Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn
Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata
Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn
Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejar
Delila terbangun ketika hawa dingin menusuk kulitnya, kedua netranya menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul 1 dini hari. Dia mengedarkan pandangannya dan seketika tersadar bahwa dia tengah tertidur di ruang tv.
"Alan ...," gumam Delila.
Ingatannya kembali pada lelaki yang dia tunggu beberapa jam. Delila segera beranjak dan dengan langkah gontai dia berjalan menuruni anak tangga. Tanpa rasa takut dia membuka pintu utama, berjalan ke sebuah tempat dimana Alan yang selalu memarkirkan mobilnya. Namun tempat itu kosong tak ada mobil Alan yang terparkir disana.
Pikiran buruk pun mulai menghantuinya, serta perasaan takut menyusup dalam dirinya. Takut kalau Alan mengalami kecelakaan atau lainnya. Dengan cepat Delila merogoh saku celana kulotnya, mengambil benda pipih yang dia simpan di dalam sana dan mulai menghubungi nomor suaminya.
Cukup lama Delila menanti panggilan itu terhubung, tapi tak sekali Delila melakukan hal itu. Dia terus berulang kali menghubungi Alan karena tak juga ada jawaban. Hampir saja Delila merasa frustasi dan ketakutan, namun setelah sekian kali sebelum akhirnya panggilan telpon itu terhubung juga.
"Ha- hallo Alan, kamu dimana?" tanya Delila takut-takut.
Delila bisa mendengar jelas suara bising ketika sambungan telpon tersambung dan suara seseorang yang tak Delila kenal menjawab panggilan itu.
"Maaf mbak saya Dicki yang bekerja di club ini. Saat ini lelaki yang mbak hubungi tak sadarkan diri tepat di hadapan saya. Tolong jemput kemari karena saya tak tahu harus kemana tujuannya kalau memesankan taksi."
"Hah? Anda bilang apa? Maaf suara anda kurang jelas," tanya Delila.
Sementara Dicki mengulang kembali ucapannya dengan suara yang keras dan perlahan dalam mengucapkannya.
"Ok, tolong kirim alamatnya sekarang juga," titah Delila dengan perasaan cemas di hatinya.
Delila segera membangunkan sopir pribadinya karena dia tak berani mendatangi tempat itu sendiri.
🌷🌷🌷
Tak lama mobil mewah Delila telah sampai di sebuah club malam, di temani Pak Iwan sopirnya. Bahkan Delila rela membayar 2 tiket masuk dengan harga yang cukup fantastis. Padahal mereka datang hanya untuk menjemput Alan, tapi hal itu tak jadi masalah bagi Delila yang memang sedang mengkhawatirkan suaminya. Beberapa orang menatap ke arah Delila sembari tertawa melihat penampilannya yang sangat tidak cocok untuk tempat yang dia datangi saat ini.
"Mbak kalau mau pengajian bukan disini tempatnya," sindir seorang wanita yang memakai pakaian minim bahan dengan tatapan mencemooh, tapi Delila tak mempedulikannya.
"Jangan di dengarkan Non, lebih baik kita cari Pak Alan saja," ucap Pak Iwan mengingatkan dan di angguki kepala oleh Delila.
Delila berjalan menuju meja bartender yang letaknya telah di jelaskan oleh Dicki sebelumnya. Dari kejauhan Delila bisa menangkap sosok yang begitu familiar berada disana. Dimana Alan yang sedang menelungkupkan tubuhnya di atas meja dengan tak sadarkan diri. Sempat Alan menolak ketika Pak Iwan memapah dirinya. Alan pun terus meracau dengan kata-kata yang tak jelas.
Pak Iwan sedikit kesulitan ketika memapah tubuh tinggi tegap Alan. Sedangkan Delila meminta tolong pada Dicki untuk membantunya membawa ke dalam mobil.
Dengan susah payah akhirnya Alan dapat di papah keluar dari club itu dan kini Alan sudah berada di dalam mobil Delila. Sebelum itu Delia meminta telah menitipkan mobil Alan pada Dicki untuk di bawa esok pagi.
Meski ada perasaan takut yang menyergap dirinya, Delila tetap menemani Alan yang masih dalam kondisi mabuk berat di kursi belakang. Ini pertama kalinya Delila berhadapan dengan seorang yang sedang mabuk. Tercium dengan jelas aroma tajam khas minuman beralkohol itu setiap kali Alan meracau. Meski Delila tak menyukainya namun dia tetap sabar untuk menjaga suaminya itu.
"Lun ... tunggu aku Luna!" racau Alan.
DEG!
