Sequel "Diandra"
Pernah kecewa dimasa remaja membuat Kristal enggan menjalin hubungan dengan pria manapun. Menurutnya, tidak ada pria yang setia di dunia ini kecuali Papanya.
Kristal beranggapan, dirinya bisa hidup tanpa seorang pria atau pendamping. Kesuksesan dan kebahagiaan yang ia raih sekarang, menurutnya sudah lebih dari cukup. Hingga suatu hari tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Langit, pria tampan yang menyukainya sejak remaja.
"Seperti yang pernah aku ucapkan dulu. Jika dia menyakitimu maka aku akan merebutmu kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
Akankah Kristal mau membuka hati? Atau ia tetap pada pendirian awalnya yaitu hidup sendiri seumur hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Jadi kamu ...", ucapan Langit terhenti sembari menatap sang istri tak percaya setelah Kristal mencerikan semuanya
"Aku belum tahu, Mas. Aku belum berani memastikannya" sahut Kristal sendu
"Aku ikhlas kalau kamu mencintai orang lain. Khususnya dia"
Kristal menatap suaminya, "Mas, kamu..."
"Ayo kita temui dia besok"
"Tapi bagaimana kalau dia belum mau menemui kita?"
Langit tersenyum, "Aku yakin dia mau menemui kita"
Kristal mengangguk ragu, "Kamu tidak apa - apa kan?"
Langit mengusap kepala Kristal begitu lembut, memberikan senyum terbaiknya dengan mata berkaca - kaca, "Aku senang, Sayang. Sungguh aku bahagia"
Kristal memeluk suaminya, menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami, "Terima kasih atas semua kasih sayang dan cintamu"
"Aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun"
🌻🌻🌻
"Ayo kita berangkat" ajak Langit
"Tapi kalau-"
"Yakinlah, Sayang. Dia pasti mau menemui kita"
Kristal terlihat ragu, namun akhirnya ia mengikuti Langit masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Langit hanya memutar musik yang mengiringi perjalanan keduanya. Sesekali, pria itu melirik ke arah sang istri. Kristal sendiri terlihat sedikit gusar, dia memainkan jemari tangannya berulang kali.
"Jangan khawatir. Apapun keputusannya nanti, aku akan menerima semuanya"
"Kamu mau berbesar hati?"
Pertanyaan Kristal membuat Langit tersenyum, "Tentu saja"
Melewati bermeter - meter padatnya jalanan, beberapa kali lampu merah, dan kemacetan yang cukup panjang, akhirnya mereka tiba di tempat dimana Kristal akan mempertemukan Langit dengan seseorang yang Kristal maksud.
"Ayo turun"
"Kamu yakin?"
"Hm"
Akhirnya Kristal memberanikan diri turun dari mobil. Ia tidak melakukan apapun karena Langit yang mengurus semuanya. Keduanya menunggu dengan harap - harap cemas
"Nyonya Kristal"
"Ayo", Langit mengulurkan tangannya, melihat istrinya masih terlihat ragu, suami Kristal itu menarik tangan sang istri, "Ayo"
Keduanya masuk kedalam salah satu ruangan, mereka langsung disapa dengan senyuman manis. Beberapa pertanyaan di ajukan dan dijawab oleh Langit juga Kristal. Kristal pun terlihat melakukan beberapa kegiatan.
"Sudah siap dengan apapun yang terjadi?"
"Kami siap" jawab Langit yakin
Keduanya tampak terlihat gugup, khususnya Kristal.
"Lihatlah, dia sudah ada disini"
Deg
Jantung Langit berdebar begitu kencang. Ia tercengan melihat sesosok yang kini nyata ia lihat. "Dia mau menemuiku", mata Langit berkaca - kaca
"Selamat ya, Pak, Bu. Kantong janinnya sudah terlihat. Dan sekarang usianya sudah masuk lima minggu"
"Dia mau menemui kita, Mas" Kristal tak kalah haru dengan suaminya
"Kamu benar, Sayang. Dari awal aku sudah yakin jika dia mau menemui kita"
"Sekali lagi selamat ya" ucap dokter
Langit mencium kening sang istri, dia terlihat begitu bahagia bahkan sampai menitikkan air mata. Suami Kristal itu juga menanyakan banyak hal tentang ibu hamil. Makanan, pantangan, obat serta vitamin tak luput Langit tanyakan. Dokterpun sampai tersenyum melihat betapa antusiasnya suami Kristal tersebut.
