NovelToon NovelToon
Promiscuity After

Promiscuity After

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:310.7k
Nilai: 5
Nama Author: Virus

Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.

Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.

Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Barra VS Bram

Tiga bodyguard yang mengejar Cassie akhirnya datang, mereka terus berjalan mendekati Cassie dan tetap ingin menangkapnya meskipun ada orang lain di dekat Cassie. Ketiga Bodyguard juga siap menyerang siapapun yang menghalangi mereka.

"Om mereka jahat," ujar Cassie menunjuk para bodyguard itu sembari bersembunyi di belakang Barra.

Barra melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Cassie yang hanya mengenakan kaos tipis karena udara disana sedikit dingin.

"Masuk ke mobil," perintah Barra seraya membukakan pintu mobil di kursi penumpang.

Saat Cassie masuk ke dalam mobil, Marcel keluar dari mobil dan ingin bertanya pada Barra. Tetapi sebelum Marcel bertanya, ia melihat ada tiga orang yang berlari ke arah Barra dan hendak memukulnya dari belakang. Marcel takut lalu masuk kembali ke dalam mobil.

Barra jago bela diri karate dan kungfu, ia belajar dari sang papa. Saat ia berbalik, pria itu langsung membungkuk dengan gesit karena menghindari tendangan salah satu bodyguard dari arah samping.

Secara bersamaan kedua bodyguard lain menyerang, dengan tinjuan bertubi-tubi. Barra hanya menepis dan menghindar. Menunggu sang lawan sedikit lemah, barulah dia bertindak.

Bugh Bugh Bugh

Barra menendang perut bodyguard satu, secara bersamaan ia meninju wajah bodyguard dua. Kemudian ia naik ke atas mobil dan menubruk bodyguard tiga hingga jatuh tersungkur. Barra mengunci pria itu dari belakang, menekan punggungnya dengan lutut. Ia menarik leher bodyguard itu dengan lengannya. Si bodyguard menghentak-hentakkan tangannya ke aspal tanda ia kesakitan.

Sementara dua bodyguardnya lainnya terjatuh lemah hampir pingsan dengan tubuh dan muka mereka yang babak belur.

"Kalian ingin menangkap gadis itu untuk apa? Apa ada yang suruh kalian? Siapa! Jawab!" pekik Barra sambil menambah tenaganya menekan leher si bodyguard dengan lengannya.

"Bravo," Bram menunjukkan dirinya sambil bertepuk tangan

"Ada yang ingin jadi pahlawan rupanya. Om duda yang kesepian," cibir Bram dengan tawa menghinanya.

Orang yang sering menonton berita pasti tahu siapa Barra, karena hampir tiap waktu wajahnya muncul menjadi bahan pemberitaan yang baik. Dan dengan status duda perjaka ya membuat dia di gandrungi wanita-wanita.

Barra melepaskan Bodyguard itu dan berdiri menyambut kedatangan Bram.

"Jadi kamu yang ingin mencelakai Cassie?"

"Oh tenang Om, Gue sangat mencintainya gak mungkinlah gue celakai dia. Dianya aja sok lebay. Jadi....sebaiknya Lo jangan ikut campur. Atau bisnis Lo bakal gue hancurin,"

"Kamu sangat tidak gentle, dan terkesan pecundang," cibir Barra

Sementara di dalam mobil, Marcel tengah menyiapkan senapan mesin dengan laras panjang dan dengan banyak peluru, Maschinengewehr (MG 42). MG 42 mampu menembakkan 1.200 peluru 7,92 x 57 milimeter per menit.

Marcel, si pemilik hotel itu keluar dari dalam mobil dan menaruh senapannya di atap mobilnya. Kemudian menembakkan dengan asal.

Dor dor dor

"HAHA feel this. Fuckk you," pekik Marcel

(haha rasakan ini, keparat kalian)

Terkejut dengan peluru yang melesat dengan asal, Barra langsung menunduk dan bersembunyi di balik mobilnya. Sedangkan Bram dan bodyguardnya langsung berlari.

