Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Benar-benar kejutan
Hari ini Dieska ulang tahun. Aku sama Bella udah nyiapin kejutan yang bakal bikin dia siyok nantinya. Aku liat lagi persiapan buat memeriahkan hari brojolnya Dieska. Oke fix! Semua udah beres, tinggal tunggu dia pulang aja.
Dia lagi jalan sama Yudis, tinggal nunggu dia pulang aja... Dan..Tadaaaa! Pokoknya aku sama Bella udah merencanakan semua ini setaon, planning di godok dalam waktu segitu lama pasti nggak bakal zonk dong.
"Num, minta aer. Tenggorokan ku kek kekeringan rasanya. Dari tadi belum sempet minum." Bella mengisyaratkan agar aku melemparkan satu botol air mineral di samping ku padanya.
"Pelan-pelan elah minumnya. Kita hidup di Indonesia bukan di padang Sahara. Gitu amat minumnya. Aku nggak bakal minta juga elah Bel.." Aku sedikit menyunggingkan senyum ketika Bella selesai minum.
Satu botol air mineral 600ml ludes dibantai sama dia, kan maen.. Itu lambung pasti langsung bisa buat ternak lele saking banyaknya air yang dia tenggak.
"Kamu nggak ajak kang lato ke sini?" Tanyanya setelah mengelap barbar keringat di keningnya.
"Nanti juga ke sini, tadi WA katanya masih sibuk di tempat nguli dia." Aku kembali mengecek apa saja yang sudah kami persiapan untuk menyambut ultah Dieska.
"Enak kan sekarang punya pacar? Dulu aja mahmoh mahmoh (nggak nggak) mulu, sekarang malah nempel kek daki di ketek susah bener dibersihinnya." Njiiir dia kasih perumpamaan tak senonoh lagi.
"Syalun mulutmu Bel Bel, aku do'ain kamu pas udah punya pacar bucinnya melebihi amoeba yang bingung mencari keberadaan protozoa! Mampus mampus deh kamu!" Tak mau kalah julid dong aku tuh.
Sejam berlalu, aku mencium tanda-tanda Dieska bakal segera pulang nih. Dan benar saja, dia terlihat.. Eh, dia nangis? Ah mungkin saking terharunya dapet surprise dari Yudis makanya dia nangis.
Aku dan Bella udah siap lemparin dia pake telor sekilo sama tepung, tapi pas udah deket, tangan udah greget, kami malah dipertontonkan drama di depan mata.
Yudis seakan ingin bicara, entah apa itu tapi Dieska tak peduli. Dia menuju ke sini dengan muka memerah dan mata berair. Laaah ini ada apa mbak'e?
"Dies.. Denger, itu cuma chat. Ya Allah.. Aku sayang kamu Dies. Kamu tahu itu kan?" Aku mulai mendengar apa yang mereka bicarakan karena jarak mereka kian dekat.
Bella memberiku kode agar tidak dulu melemparkan nuklir yang kami rakit sejak tadi. Oke, nggak apa-apa! Aku sabar kok.
"Kamu nggak perlu jelasin apapun bang, semua udah jelas. Bang, kalau dari awal abang jujur sama aku, aku nggak akan naruh harapan tinggi ke abang! Kita jalan udah lama bang, aku percaya sama kamu.. Meski kita jauh, tapi nggak sedikit pun aku mikir buat cari selingan. Cari hiburan lain, karena aku tahu semua itu bakal nyakitin hati kamu bang, tapi abang nggak bisa kayak gitu. Bang, aku nggak suka cara abang mainin aku. Kita udahan bang.. Kita masing-masing aja,"
Dieeerrrr...
Tak sengaja Bella malah mememutar party popper atau confetti sehingga menimbulkan suara meriah dan kertas di dalam confetti tersebut berhamburan. Tuh anak satu emang suka absurd, tapi kali ini absurd nya udah nggak lucu! ya kali Dieska mutusin Yudis malah dia kasih letusan confetti. Kadang-kadang emang si Bella ini!
Aiiih emang kurang briefing dia sih! Nggak liat sikon dulu buat muter si concon tadi! Pen ku pelintir itu tangan lucknutnya Bella.
Tak ayal, Dieska dan Yudis melonjak kaget dan langsung melihat ke arah Bella yang meledakkan satu confetti tadi. Dieska buru-buru masuk ke kamar kosnya tanpa ngasih penjelasan apapun. Sedangkan Yudis masih terus merapalkan ungkapan penyesalan di depan pintu kost Dieska sambil sesekali mengetuk pintu yang tertutup itu.