"Anda begitu beruntung memiliki suami yang sangat mencintai Anda, Bu"
"dokter benar. Saya sangat beruntung memilikinya"
Kristal dan Langit saling menatap lalu tersenyum,
"Hati - hati" Langit membantu sang istri turun dari brankar
Setelah dokter memberikan resep vitamin, kedunya pamit.
"Biar aku yang menebus resepnya. Kamu tunggu disini saja. Atau mau menunggu di mobil?" tanya Langit
"Aku tunggu di kantin saja ya, Mas. Tiba - tiba aku ingin minum es teh"
Langit tersenyum, mungkin saat ini istrinya sedang ngidam, pikirnya.
"Ya sudah, ayo aku antar dulu"
"Tidak usah. Kamu tebus saja vitaminnya. Lagipula kantin dengan apotik kan bersebelahan"
"Kamu yakin? Aku khawatir, Sayang"
"Jangan berlebihan. Aku tidak akan kenapa - napa"
"Baiklah, kamu boleh langsung ke kantin"
Meski mengizinkan istrinya pergi sendiri, nyatanya Langit terus memperhatikan istrinya sampai Kristal selesai memesan lalu duduk. Setelah memastikan istrinya aman, barulah ia pergi untuk menebus resep yang dokter berikan tadi.
Sementara di kantin, Kristal tak henti tersenyum sambil terus memandang gambar hitam putih yang berada di tangan. "Terima kasih sudah hadir dalam hidup Mama, Sayang. Kamu menjadi pelengkap kebahagiaan kami"
"Kris"
Mendengar suara Kenzie, Kristal buru - buru memasukkan fotonya kedalam tas, "Ken. Kamu berada disini?"
"Mama dirawat dirumah sakit ini"
Ah ya, Kristal lupa jika Mama Rani dirawat rumah sakit. Hanya saja, dia tidak menyangka Mamanya Ken dirawat disini. Kenapa bisa kebetulan seperti ini, pikirnya.
"Kamu mau menjenguk Mama kan? Dia pasti senang kalau kamu menjenguknya"
Kristal baru akan menjawab, namun suara Yazna terdengar lebih dulu
"Pelakor tak tahu diri! Berulang kali aku mengatakan. Jangan pernah mengganggu suamiku lagi!!"
Suara Yazna mengundang perhatian banyak orang, khususnya para ibu - ibu yang kebetulan makan disana.
"Apa yang kamu katakan, Yaz?!" tanya Ken sedikit geram
Dengan mengenakan tongkatnya dan berjalan pincang, Yazna mulai memainkan dramanya, "Apa salahku padamu sampai kamu tega merebut semua yang aku punya, Kris?"
Bisik - bisik tak terhindarkan bahkan banyak yang menatap Kristal tak suka.
"Ayo kita pergi" Ken menarik tangan istrinya
"Lepaskan, Mas!. Kenapa kamu selalu berbuat kasar padaku! Aku tahu kamu lebih mencintainya, tapi disini akulah istrimu!"
Ken semakin geram dibuatnya, "Yaz, hentikan semuanya sebelum aku benar - benar marah!"
"Hei, Mas. Jangan jahat sama istri sendiri! nggak kasihan apa lihat istrinya begitu?!! Udah istrinya cacat, diselingkuhi pula. Keterlaluan banget!"
"Iya nih. Laki - laki kalau sudah kecantol yang lebih bening, pasti tega sama istri sendiri! Semua pasti gara - gara pelakor itu!"
Kristal duduk dengan santai sambil meminum es miliknya
"Lihat tuh tingkahnya! Dia kayak orang nggak punya dosa! Pelakor emang nggak tahu malu!"
Mulai geram, Kristal beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah Yazna
"Sudah puas melihatku dihina dan terlihat buruk didepan banyak orang?!", tanya Kristal dengan nada dinginnya
Yazna memberikan tatapan tajamnya pada istri Langit tersebut, "Aku mengatakan yang sebenanrnya. Aku hanya meminta jangan lagi mengganggu suamiku"
"Lawan saja, Mbak. Jangan kasih ampun sama pelakor!"
