Dendam pada adik tirinya dan penghianatan istrinya membuat Zayn menggila.
Dia bahkan dengan tega memerkosa Gia yang tak lain kekasih dari adik tirinya.
Demi membalas sang adik, Zayn pun menikahi Gia, karena. Gia pun tengah mengandung anaknya. Namun, Zayn bukan benar-benar bertanggung jawab karena nyatanya Zayn hanya menjadikan Gia sebagai sebagai istri kontraknya demi melihat adik tirinya menderita.
"Tanda tangani ini. Besok kau akan resmi menjadi istri kontrak ku!" ucap Zayn dengan angkuhnya.
"Tidak! sampai kapan pun aku takan pernah menandatangani perjanjian bodoh ini. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjaga anak ini dengan baik walau tanpamu!" Teriak Gia penuh emosi.
"Cih, kau pikir aku menikahimu karena ingin bertanggung jawab dengan anak itu. Jangan bermimpi! aku sama sekali tak perduli dengan mu atau anakmu. Cepat tanda tangani ini ... Jika kau menolak akan ku hancurkan kekasihmu." Zayn tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Gia berubah pucat saat dirinya mengancam akan menghancurkan Zidan.
Season 2
Zidan with Audrey.
Audrey Khail.
Orang menyebutnya si penantang maut. Tak ada rasa takut di diri seorang Audrey, beberapa kali hampir meregang nyawa karena pekerjaannya tak membuat Audrey gentar. Hidupnya berubah kala ia di tugaskan mengawasi seorang Zidan Smith.
Ada yang Audrey sembunyikan, dan mungkin itu salah satu kelemahan Audrey.
"Audrey, apa dia miliku?" Tanya Zidan dengan bibir bergetar. Tubuhnya mendadak lemas, jiwanya seolah direbut paksa dari raganya.
"Tutup mulutmu! Aku akan membunuhmu, jika kau berani menampakan dirimu lagi di hadapanku!" Sekuat tenaga, Audrey menahan dirinya agar tak menghajar Zidan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Saat mata Zayn dan Zidan saling memandang, tatapan mereka penuh dengan aura permusuhan.
Zidan mengangkat tangannya yang sedang menggenggam tangan Gia dan mengecupnya di depan Zayn. Tatapan mata Zidan masih menatapnya dengan angkuh, tak ada lagi rasa hormat di diri Zidan untuk Zayn. Sekarang hanya ada rasa benci dan tak ingin mengalah lagi pada kaka tirinya.
Sedangkan Zayn yang melihat pemandangan di depannya hanya berdecih. Dengan gaya khasnya, Zayn memasukan tangan ke sakunya dan mulai berjalan meninggalkan Zidan dan Gia.
Sedangkan Gia yang dari tadi menunduk, seketika mengangkat kepalanya dan menarik tangannya dari tangan Zidan.
"Gia, ada apa?" tanya Zidan yang saat Gia menarik tangannya. Zidan bisa melihat jelas perbedaan mimik muka Gia yang berubah.
"Zidan, apa kau mendekatiku dan menjadikanku kekasihmu hanya untuk membalas kakamu?"
Zidan menggeleng, dia memegang kedua |pundak Gia. "Gia, tatap aku!" titah Zidan.
Gia mengangkat kepalanya dan melihat kearah Zidan. Hatinya tiba-tiba sakit saat membayangkan jika benar Zidan menjadikannya kekasih hanya untuk memanas-manasi Zayn.
"Gia, aku benar-benar tulus mencintaimu. Tak ada niat lain selain ingin bahagia bersamamu. Jadi tolong, percayalah," ucap Zidan memandang Gia dengan tatapan penuh cinta.
Gia menatap Zidan lekat-lekat. Dia mencari kebohongan dari mata kekasihnya. Namun hanya ada ketulusan yang terpancar dari sorot mata Zidan.
"Baiklah, maafkan aku, Zidan," ucap Gia sambil tertunduk. Rupanya dia malu karena telah curiga pada Zidan.
Zidan yang gemas dengan reaksi Gia langusung mengacak rambut Gia.
"Zidan, kau merusak rambutku!" ucap Gia. Sedangkan Zidan hanya tergelak dengan reaksi Gia.
"Ayo!" ajak Zidan sambik kembali mengulurkan tangannya. Mereka pun berjalan sambil bergandegan tangan dan masuk kedalam perusahaan.