"Marcel, stop it. Kau membuat bajingan itu kabur," teriak Barra.

Marcel pun menghentikan tembakannya yang tidak mengenai lawan sama sekali. Malah membuang peluru dan membuat semuanya kabur.

"Oh sorry Bro, saya ketakutan jadi saya menembaki mereka. Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Marcel.

"Ya, Saya baik-baik saja," jawab Barra sembari membuka pintu mobilnya dan duduk di sebelah Cassie.

Marcel juga masuk dan ingin duduk disisi Cassie tapi ia urungkan. Marcel akhirnya duduk di samping sopirnya.

Barra melihat Cassie yang menunduk memeluk lututnya sambil menangis sesekali menahan sakit tubuhnya.

"Cassie apa yang terjadi? Siapa dia? Maaf karena ulah Marcel tadi dia jadi kabur. Tapi tenang saja, dia tidak akan lolos,"

"Om bisa anterin ke rumah? Cassie takut Mbak Mar diapa-apain sama dia. Nanti Cassie ceritain semuanya,"

"Apa kita tidak kedokter saja? Kamu kelihatan sakit," ujar Barra

"Kerumah dulu om, sekarang," Mendadak Cassie menjadi sedikit galak

Dia bukan galak tetapi karena ingin cepat melihat kondisi Mbak Markonah, asistennya.

"Oke oke," ucap Barra , "Hemm Marcel bisakah kau mengantarkan dia sebentar?"

"Oh tentu, tidak masalah. Kita harus menolongnya," jawab Marcel

"Terimakasih,"

Dalam perjalanan ke rumah Cassie yang tidak jauh dari jalan raya itu Barra membuka tabletnya. Ia berkomunikasi dengan Andy lewat aplikasi chat yang tidak terdeteksi oleh hacker manapun. Canggihnya aplikasi itu bisa dijangkau meskipun sedang berada di negara lain.

"Om Andy, bisa bantu saya?" ketik Barra pada pesan chatnya

"Kenapa lagi anaknya cabe Wasabi, cewek mana lagi yang mau kamu selidiki," balas Andi Sudirman.

Dia seorang hacker dan pintar dalam membuat alat-alat canggih dan modern.

"Hehe bukan tentang cewek Om, ini soal laki-laki remaja. Kalau tidak salah dia anak pengusaha yang bernama Wibi Wicaksono, karena saya pernah melihat dia beberapa kali,"

(Wibi Wicaksono bukan nama tokoh disebelah ya, karena saya juga tidak baca karyanya. Jadi kalo mirip-mirip nama dengan sebelah mohon di maklumi)

"Terus mau selidiki apanya? Bisnisnya? atau siapa dia? Atau apaan? Satu kali info 100 juta ya,"

"Iya om, matre amat sih sama keponakan sendiri,"

"Keponakan dari mana, ngaku-ngaku aja. Kita ga ada hubungan darah bro,"

"Dah pokoknya lacak keberadaan lokasinya terkini, kalo perlu semua tentang dia,"

"Siap bos, asal ada duit semua lancar hahaa,"

Dasar Om Andi padahal dia udah kaya tetep aja ya kalo denger duit langsung gercep batin Barra

Tak berapa lama mobil yang mereka tumpangi berhenti di salah satu rumah yang kecil dengan pekarangan yang luas. Terlihat perumahan tersebut sepi karena kebanyakan tetangga disana bekerja di malam hari. Dan beberapa diantaranya suka travelling.

"Om Cassie turun dulu ya," Cassie pun langsung turun dan berlari dengan kondisi rumah yang tidak terkunci.

Ia langsung membuka kamar yang ditempati Mbak Mar. Benar saja mbak Mar ada didalam dengan kondisi wajah yang bonyok. Dahi Mbak Mar terlihat bengkak dengan luka goresan memanjang. Serta bibirnya sedikit berdarah. Pipinya sedikit membiru. Sepertinya bekas tonjokan si bodyguard karena Mbak Mar meronta-ronta saat di bawa masuk.

"Astaga, Mbak Mar. Maafin Cassie ya," ucap Cassie sambil memeluk Mbak Mar yang tertidur di kamarnya.