Melihat banyak orang mendukung Yazna, Kristal justru tertawa keras, apalagi saat melihat Yazna tersenyum mengejek ke arahnya, "Dengarkan aku, Yaz! Jika kamu mengira kamu sudah berhasil membuat namaku buruk, kamu salah besar! Kamu belum tahu siapa aku sebenarnya!"
"Aku tidak mau tahu siapa kamu sebenarnya. Yang aku mau, jangan pernah mendekati suamiku lagi. Berhenti menggunakan kecantikanmu untuk menggoda suami orang"
"Yaz, cukup! Hentikan semuanya!"
"Aku tidak akan berhenti sampai dia menjauhimu!" ucap Yazna pada suaminya
Kristal mendekati Yazna lalu berdiri tepat didepan istri Ken tersebut, "Aku akan memberitahumu sesuatu. Aku ini istri dari seorang pengusaha terkenal! Dia tampan, mapan, penyayang, oenuh perhatian dan yang pasti dia sangat mencintaiku. Begitupun aku yang juga mencintai suamiku!", Kristal menatap Ken dari atas hingga bawah, "Jika semua kesempurnaan sudah ada pada Langit, untuk apa aku mencari perhatian dari Kenzie?! Asal kamu tahu, ibarat kata pepatah, suamiku dan suamimu bagai Langit dengan bumi! Keduanya begitu jauh untuk disamakan!"
Deg
Wajah Ken berubah merah, antara malu dan tak percaya dengan apa yang Kristal katakan.
"Jadi berhenti membuat drama murahan! Karena meski di tukar dengan apapun, aku tidak akan pernah mau pada suamimu!"
Kristal mengambil tasnya kemudian mulai beranjak, "Oh ya", istri Langit itu menghentikan langkahnya lalu menatap Ken yang juga menatapnya, "Satu fakta yang harus kamu tahu, Ken. Yazna mengalami pendarahan karena dia meminum obat penggugur kandungan!"
Deg
Wajah Yazna berubah pucat, ia menatap Ken yang terlihat shock dan tak percaya.
"A-apa maksudmu, Kris?"
"Kamu bukan anak kecil yang tidak paham dengan apa yang aku katakan. Kamu hanya butuh penjelasan dari istrimu"
Ken menatap Yazna tajam, "T-tidak Mas! Itu tidak benar!" sangkal Yazna
"Katakan saja yang sebenarnya pada suamimu, Yaz"
"Diam!!! Terkutuk kamu Kris! Beraninya kamu memfitnahku!!"
"Memfitnah? Aku justru mengatakan fakta sebenarnya. Kamu bahkan pernah meminta pertanggung jawaban suamiku karena kamu mengira Langitlah yang menodaimu! Kamu datang dengan percaya diri dan berharap semua akan berjalan sesuai dengan apa yang kamu rencanakan karena kamu tidak tahu siapa Ayah dari bayimu sebenarnya. Sekarang kamu mau menyangkal semuanya. Kamu membuatku terlihat buruk di depan banyak orang dan menyebutku pelakor? Lalu setelah semua fakta ini terungkap, siapa yang seharusnya disebut pelakor yang sebenarnya?!"
Bisik bisik mulai berpindah pada Yazna, dan tentu saja ia mulai tak nyaman, "Apa salahku sampai kamu sekejam ini padaku, Kris? Tidak puaskah kamu merebut hati Kenzie? Sekarang kamu mau membuatnya meninggalkanku juga?"
"Hentikan Yaz!" peringat Ken
"Kenapa kamu selalu saja membelanya!"
"AKU BILANG HENTIKAN DRAMAMU!!"
Yazna terkesiap melihat kemarahan suaminya,
"K-ken, kamu membentakku?"
Ken menatap Yazna begitu tajam, "Katakan yang sebenarnya! Apa benar kamu sengaja menggugurkan anak kita?!"
"T-tidak. Tentu saja tidak!"
Kenzie tentu sudah hafal dengan gelagat Yazna, ia tahu jika istrinya itu sedang berbohong, "Baiklah, sepertinya kamu memang tidak mau berkata jujur. Tidak masalah, aku akan mencari tahu semuanya sendiri. Dan bila terbukti apa yang Kristal katakan benar adanya, aku tidak segan - segan akan menceraikanmu!"
Deg