidak suka digoda wanita.

Ivy, seorang primadona kampus memiliki nilai yang buruk dan nakal. Akibat kenalakannya, Mr. Gabriel ditugaskan untuk mengurus Ivy.

"Kerjakan soalnya atau aku akan menghukummu."

Karna tersiksa, Ivy mencoba membuat Mr. Gabriel menjauh berdasarkan rumor yang beredar. Tapi bukannya menjauh, Mr.Gabriel malah balik mendekatinya.

“Cium aku dong Mister~” Ivy selalu menggoda dosennya duluan agar risih.

Cup!

Bibirnya seketika dicium dalam dan membuat Ivy kewalahan. Saat pagutan dilepas, Ivy merasa bingung.

“KOK DICIUM BENERAN, MISTER?!”

“Loh kan kamu yang minta, kok di gas malah takut?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pannery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bikini

Ivy yang masih panik mencoba tenang, "Aku harus segera pergi dari sini."

Setelah memastikan tak ada yang melihat, gadis itu keluar dari ruang CCTV sambil membawa flashdisk itu kembali ke kamarnya.

Ivy merasa bersemangat karna tugasnya selesai dan bisa bertemu Mr. gabriel lagi, tapi begitu ia tiba di kamarnya, Ivy merasa kecewa.

Mr. Gabriel tidak ada di sana. Jendela kamarnya kembali terbuka seperti sebelumnya, menandakan pria itu sudah pergi.

Ivy mendekati meja kecil di kamarnya, dan menemukan secarik kertas yang ditinggalkan Gabriel.

"Simpan flashdisk itu, berikan padaku saat kelas nanti."

Ivy menatap pesan itu dengan campuran perasaan kesal dan penasaran. "Dia ini... sepertinya bukan sekedar dosen biasa.."

Gumam Ivy, menyadari bahwa Mr. Gabriel sepertinya memiliki sisi lain yang tidak biasa.

Cara pria itu  menyusup masuk, meninggalkan pesan, dan menghilang tanpa jejak menunjukkan bahwa pria itu memiliki kemampuan yang tidak bisa dianggap enteng.

Ivy memegang flashdisk itu erat-erat, entah siapa itu Mr. gabriel, Ivy akan mencari tau.

Sementara itu, di sisi lain, Mama Ivy sedang berdebat sengit dengan pihak kepolisian.

"Bagaimana mungkin kalian tidak tau siapa pelakunya?" Serunya dengan nada penuh tekanan.

Salah satu petugas, dengan wajah sedikit menunduk, menjawab, "Kami sedang bekerja keras, Mrs. Wendy. Namun, pelaku berkendara dengan kecepatan tinggi dan tanpa plat nomor. CCTV di sekitar jalan hingga kota juga dirusak. Sepertinya dia seorang kriminal yang sangat terlatih."

Mama Ivy memijat pelipisnya, merasa lelah dan frustrasi mendengar laporan itu. Tidak lama kemudian, salah satu pengurus CCTV rumah datang menghampiri.

"Maaf, Nyonya, pusat data CCTV rumah kita telah dimasukan virus. Data rekaman apapun yang ada sebelumnya sudah hilang."

Wajah Mama Ivy berubah drastis, matanya melebar penuh keterkejutan. Setelah beberapa detik terdiam, dia malah tertawa kecil, "Hahaha... Gabriel... Sepertinya semua ini ada hubungannya denganmu."

Sorot matanya dipenuhi kemarahan dan tekad. "Aku sendiri yang akan mengurus ini," ucapnya, meninggalkan keramaian itu dengan langkah cepat.

...****************...

Beberapa hari kemudian, Ivy merasa gerak-geriknya semakin dibatasi. Mamanya melarang Mr. Gabriel untuk mengantar-jemputnya.

Sebagai gantinya, seorang sopir pilihan Mama Ivy selalu siap mengawalnya. Ivy hanya bisa menghela nafas panjang sepanjang perjalanan, merasa seperti burung dalam sangkar.