Tetapi Mbak Mar hanya diam saja tak bergerak, karena pengaruh bius. Barra dan Marcel yang ikut masuk kedalam. rumahnya, berdiri di tepi pintu kamar Mbak Mar.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian?" tanya Barra, namun Cassie hanya memandangnya. Dia bingung harus bercerita dari mana. Ditambah ada orang asing diantara mereka.

"Saya pikir akan lebih baik kalian dibawa ke rumah sakit untuk hasil Visum dan kita bisa menangkap pria itu dengan bukti kuat, bagaimana?" ucap Barra lagi

Cassie mengangguk, kemudian menarik napas panjang untuk menghentikan tangisannya namun masih meninggalkan sesegukan

Marcel mengantar Cassie dan Mbak Mar ke rumah sakit. Kemudian Barra meminta Marcel untuk pulang, Marcel pun menyetujuinya.

"Barra, untuk koper kamu akan saya bawa ke kamar hotel ya. Ini kartu aksesnya," ucap Marcel seraya memberikan kartu akses special tanpa telor.

"Terimakasih, maaf jika merepotkanmu,"

"Tidak-tidak, ini soal rasa toleransi. Kita hadir di masyarakat untuk masyarakat. Lebih baik tolong menolong bukan?" ucap Marcel yang sangat benar.

Setelah Marcel pergi, Mbak Mar dan Cassie juga sudah berada di dalam ruang perawatan. Dokter sudah memeriksa keadaan Cassie dan hasil pemeriksaan itu di beritahukan lewat Barra.

Barra masuk dengan selembar surat yang di tekuk, hasil laboratorium dari Cassie. Gadis itu sedikit mengantuk karena pengaruh obat yang disuntikkan padanya. Tetapi tubuhnya sudah merasa membaik.

"Om," sapa Cassie dengan senyum yang amat tipis

"Kamu memakai obat-obatan terlarang?" tanya Barra karena dia tidak mengira gadis sepolos Cassie memakai obat terlarang itu.

Sebenarnya narkotika itu bisa digunakan untuk obat. Namun perlu dosis yang benar dan juga harus ada ijin dari kepolisian. Namun, seringkali disalahgunakan sehingga menjadi obat yang dapat merusak diri mereka sendiri.

"Ini semua karena Bram," Cassie memulai ceritanya.

Barra mendengar keluh kesah Cassie saat keluarganya hancur dan asal mengikuti ajakan orang asing yang baru ditemuinya. Lalu dari situlah Cassie menjadi lebih hancur saat mengenal Bram. Untung saja dia masih menjaga dirinya tetap suci.

Tangan Barra mengepal dengan geram saat mendengar kisah pilu Cassie. Ingin rasanya dia meninju Bram saat itu juga. Jika Marcel tidak mengeluarkan senjatanya, mungkin saat ini Bram sudah habis ditangannya.

"Setelah pulang dari sini, kamu harus rehab,"

"Cassie rehab di Indonesia aja ya, takut kalo disini,"

"Haha kenapa takut?"

"Entahlah Om, mungkin karena banyak orang asing,"

"Kamu sendiri juga lucu, kenapa milih kuliah di Inggris tapi takut sama orang asing? Hemm? Yaudah terserah kamu, yang penting mulai saat ini....," ucapan Barra terputus dia lupa jika dia bukan siapa-siapanya Cassie.

"Mulai saat ini apa?"

"Saya akan pantau kamu, saya akan menjaga kamu, pengganti orang tua kamu yang super sibuk," ucapan Barra sedikit aneh karena dia gugup

"Jadi om mau jadi Papa angkat aku?"

Haduh kok jadi papa angkat sih batin Barra

Tak berapa lama Andi memberi informasi yang lengkap mengenai Bramantyo. Barra membacanya dan langsung pamit pada Cassie

"Terserah kamu lah, hehe oh ya Cass. Kamu istirahat disini sendiri gak apa-apa ya. Saya ada urusan sebentar,"

"Nanti kalau Bram kesini gimana om, dia kayak hantu ngikutin saya mulu,"

"Nanti Saya akan minta penjagaan di depan kamar kamu, gimana?" ucap Barra

"Oke deh, jangan lama-lama Ya papa om," pinta Cassie.

