Transmigrasi Belvia Season 2

Gudang Sekolah....

Casey menyuruh para anggota inti Ravestrack untuk pergi ke markas duluan karena dia ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu.

Casey dengan gaya cool satu tangannya berada di saku celana berjalan menuju gudang belakang sekolah, tadi saat istirahat ia berpesan kepada anak anggota Ravestrack untuk mencari yang namanya Fika dan membawanya ke gudang sekolah, Casey hanya ingin sekedar bermain dengan Fika.

Ceklek!

Fika menoleh ke arah sumber suara, senyum Fika mengembang melihat sosok laki-laki yang ia suka.

Fika senang sekali tadi dapat pesan dari kakak kelas kalau Casey ingin bertemu dengan dirinya sepulang sekolah di gudang belakang sekolah. Fika langsung mengiyakan ajakan dari Casey tanpa berpikir panjang, Fika berpikir kalau Casey tengah menyukai dirinya juga, Fika sudah membayangkan betapa menyenangkan di kalau Casey menjadi miliknya seorang kekasih bahkan Fika sudah memutuskan pacarnya hasil merebut dari Raya. Fika berpikir Casey lebih kaya dari pacarnya makanya dia langsung memutuskan hubungan dengannya.

"Kak Casey" senyum mengembang Fika dengan mata berbinar binar.

Casey menyeringai tipis menatap sengit Fika.

"Bitc•h" desis Casey.

"Kak Casey pasti mau bilang kan kalo kak Casey suka sama Fika?" ucap Fika dengan perasaan yang bahagia.

Casey tanpa memejamkan matanya bola mata Casey berubah menjadi biru laut. Elijah bisa mengubah warna bola mata apa saja sesuai mood Elijah, jika Elijah sangat murka bola mata akan berganti merah darah seperti Red, jika berwarna biru laut artinya dia sedang ingin sekedar bermain dengan mainannya, dan berwarna hitam pekat artinya tidak bisa di kendalikan sampai saat ini Casey berhasil mengendalikan Elijah dengan begitu Elijah tidak akan bisa mengeluarkan bola mata yang berwarna hitam pekat, semua bisa menjadi korban Elijah apabila Casey tidak bisa mengendalikan Elijah termasuk keluarga nya sendiri bisa di bantai. Casey pernah kelepasan dan sulit mengendalikan Elijah dan pada akhirnya Casey lebih mengurung diri di kamar tanpa ada orang lain Casey tidak ingin keluarganya menjadi korban. Dan Casey lebih memilih mengorbankan tubuhnya yang di penuhi luka akibat amukan dari Elijah.

Fika tersentak melihat perubahan warna bola mata Casey, bagaimana bisa?.

"Kau yang barusan menarik rambut Callie?" suara dingin Elijah.

Glek!

'Kenapa bisa berubah' batin Fika bergirik ngeri menatap warna mata Casey perlahan Fika memundurkan langkahnya.

"Why? scared of me?" desis Elijah seringai tipis.

Fika pun langsung geleng-geleng tanpa mengeluarkan suara.

"Jangan takut aku hanya ingin mengajak kau bermain saja kok nggak lebih" terkekeh Elijah.

"Bermain?" cicit Fika bibirnya bergetar entah kenapa Casey semakin menakutkan di mata Fika tidak ada lagi cowok yang berhati manis dan tampan itu.

Elijah menarik leher Fika dan mencengkam dengan erat sampai tubuh Fika ke angkat ke atas.

"L-lepaskan g-gue uhuk.." suara terbata-bata Fika sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Casey dari lehernya.

"Ini akibat kau yang sudah mengganggu dan menyentuh Callie adik perempuan ku" desis Elijah.

Perkataan Casey sontak membuat Fika membulatkan matanya, adik perempuan? Fika berusaha mencerna kalimat yang di lontarkan oleh Casey.

"Hihihi apa kau baru tahu hm? kalo Callie adiknya Casey hm?makanya cari dulu siapa lawan kau sebelum bertindak" ucap Elijah menertawakan kebodohan Fika.

Elijah melemparkan tubuh Fika dengan keras ke arah tembok gudang.

Brak!

"Ssssh...." suara ringisan Fika menahan rasa ngilu bagian tulang punggung nya.

Elijah berjalan menuju Fika yang tengah meringis.

"Bagaimana apa seru permainan kau hm? ini belum seberapa kau bisa juga mempertemukan kau dengan Tuhan secepat yang kau ingin kan, tapi sepertinya Raya lah yang pantas menghukum kau karena dia sudah terlalu disakiti dan disiksa sama kau Fika" ucap Elijah dengan wajah datar.

"Kak Raya?" cicit Fika.

"Apa kau terkejut hm? aku bukan Casey tapi Elijah lebih tepatnya dua jiwa berada di dalam satu tubuh, dan kau pasti tahu kan ini bukan suara Casey tapi suara kau Elijah, mari kita bermain kelinci malang" desis Elijah.

Tiba-tiba suara Casey muncul yang bisa mendengar hanya Elijah saja.

"Jangan buat dia mati, biarkan Raya yang menentukan nasib Fika, berilah hukuman buat dia" ucap Casey.

