NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us 2

Rain : Losing Us 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / One Night Stand / Enemy to Lovers / Barat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Restart.

Pagi itu, sinar matahari pagi menyinari dapur villa. Angelo duduk di pantry, mengamati Maximilliam dengan penuh minat. Rambutnya sedikit berantakan, kemeja flanelnya sedikit tergulung di lengan, pria itu tampak begitu fokus memasak di tengah aroma rempah-rempah yang harum. Maximilliam, yang terkenal kaku dan kurang terampil di dapur, tengah berupaya keras membuat sarapan spesial untuk Angelo dan calon bayinya. Layar tabletnya menampilkan tutorial memasak yang langkah-langkahnya ia ikuti dengan saksama, sesekali mengerutkan dahi.

Aroma wangi lada hitam bercampur dengan aroma bawang putih yang sedikit gosong. Angelo terkekeh pelan melihat Maximilliam yang tampak kebingungan memilih bumbu, bahkan sampai mencicipi setiap ramuan dengan ekspresi serius. Bibirnya sedikit terangkat membentuk senyum geli.

"Kau yakin bisa, Max?" tanya Angelo lembut, suaranya mengalun pelan.

Maximilliam menoleh, senyumnya merekah, berusaha meyakinkan. "Tentu saja, sayang. Tunggu sebentar lagi, ya." jawabnya, suaranya penuh semangat.

Angelo menggeleng kecil, senyumnya masih terukir di wajah. Ia kembali memperhatikan Maximilliam, membayangkan kesejukan udara Danau Baikal yang menyegarkan.

Setelah berjibaku dengan panci dan wajan selama hampir satu jam, akhirnya semangkuk Borscht buatan Maximilliam terhidang di atas meja makan. Warna merah cerah dari sup bit itu tampak menggoda, uap hangat mengepul lembut, dan aroma rempah-rempah yang kaya memenuhi ruangan. Angelo mengangkat sebelah alisnya, takjub. Ia sama sekali tak menyangka Maximilliam akan membuatkan makanan khas Rusia ini.

"Apakah aku boleh mencobanya?" tanya Angelo, suaranya terdengar lembut, penuh rasa ingin tahu.

Maximilliam mengangguk, senyumnya merekah. "Tentu saja, Sayang."

Angelo mengambil sesendok sup, dan mencicipinya perlahan. Ekspresi wajahnya berubah sedikit, keningnya berkerut samar. Maximilliam menatapnya dengan penuh harap, degup jantungnya berdebar-debar menanti penilaian Angelo. "Bagaimana rasanya?" tanyanya dengan suara sedikit gugup.

Angelo mengangguk kecil, "Lumayan... hanya saja, sedikit hambar," jawabnya jujur. Namun, ia tetap melanjutkan makan, menikmati setiap suapan sebagai bentuk apresiasi atas usaha keras Maximilliam. Ia bisa merasakan cinta dan perhatian yang tercurah dalam setiap sendok Borscht itu.

Maximilliam lega mendengar pujian Angelo, meskipun ada sedikit catatan. Ia ikut bergabung, mencicipi sup buatannya sendiri. Ya, memang sedikit hambar, seperti yang dikatakan Angelo. Tapi, senyumnya tetap mengembang. Percobaan pertamanya memasak Borscht, bisa dibilang cukup berhasil. Ia bertekad untuk terus berlatih, agar kelak bisa selalu memasak untuk Angelo dan calon bayi mereka, menciptakan kenangan-kenangan manis di dapur kecil mereka. Aroma Borscht yang sedikit hambar itu, kini terasa lebih bermakna dari sebelumnya.

Setelah menikmati sarapan, mereka menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan sederhana namun menyenangkan. Maximilliam membantu Angelo menyiram tanaman-tanaman di halaman villa Angelo yang baru, tangan mereka sesekali bersentuhan saat mengambil selang. Kemudian, di bawah langit biru yang cerah, Angelo melakukan yoga di tepi danau, Maximilliam duduk di sampingnya, mengawasi gerakan-gerakan Angelo dengan penuh perhatian. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga-bunga liar yang harum. Setelah itu, mereka berjalan-jalan santai di tepian Danau Baikal, menikmati keindahan alam yang memesona. Air danau yang tenang memantulkan cahaya matahari senja yang keemasan.

Hari pertama di villa baru ini terasa begitu tenang bagi Angelo. Kegelisahan yang sempat menghantuinya kemarin seakan lenyap ditelan kedamaian suasana sekitar. Semilir angin danau, suara debur ombak yang lembut, dan kehadiran Maximilliam di sisinya menciptakan harmoni yang sempurna.

Berbeda dengan Angelo, Maximilliam merasakan lebih dari sekadar kedamaian; ia merasakan kebahagiaan yang begitu dalam. Kedekatannya dengan Angelo di tempat yang sunyi dan indah ini memberinya kesempatan untuk lebih intens mengungkapkan perasaannya. Ia ingin memastikan Angelo menjadi pendamping hidupnya, bersama-sama membesarkan anak mereka.

Saat senja mulai menyapa, Maximilliam menatap Angelo dari samping. Cahaya matahari senja yang memantul di permukaan Danau Baikal memberikan aura magis pada wajah Angelo, membuatnya tampak semakin cantik dan mempesona.

"Aku tidak suka ditatap seperti itu," ucap Angelo, tanpa menoleh, suaranya lembut namun tegas.

Maximilliam terkekeh pelan, "Instingmu masih sangat tajam, ya," jawabnya, suaranya penuh kekaguman dan sedikit geli. Ia tahu, Angelo menyadari tatapan penuh cinta yang ia pancarkan.