Detik itu juga jantung Delila seakan berhenti berdetak. Tubuhnya terasa lemas ketika mendengar suaminya yang meracau menyebutkan nama wanita lain yang merupakan mantan kekasihnya. Tiba-tiba ada rasa ngilu di hatinya ketika Alan menyebutkan nama Luna, wanita yang telah menghancurkan hidupnya.
Pak Iwan segera melajukan mobilnya, kebetulan malam itu jalanan ibukota begitu lenggang. Membuat perjalanan mereka tak membutuhkan waktu lama, sebelum akhirnya mobil Delila telah tiba di halaman rumahnya.
Pak Iwan dan juga penjaga rumah kembali memapah Alan ketika memasuki rumah. Dan untuk sementara Alan di tempatkan di kamar tamu yang berada di lantai satu.
"Pak, tolong jangan bilang pada Daddy apa yang terjadi malam ini," mohon Delila pada semua pegawainya termasuk Bi Nani yang ikut terbangun.
"Baik Non, anda tenang saja. Saya tidak akan mengatakan apapun pada Tuan besar," jawab Pak Iwan selaku sopir pribadi dan juga orang kepercayaan Daddy Nelson.
"Terimakasih Pak, saya sangat menghargainya," ucap Delila tulus.
Satu persatu orang pun meninggalkan kamar itu setelah Alan terbaring sempurna. Kini menyisakan Delila yang duduk di tepi ranjang menatap wajah suaminya itu.
"Beristirahatlah ... harimu pasti berat," ucap Delila dengan lirih. Delila yakin telah terjadi sesuatu pada Alan hingga membuat suaminya seperti ini. Setelah puas telah memperhatikan suaminya itu kemudian dia beranjak dari tempatnya untuk pergi.
Belum sempat Delila melangkah, tangan besar Alan menahan lengannya membuat Delila terjatuh ke atas tempat tidur. Dan secepat kilat Alan menindih tubuh istrinya itu.
Delila menatap nanar mata suaminya yang tampak memerah karena mabuk. Sedangkan Alan memandangi wajah Delila lamat-lamat.
"Kamu terlihat berbeda malam ini, Luna ...," lirih Alan tepat di wajah Delila.
"Kamu terlihat sangat cantik," lirih Alan lagi dan kemudian menyatukan bibirnya dan bibir Delila dengan sempurna.
Delila terkejut dengan apa yang di lakukan Alan padanya. Mata nya membulat sempurna, tubuhnya menegang, dan detak jantung pun berdetak kencang. Ini pertama kalinya dia berciuman dengan Alan suaminya. Ciuman yang menuntut, bukan sekedar ciuman sekilas saja yang pernah dia lakukan dengan kekasihnya dulu.
Tanpa sadar Alan terus mengulum dan menyesap bibir Delila dengan bergantian. Bahkan lidahnya menyeruak masuk untuk saling membelit.
Terdengar nafas Delila yang begitu terengah-engah ketika ciuman panas itu terjadi. Delila tampak terhipnotis dengan ciuman Alan tersebut hingga dia membalas ciuman Alan dengan susah payah. Entah apa yang ada di pikiran Delila saat ini sampai dia melakukan hal itu.
"Kamu sungguh cantik sekali malam ini Luna," lirih Alan di antara ciumannya.
Butiran kristal meluruh begitu saja dari sudut ekor matanya ketika Alan kembali menyebutkan nama itu.
'Kenapa kamu bodoh Delila ... berapa kali aku mengingatkanmu, jangan pernah jatuh cinta, Delila ... jangan jatuh cinta lagi. Kamu akan kembali patah hati seperti sekarang ini.'
"A- Alan ... tolong hentikan ...."
"A- Alan, ku mohon hentikan ... jangan lakukan ini."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Cerita cinta setelah pernikahan dimana keduanya sama-sama terluka oleh orang yang mereka cintai. Ngebayangin diposisi Alan dan Delila pasti rasanya enggak mudah untuk mereka menerima satu sama lain.
Meski perlahan sekarang hubungan mereka mulai membaik, tetapi komunikasi dan pikiran mereka terhadap masa lalu yang membuat semuanya jadi rumit.
Apalagi masa lalu yang justru nggak terima atas kebersamaan Alan dan Delila, semoga enggak jadi penghalang untuk hubungan mereka kedepannya.
Semoga Alan dan Delila dapat saling mencintai, tanpa terikat oleh masa lalu.
Bahagia selalu untuk mereka, juga tanpa adanya kontrak yang terikat😊😊
Semangat untuk Kakak.
Semangat untuk nulisnya, jaga kesehatan, dan sukses selalu💪💪❤️❤️🥰😘
Hanya masalahnya sekarang ....😔
suger Daddy
Ngapain nyari-nyari Delila?😒