Benar saja, saat masuk gedung, semua memandang Zayn dan Gia. Zidan yang merasa genggaman tangan Gia semakin erat, memercepat langkahnya karena tau Gia sedang merasa gugup dan serba salah.
Sedangkan Zayn.
Saat melangkah meninggalkan Gia dan Zidan, Zayn tersenyum penuh kemenangan.
Saat masuk kedalam ruangannga, Zayn bersorak kegirangan. Dia tak menyangka rencanya berhasil dengan cepat dan sangat mulus.
Ya, rencana mendekatkan Gia dan Zidan dan setelah itu Zayn akan merebut Gia dari Zidan bagaimana pun caranya.
"Mark, masuk keruanganku!" titah Zidan lewat sambungan telepon.
Tak lama, Mark pun masuk kedalam ruangan Zayn.
"Mark, sepertinya kau yang harus pergi ke Indonesia untuk bertemu tuan Raffael!" titah Zayn. Awalnya, Zayn takan melibatkan Mark dalam rencananya. Namun, Zayn berpikir ulang. Sepertinya Mark bisa sedikit membantunya.
Mark mengernyitkan kening saat mendengar perintah Zayn.
"Maaf, Tuan. Bukankah kita biasa meeting bersama tuan Raffael di prusahaan Abraham grup yang bercabang disini."
"Tuan, Raffael sedang tidak bisa pergi ke Rusia. Jadi kita yang harus terbang ke Indonesia dan meeting di Abraham grup cabang Indonesia."
"Apa saya harus pergi sendiri, Tuan?" tanya Mark lagi.
"Ajak sekretaris Zidan bersamamu."
Mendengar perintah Zayn, Mak kembali mengernyitkan keningnya. Dia menatap Zayn dengan penuh tanda tanya. Kenapa Gia yang harus pergi bersamanya.
Zayn yang sedang sibuk dengan ponselnya, menatap Mark, karena Mark tak kunjung menjawab.
"Kau mencurigaiku, Mark?" tanya Zayn yang mengerti akan tatapan Mark.
"Anda tidak sedang merencanakan sesuatu, kan, Tuan?" tanya Mark lagi memastikan.
"Mark, apa kau bercanda? memangnya apa yang aku rencanakan?" Zayn mencoba setenang mungkin saat menjelaskan pada Mark. Sebisa mungkin dia tidak terkecoh saat menjawab pertanyaan Mark.
Mark tampak berpikir. "Lalu kenapa tidak anda yang pergi ke Indonesia, Tuan?" lagi-lagi Mark bertanya. Benar dugaan Zayn. Mark takan percaya begitu saja pada Zayn.
"Mark, walaupun kau dibayar oleh mommyku. Tapi, didalam perusahaan, aku tetap bosmu. Lalu kenapa kau malah mempertanyakan perintahmu?"
Mark tampak berpikir sejenak.
"Lalu kenapa saya harus pergi bersama sekretaris tuan Zidan?" tanya Mark lagi. Rupanya Mark masih mencurigai Zayn.
"Astaga Mark ...!" Zayn berseru kesal karena Mark terus saja bertanya.
"Anda kenapa kesal, Tuan?" tanya Mark tanpa merasa bersalah.
"Mark, dengakan aku baik- baik! aku sama sekali tak mempunyai rencana apa-apa. Aku memerintahmu murni karena masalah pekerjaan. Aku tidak bisa pergi karena pekerjaan disini menumpuk. Jadi terpaksa kau yang harus menggantikanku dan masalah sekretaris Zidan, kau memang harus pergi bersamanya. Karena nanti proyek ini akan ditangani oleh Zidan.
Mark berpikir sejenak, alasan Zayn ternyata cukup masuk akal. " Baiklah, saya akan menyiapkan semua." Mark pun keluar dari ruangan Zayn meninggalkan Zayn yang kesal setengah mati karenanya.
Setelah Mark keluar, Zayn menelpon seseorang.
"Siapkan penerbangan ke Indonesia, dan pesankan hotel di bali serta urus semua yang telah aku perintahkan kemarin," ucap Zayn pada orang di sebrang sana.
Setelah menelpon, Zayn membuka laci, dia mengambil sesuatu dari lacinya dan menimang-nimangnya.
"Zidan, tunggulah kehancuranmu."
Author malah gemes sama Mark ya 🤣🤣🤣🤣 ko inget sama sekretaris siapa ya ,🤣🤣