"Kamu edan ya Bel, temen lagi sedih, bilang putus malah kamu kasih party popper! Nggak liat situasi kamu ih!" Ucapku pada Bella.
"Ya maaf Num, tangan udah keringetan tadi. Aah aku jadi nggak enak deh sama Dieska. Dia marah nggak ya?"
Sebelum aku menjawab pertanyaan Bella, Yudis melangkah ke arah kami. Dengan muka frustasi ala orang yang abis diputusin tentunya.
"Ada apa sih Yud? Kok malah kacau gini?" Tanyaku tak pakai embel-embel abang, mas atau kakak di depan nama Yudis saat ku memanggilnya.
"Kelian.. Tolong aku ya, Dieska salah paham. Aku nggak mau lah putus dari dia. Aku sayang banget sama dia!" Tutur Yudis memohon.
"Kamu selingkuh Yud?" Sekarang giliran Bella yang bertanya.
Yudis menghela nafas berat, lalu dia memulai cerita tentang kisah cintanya.
Awalnya baik-baik saja, dia dan Dieska sebagai mana banyak yang tahu adalah pasangan yang menjalin hubungan dengan LDR. Tapi, kadang sebulan sekali atau dua kali Yudis datang menemui Dieska.
Kadang saat tiba-tiba rasa kangen itu muncul dan mereka belum bisa bertemu, Yudis harus puas dengan hanya berpidio kolan ria. Tapi, akhir-akhir ini.. Yudis mengenal platform yang menawarkan grup chat di dalamnya.
Dari situ keisengan Yudis muncul, dia mulai asik dengan dunia barunya. Dunia tanpa tatap muka, dunia yang bisa menjadikan dia raja. Dan Yudis lupa, lupa jika di kota lain ada cewek yang selalu setia menunggu dirinya.
"Jadi kamu selingkuh Sunandar?" Ulang Bella sambil melotot. Kali ini sorot mata Bella begitu tak bersahabat.
"Nggak.. Aku cuma chat, ketemu aja nggak pernah. Kayak main game aja Bel. Serius aku nggak selingkuh!" Yudis membela diri.
"Mana coba aku mau lihat chat mu, Dieska nggak mungkin ngamuk gitu aja tanpa alasan Yud. Temenku itu emang edan tapi tahu batasan." Aku mencoba menengahi dengan caraku.
Yudi berpikir sesaat, lalu dia keluarkan hapenya disodorkan padaku.
"Ini dikuci Mbaaang!" Aku menatapnya tak percaya, dia bisa se oon itu. Gimana caranya aku lihat isi hpnya kalau dikunci pake sandi yang rumitnya kek hubungan cinta caca merica di rl! Fix, aku ketularan oon nya si Yudis!
Kembali Yudis berikan ponsel itu padaku setelah sebelumnya dikutak-katik sama dia.
"Kamu chat pake panggilan sayang gini, gimana ceritanya nggak selingkuh? Ku kira kamu beda lho Yud, beda dari cowok lain yang suka kegoda sama cewek lain pas jauh sama pasangan mu! Taunya kamu lebih parah!" Asli aku kecewa berat sama si Yudis.
"Nggak lah Num, kok kamu ikutan ngejudge aku sih? Selingkuh kan kalau aku jalan bareng, ketemuan, kontak fisik lah.. Ini apa? Cuma chat ginian! Aku log out juga ilang semua ini chat! Kelar!" Dia masih berdalih.
"Yud.. kamu baru mau ngaku kalo selingkuh kalau udah kontak fisik dulu? Kamprett banget sih kamu, gila ya! Nggak abis pikir gue, lu sama mahkluk virtual aja kegoda! Belum jelas wujudnya aja lu panggil panggil sayang! Situ waras Yud??" Aku udah emosi.
Bella menepuk pelan pundak ku, mengisyaratkan agar aku tenang.
"Mending kamu pergi dulu deh Yud, sebelum si Shanum berubah dari boneka berbi ke boneka Chucky! Belum lagi nanti kalo Dieska keluar ambil golok buat nebas jempol sama masa depanmu, aku nggak bisa ngendaliin mereka sendiri." Muka datar Bella membuat Yudis mengalah. Dia tertunduk lesu.
Ya salam.. Di hari ultahnya, Dieska malah dapet kejutan luck to the nut dari cowoknya! Syalun sih!