"Angelo," Maximilliam memulai, suaranya sedikit berat, "andai masa lalu yang menyakitkan itu tak pernah terjadi, apakah kita mungkin sudah bersatu sekarang?" Pertanyaan itu keluar begitu saja, dibisikkan lembut oleh angin senja.

Angelo menoleh, tatapannya kembali tertuju pada langit jingga yang perlahan memudar. "Mungkin iya, dan mungkin tidak," jawabnya, suaranya pelan, mencerminkan kerumitan perasaannya.

Ia menghela napas panjang, angin malam membawa hembusan dingin yang menusuk kulit. "Bagaimanapun juga, sebelum bertemu denganmu, aku lebih dulu bertemu Solen. Andai masa lalu yang menyakitkan itu tak terjadi, mungkin aku dan Solen sudah hidup bahagia," ujarnya, suaranya sedikit getir.

Mendengar nama Solen, Maximilliam terdiam. Kenangan pahit tentang kehilangan harapan bersatu dengan Angelo karena pernikahannya dengan Rain kembali menghantuinya. Bayangan itu begitu nyata, menggerogoti hatinya.

"Angelo," Maximilliam bertanya dengan suara serius, tatapannya penuh harap, "apakah aku masih memiliki kesempatan?"

Angelo menoleh, sebuah senyum tipis, hampir mengejek, tersungging di bibirnya. "Aku tidak suka pria yang sudah tidur dengan wanita lain," ucapnya, suaranya tegas. Ia bangkit, meninggalkan Maximilliam sendirian di tepi danau, melangkah masuk ke dalam villa.

Angelo tahu Maximilliam mengerti maksudnya. Ia tahu bahwa selama pernikahan Maximilliam dan Rain, pria itu sama sekali tak pernah menyentuh Rain. Angelo adalah satu-satunya wanita yang pernah berbagi ranjang dengannya, itu pun tanpa sengaja karena pengaruh alkohol.

Memahami maksud Angelo, sebuah senyum bahagia terukir di wajah Maximilliam. Namun, ia juga menyadari bahwa Angelo tak akan semudah itu memberinya kesempatan. Pasti ada rintangan yang harus ia lewati untuk bisa bersatu dengan Angelo.

Waktu berlalu begitu cepat. Dua minggu telah berlalu sejak mereka tinggal bersama di villa. Kedekatan mereka semakin intens, Angelo pun mulai pulih dari masa sulitnya. Tubuhnya kembali terawat, stresnya berkurang, dan senyumnya kembali merekah. Kehamilan Angelo memasuki minggu kedelapan belas, perutnya semakin membuncit, menandakan pertumbuhan calon bayi mereka.

"Max, hentikan!" Angelo kesal, suaranya terdengar sedikit tinggi karena Maximilliam memeluknya dari belakang saat ia sedang memasak. Aroma masakan yang harum bercampur dengan aroma tubuh Maximilliam.

Mereka sudah sangat dekat, namun Angelo masih belum menjawab ajakan Maximilliam untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. "Hanya sebentar, kepala ku sangat pusing, dan perutku sangat mual," keluh Maximilliam, menempelkan kepalanya di bahu Angelo. Rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan lelah pada dirinya.

Selama tinggal bersama, Angelo baru mengetahui bahwa Maximilliam mengalami sindrom Couvade. Ironisnya, bukan Angelo yang mengalami gejala kehamilan tersebut, melainkan Maximilliam yang menanggungnya.

"Beristirahatlah. Jika kau terus menempel seperti ini, aku tidak akan selesai membuat sarapan untuk kita," ucap Angelo, suaranya terdengar sedikit lembut, meskipun masih ada nada kesal.

Maximilliam menggeleng. Angelo merasa sedikit aneh dengan reaksi Maximilliam. Ia mengatakan bahwa dengan berada di dekat Angelo, dan menghirup aroma tubuhnya, rasa mual dan pusingnya akan berkurang. Aroma tubuh Angelo baginya seperti obat mujarab.

1
Reka Cantika
luar biasa
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bguslh kl max yg yg mnglaminya,biar bumil sntai aja....lgian kn udh bwa baby kmn mna,mualnya buat bpknya baby....
Noey Aprilia
Mnjauh smntra,mngkn lbih baik buat angelo....apa lg ada ssrorng yg sllu ada d smpingnya....biarlh orng yg udh bkin dia sdih,mnrima hkumannya.....
Noey Aprilia
Wjar sih kl angelo jd stress,scra mntalnya pst trgnggu krna kta2 mreka....
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
Reka Cantika
lanjut lagi
Noey Aprilia
Pntsn angelo mrah,dia trauma trnyta.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Yg d perut aja blm kluar,mlah mau ngadopsi ank orng...urus ankmu dlu lh...
Reka Cantika
lanjut lagi Thor
Noey Aprilia
Abs tu siap2 kna gmpar angelo,trs gas bleh dkt2 lg apa kg bbo bareng....spa sruh pke mbuk sgla.....
Noey Aprilia
Angelo sllu pnuh kjtan....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Jd gmna pnggilan buat mreka y????
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
SamdalRi: Dipikir², aku tidak kepikiran /Facepalm/
total 1 replies
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bagooossss......
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Kaaaannnn....bnr....
janet bbo bareng sm jacob...enth bgaimna smp mreka bs brsma,mngkn krna trbwa suasana....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Alamakkkk....
jgn2 janet bno bareng sm jacob?????
SamdalRi: /Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!