Namun, keberuntungan masih memihaknya. Kali ini, dia memiliki kelas dengan Mr. Gabriel.

Setidaknya mood gadis itu mulai membaik. Selama kelas, Ivy memperhatikan dosen itu dari jauh.

Namun, bukan materi pelajaran yang menarik perhatiannya. Tatapannya malah salah fokus pada wajah tampan pria itu.

Dia... begitu tampan,  pikirnya, lalu menggelengkan kepala, mencoba mengusir pikiran yang mengganggu itu.

Ketika kelas berakhir dan para mahasiswa mulai meninggalkan ruangan, Ivy merasa sedikit gugup saat melihat Mr. Gabriel mendekatinya.

Pria itu menyentuh bahunya dengan lembut, membuat Ivy tersadar dari lamunannya.

"Tasmu," ucap Mr. Gabriel sambil menyerahkan tas yang sempat tertinggal di rumahnya.

Namun, dengan tatapan tajam, pria itu langsung melanjutkan, "Mana flashdisknya?"

Ivy, yang sudah bersiap dengan flashdisk itu, malah menariknya kembali saat akan menyerahkannya.

Dengan suara tegas, Ivy menatap dosennya serius, "CCTV di rumahku terkontaminasi virus. Lalu pusat datanya hilang, semua rekaman hilang. Aku ingin tau apa tujuanmu melakukan ini, Mister."

Mr. Gabriel tersenyum tipis, mengangkat alisnya, seolah terhibur oleh keberanian Ivy. "Kamu sangat ingin tau, ya?"

"Kalau ini memang untuk 'kebaikan kita,' seperti yang Mister bilang, aku berhak tau, kan? Atau—" Ivy menghentikan kalimatnya, namun tatapan tajamnya memberikan pesan yang jelas.

"Atau apa?" Mr. Gabriel mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari Ivy.

"Atau aku akan bilang pada Mama, kalau Mister yang menghancurkan CCTV itu dan menyuruhku melakukan semua ini."

Nada suara Ivy terdengar tegas, meskipun detak jantungnya berlomba-lomba dengan rasa gugupnya.

Mr. Gabriel menghela nafas panjang sambil mengusap kepalanya, terlihat sedikit kesal namun juga terhibur.

"Hah... Kamu ini memang merepotkan," gumamnya pelan, lalu menatap Ivy dengan lekat. "Baiklah, kamu menang.

"Aku sengaja melakukan itu agar bukti videoku saat bersamamu lenyap," ujar Mr. Gabriel dengan tenang, namun tetap penuh arti.

Ivy memandangnya dengan mata berbinar, penasaran. "Untuk apa Mister melakukan itu?"

"Agar kita tidak terkena masalah lebih dalam," jawab Mr. Gabriel sambil mendekat.

Dengan gerakan cepat, Mr. Gabriel mengambil flashdisk dari tangan Ivy saat gadis itu lengah.

"Aku yakin, mama kamu pasti akan menggali lebih dalam dengan cara apapun. Selama bukti dihancurkan, dia tidak akan bisa menyalahkanku."

Ivy terdiam sejenak, mencoba mencerna penjelasan itu. Setelah beberapa saat, ia mengangguk pelan. "Oh... aku mengerti."

Lalu, tanpa diduga, Ivy tiba-tiba memeluk Mr. Gabriel erat.

"Hei, ada apa ini?" Tanya Mr. Gabriel, terkejut dengan tindakan Ivy.

"Hwaa... maaf, Mister. Aku tadi berburuk sangka. Benar begitu, lebih baik dihancurkan saja. Aku tidak mau Mister sampai dilarang bertemu denganku," ucap Ivy dengan nada penuh kesungguhan, suaranya sedikit bergetar.

Mr. Gabriel menatap Ivy dengan lembut dan sedikit tersenyum. "Ya, kalau begitu ini memang keputusan terbaik. Kondisiku juga sulit kalau semuanya terungkap. Jadi lebih baik begini."