"Baiklah aku akan memberikan patah tulang pada kedua kakinya" ucap Elijah.

Elijah mengambil kaki kanan Fika dan menyeretnya ke tengah.

Srek!...

"Bangsa•t lepas" pekik Fika badan Fika penuh dengan kotoran debu dan acak-acakan.

Tanpa aba-aba Elijah langsung mematahkan tulang kaki Fika dengan gerakan cepat kilat.

Kreekkk!!!

"Aaaarrghhhhh......m-maama to-tolong" ringisan Fika merasakan betapa ngilu tulang di kakinya.

Fika belum tahu kalau tulang kakinya mencuat keluar.

"Ini akibatnya kalo kau mengganggu Callie jangan pernah mengganggu nya kalo tidak akan aku percepat mempertemukan kau dengan Tuhan" desis Elijah menginjak kaki sebelahnya.

"Arrrrrghhh...lepas aarrghh...sakit hiks" pekik Fika meneteskan air mata.

Elijah berjongkok dan memainkan pisau lipat di depan mata Fika. Fika melotot melihat Elijah tengah bermain dengan pisau lipat.

"Lepasin gue, gue mohon" ucap Fika memohon kepada Elijah.

"Aku akan melepaskan kau setelah aku meminum darah kau" balas Elijah setelah itu Elijah merobek lengan Fika dengan pisau lipat.

Srak!

"Sssshhh...." Fika memejamkan matanya menahan rasa perih.

Darah segar keluar dari lengan Fika, Elijah menjilati darah Fika yang ada di jari-jarinya.

"Hmm...not bad rasanya" gumam Elijah.

Tatapan mata Elijah mengarah ke rambut panjang Fika, seketika Elijah tersenyum miring.

"Sebelum mengakhiri permainan bagaimana kalo aku memotong rambut kau yang panjang itu, rasanya ingin membotaki kepala kau" Fika langsung geleng-geleng kepala jangan sampai itu terjadi.

Kreessss!!!

Elijah langsung memangkas rambut Fika sampai pendek sekali ,rambut panjang Fika kini telah menjadi rambut super pendek hasil karya Elijah.

"Nah kalo begini kan cocok sesuai dengan karakter kau yang pick me benar begitu nona Fika?" kekehan Elijah memandang jijik Fika.

Elijah menghubungi anak buah Casey untuk membawa Fika pulang ke rumah Fika, Elijah menyuruh seseorang untuk menaruh Fika di depan gerbang rumahnya.

Setelah itu Elijah pergi dari sana meninggalkan Fika terkapar didalam gudang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya Casey memakirkan motor sport di halaman markas Costa Nostra. Dengan gaya coolnya ia berjalan memasuki markas yang bernuansa serba hitam.

"Malam tuan muda" ucap Mika menyambut kedatangan Casey.

"Malam tante, tante kok belum pulang?" tanya Casey.

"Sebentar lagi pulang setelah urusan disini selesai" balas Mika.

"Baiklah salam untuk om Abercio tante" ucapnya.

"Baiklah, kalo begitu tante permisi dulu tuan muda" pamit Mika kembali menuju lantai atas.

"Hm"

Casey melanjutkan kakinya menuju ruang khusus Brivan, disana sudah ada Brivan yang tengah menunggu cucu pertamanya.

ceklek!

"Casey sayang kakek kira kamu tidak akan datang". ucap Brivan tersenyum lebar melihat Casey sudah datang.

"To the point saja kakek" ucap Casey ia mendaratkan bokongnya di sofa.

Brivan mendengus mendengar ucapan Casey, benar-benar seperti Kivandra tidak suka basa-basi.

"Baiklah, begini kakek ada misi untuk kamu Casey" ucapnya.

"Apa?".

Brivan menghela nafas, begini kah berbicara dengan manusia es ?.

"Cegah mereka di pelabuhan, mafia dari om Rajendra tengah mengirim 500 kotak narkoba ke pelabuhan besok tengah malam, musnahkan mereka semua dan semua barang bukti".

"Apa om Rajendra sudah bertindak dan sudah menginjakkan kakinya di Indonesia?" tanya Casey.

"Belum, dia masih suka bermain di balik layar, kamu perlu menghancurkan bisnis mereka saja sampai dia muncul di depan kita" ucap Brivan.

"Baiklah Casey akan memusnahkan mereka besok malam, ada lagi?".

"Ajak Danzel dan Cesario kedalam misi ini"

"Cesario akan menjadi beban Casey dan Danzel kek, kepekaan dia masih lemah belum cukup kuat dia harus belajar lagi kepekaan dan ketajaman mata" desah Casey.

"Kakek tahu tapi ini cocok buat latihan Cesario kalo dia bikin beban kalian cukup tinggalkan saja dia" celetuk asal Brivan.

Dari semua cucu Brivan hanya Cesario yang malas untuk mengikuti pelatihan dari Brivan dan alasannya banyak sekali.

"Baiklah kek, nanti Casey akan mengajak mereka berdua" pasrah Casey.

"Hm, dan beritahu Callie suruh datang kesini karena kemarin dia tidak datang latihan menembak" sambung Brivan.

"Hm".