"Haha iya," Barra pun makin salah tingkah karena dipanggil papa om😔

.

.

.

Bram menginap di sebuah apartemen yang mewah. Akses masuk ke dalam sangat ketat. Ditambah ada bodyguard yang selalu mengawasi anak sultan tersebut.

Tetapi Barra dengan mudahnya masuk ke dalam karena ia mengenal dengan pemilik apartemen. Tentu saja Barra mengenalnya karena apartemen itu di buat oleh anak perusahaan Barra yang ada di Inggris

Barra memesan kamar yang kosong, tepat disebelah apartemen Bram. Untuk menghindari cctv yang aktif, ia pun masuk melalui balkon kamar. Setelah berhasil masuk ke balkon apartemen Bram. Barra mengetuk pintunya.

Terdengar suara musik rock dari dalam yang sangat bising. Barra pun mengambil batu kerikil yang ada menjadi penghias tanaman di atas balkon tersebut lalu melemparkannya ke pintu kaca apartemennya.

Klotak

Beberapa kali Barra melemparkan hingga Bram membuka pintunya.

Tidak ada siapapun, ia melihat kerikil-kerikil di lantai teras balkonnya. Bram keluar untuk memastikan siapa yang melemparinya dengan kerikil.

Screeetz.

Barra bergelantungan di atas pintu dan mencapai leher Bram lalu melilitkan kakinya. Setelah melilitkan, Barra melepaskannya dan menendang Bram.

Bram terdorong hingga pagar balkon sambil terbatuk-batuk. Barra lantas turun dengan melepaskan pegangannya dari ventilasi pintu.

Perkelahian pun terjadi.

Barra dengan cepat mengambil kunci pintu balkon dan menutup pintu itu. Lalu kuncinya ia buang. Kini Barra dan Bram berada diatas balkon, tidak ada senjata, bodyguardnya pun tidak bisa menolongnya. Perkelahian itu terjadi dan bisa membuat keduanya sewaktu-waktu terjatuh.

1
Rini Handayani
Luar biasa
Renesme
Baguss 👍👍
Renesme
wkwkwk bajunya minimalis ya mama Joy...tapi harganya maximalis 🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
wah.. ada si reporter indigo jg nongol
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
eh.. nongol di sini si Agus, untung ga jd tumbal di wahana pesugihan
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahhahaha.. kamu telat lagi Za aku udah duluan ngakak 🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahhahaahahaa... sejak zaman merdeka 🤣🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
hahahhaha.. jd inget pas ngidam anak pertama, hrus nyium ketek suami baru bisa tdur🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
uuuuuh... aku biasanya kalau bgtu, kadang jd sariawan
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
ooo ternyata novel ini dlu bru detektif wasabi, aku malah baca wasabi duluan 😁😁😁
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ: eh iya ya.. 🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
ooo. bodyguard yg dia tembak di kelas itu
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
Luar biasa
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
astgaaa.... bsa2 si Bram terobsesi sma Cassie
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
melipir ke sini sambil nunggu Dalton up😁
Lia Kiftia Usman
saat awal pdkt ... paksu lah laki2 yg bisa melihat kekurangan saya dan mengingatkan dgn cara yg bisa saya terima....ternyata selama perjalanan berumah tangga yg dgn lancar diutarakan yg kekurangan sayaaa 😁😁😁
virus💜💜ᴅ͜͡ ๓: wkwkkw🤣
total 1 replies
Lia Kiftia Usman
setuju.... g beda mom's karyamu juga bikin candu... 👍😘
Lia Kiftia Usman
mampir nih karena iklan dari mom's septira 🤭
Ersa
Luar biasa
virus💜💜ᴅ͜͡ ๓: terimakasih
total 1 replies
Hanachi
terima kasih banyak kk author
Hanachi: ah ga kok kk .. 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!