Ivy mengangguk mantap, meskipun wajahnya masih menunjukkan sedikit rasa bersalah.

"Mood Mama sedang buruk. Aku akan belajar keras agar nilaiku membaik, dan Mama bisa senang lagi," ucapnya penuh tekad.

Mr. Gabriel tertawa kecil sambil mengelus kepala Ivy. "Baguslah, Tuan Putri." Gerakan tangannya terasa lembut, membuat Ivy merasa nyaman.

Namun, momen itu tidak berlangsung lama. Saat selesai, Ivy tiba-tiba menarik pergelangan tangan Mr. Gabriel. Dengan mata berbinar, ia berkata, "Elus aku lagi, Mister."

Mr. Gabriel mengangkat alis, terhibur oleh permintaan Ivy. "Kerjakan dulu soal yang kuberikan. Kalau selesai, baru aku elus lagi," jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Baik!" Seru Ivy bersemangat, seperti seorang anak kecil yang mendapatkan iming-iming hadiah.

Perasaan hangat menjalar di hati Mr. Gabriel saat melihat Ivy begitu antusias.

Ivy selalu berhasil membuat pria itu terhibur meskipun kadang menjengkelkan.

Mendadak Mama Ivy mengirim sebuah pesan pada Mr. Gabriel.

Mrs. Wendy: Temui aku jam 3 sore di cafe orang

Mr. Gabriel menaikkan alisnya. Akhirnya dia mengajakku bertemu juga, pikirnya.

...****************...

Di Cafe orange, tempat pertemuan mereka. Mama Ivy sudah menunggunya.

"Selamat sore, Mrs. Wendy," sapa Mr. Gabriel dengan tenang sambil menghampiri meja.

Mama Ivy tidak langsung menjawab. Ia menatapnya tajam sebelum meletakkan cangkirnya dengan agak keras di meja.

"Bagaimana perkembangan Ivy?" Tanyanya dengan nada dingin.

"Dia baik, Mrs. Wendy. Lihatlah," jawab Mr. Gabriel sambil menyerahkan beberapa lembar kertas berisi tugas Ivy. "Sekarang dia menjadi lebih penurut, dan nilainya terus meningkat."

Mama Ivy memeriksa kertas-kertas itu dengan seksama, sedikit terkejut dengan hasilnya. Ia diam sejenak, lalu menatap Mr. Gabriel.

"Baguslah. Tapi kudengar, kamu sering mengantar-jemputnya, ya?"

Mr. Gabriel mengangguk santai. "Ya, aku hanya ingin menjaganya. Ivy sering diganggu oleh orang lain. Pernah sekali mobilnya dikempesi bannya, bahkan diikuti kemanapun. Karna itu, rasa ibaku muncul jadi aku melindunginya hingga sekarang."

"Ha..." Mama Ivy menghela nafas panjang, matanya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. "Ivy tidak pernah cerita apa pun padaku. Tapi tampaknya dia sangat dekat denganmu."

"Tentu saja, Mrs. Wendy," jawab Mr. Gabriel, suaranya tetap tenang.

"Karna aku yang selalu ada di sisinya sekarang sebagai pembimbingnya. Aku berusaha menuntunnya menjadi lebih baik, seperti yang Anda inginkan."

Mama Ivy ingin mengajukan lebih banyak pertanyaan, tapi pembawaan Mr. Gabriel yang begitu tenang membuatnya sulit menemukan celah untuk mencurigainya.

Dan tanpa bukti, Mr. Gabriel tidak bisa disalahkan.

Akhirnya, Mama Ivy hanya bisa memberikan sebuah peringatan tegas.

"Baiklah, Aku pesan satu hal.. ingatlah posisimu, Mr. Gabriel," ucapnya dengan nada dingin.

"Jika kau melakukan sesuatu di luar tugasmu, aku akan mencoret kontrak kita dan meminta ganti rugi atas bayaranmu."

Mr. Gabriel tersenyum samar, lalu bertanya dengan pura-pura tidak tau.

"Sesuatu di luar tugasku? Maksud Anda, apa, Mrs. Wendy?"

Mama Ivy menatapnya tajam. "Jangan terlibat hubungan lebih dengan Ivy. Kalau kau sampai melakukannya, aku tidak akan ragu melemparkan gelas ini ke wajahmu."

Mendengar ancaman itu, Mr. Gabriel malah tertawa kecil. "Ah, kalau begitu, aku akan jadi sangat br*ngsek jika melakukannya, Mrs. Wendy."

Namun, suaranya berubah tegas saat ia melanjutkan. "Aku tidak memiliki niat seperti itu. Anda tau sendiri kondisiku."

Meskipun ucapannya terdengar meyakinkan, ada sesuatu yang bergejolak dalam hati Mr. Gabriel.

Kebohongan itu mulai memberatkan dirinya. Ivy... gadis itu perlahan-lahan mengusik pikirannya, membuatnya sulit menahan diri.

Beberapa hari berlalu..

Ivy, belakangan ini merasa Mr. Gabriel semakin cuek, memutuskan untuk mengambil langkah berani.

Dengan senyum nakalnya, ia menyingkirkan rasa malunya dan memanfaatkan kepercayaan dirinya.

"Hmm... mari gunakan kecantikanku," gumam Ivy sambil memilih pakaian renang yang menurutnya paling menarik.

Gadis berpose, mengambil beberapa foto dirinya, lalu mengirim pesan ke Mr. Gabriel.

Ivy : Mister, aku butuh bantuan. Menurut Mister, baju renang mana yang bagus untuk dipakai nanti? Aku ingin ke pantai bersama Mister! 

Sementara itu, Mr. Gabriel tengah menikmati secangkir kopi di ruangannya.

Begitu melihat pesan dari Ivy, ia langsung menyemburkan kopinya dan hampir menjatuhkan cangkir dari tangannya.

Wajah pria itu memerah seketika, dan ia buru-buru melihat ke arah lain.

"Gadis sialan.. apa-apaan ini...," gumamnya dengan nada kesal, tapi matanya tak bisa berhenti mencuri pandang ke layar ponselnya.

Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya pria itu membalas.

Mr. Gabriel : Kamu gila ya mengirim hal seperti ini?

Mr. Gabriel mencoba terdengar tegas meski jantungnya masih berdegup kencang.

Di sisi lain, Ivy tertawa kecil membaca reaksinya.

Ivy : Aku tidak gila, Mister. Aku cuma bertanya.. di jalan-jalan kedua nanti aku mau ke pantai! Aku cuma mau menanyakan pendapatmu :D

Mr. Gabriel menghela nafas panjang, mencoba mengendalikan dirinya. Tapi.. pria itu tidak bisa, sesuatu dalam dirinya bangkit lagi.

Mr. Gabriel : Nona Ivy

Mr. Gabriel : Apakah kamu bisa mempertanggungjawabkan perbuatanmu?"

"Hah? Maksudnya apa?" Gumam Ivy bertanya dengan nada bingung.

Mr. Gabriel : Tunggu di minimarket dekat rumahmu kalau orang tuamu tidak ada

Ivy : Eh? Ada apa Mister? Kebetulan Papa Mamaku sedang tidak ada di rumah

Mr. Gabriel : Tunggu disana, aku akan menjemputmu

1
Elmi Varida
Ivy msh seperti anak2.
Elmi Varida
hadeeeuh...baru dicium aja udah kayak diperawanin si Gabriel wkwkwkwk...
ikut nyimak novelmu thor..
Siti Zulaikha
lanjut thor
Azriel Baxter
suka banget... aku gatau kapan ini dirilis, tapi bagus bangetttt lanjut ya kak.. lope banget deh, sesuai genre,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!