Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 24
Setelah selesai tugas menidurkan Queen, Dira pun pamit pulang pada Keenan.
" Pak saya bawa kelebihan makanan ini ya, sayang kan kalau di buang. Besok paling juga udah nggak Bapak makan." Kata Dira.
" Ya udah lah terserah kamu daripada mubadzir. Kamu hati-hati ya pulangnya, jangan lupa kunci pintu dan besok pagi datang lagi." Kata Keenan yang kemudian pergi.
" Iya, Pak. Makasih ya." Kata Dira sambil memasukkan kelebihan sayur dan lauk ke dalam plastik.
" Lumayan bisa buat makan sama ayah dan bisa di panasin lagi, Pak Keenan kan pasti udah menganggap ini makanan sisa dan udah pasti bakal membuangnya. Besok masih bisa aku angetin lagi." Gumam Dira pada dirinya sendiri. Namun ada sepasang mata yang mengintip, mata yang gengsi untuk menatap Dira langsung. Menatap segala kesedihan dan beban hidup Dira yang tersirat di pelupuk matanya. Keenan. Hatinya tiba-tiba menjadi sedih, melihat Dira yang mengumpulkan sisa makanan untuk di makan apalagi untuk Ayahnya. Terasa getir.
Sesampainy di rumah, Dira segera menyiapkan makanan dan segera memanggil ayahnya yang baru saja selesai sholat.
" Ayah, kita makan yuk. Dira udah siapin makanan."
" Iya, nak." Kata Pak Salman yang segera duduk di meja makan.
" Wah, makanan mewah nak. Kamu nggak usah boros-boros. Ayah makan tahu tempe setiap hari saja sudah bersyukur."
" Nggak kok, Yah. Ini dari bos Dira. Tadi masak terus lebih jadi Dira bawa pulang aja daripada mubadzir. Dira udah makan kok yah." Kata Dira sambil melayani ayahnya untuk makan.
" Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah." Kata Pak Salman dengan penuh rasa syukur.
" Ayah, maaf ya kalau Dira sekarang pulangnya malam terus berangkatnya pagi buta. Habis Bos Dira ngasih kerjaan tambahan buat jagain Queen karena baby sitternya ijin menikah. Dan Dira nggak tega lihat Queen sendiri, Yah. Kasihan, Yah tapi tenang bos Dira akan memberi gaji dan bonus lebih Yah. Dan nilai magang Dira pun sudah jelas bisa di atur Yah. Dan Dira bisa cepat nglunasin hutang-hutang kita." Kata Dira dengan semangat.
" Iya, nak. Ayah selalu doain kamu. Kamu tenang aja ya, Ayah kan juga punya kesibukan berkebun. Lumayan nak hasil berkebun Ayah. Singkong, Pisang, ketela juga laku ya meskipun nggak seberapa nak uangnya tapi bisa untuk tambah-tambah. Ayah kalau nggak ada kegiatan juga capek badan."
" Iya, Yah. Ayah jaga kesehatan ya jangan sampai sakit lagi."
" Iya, nak. Ayah juga ingin bangkit lagi siapa tau habis ini ayah jadi juragan kebun, hehehe. Dan ayah nggak mau biarin kamu berjuang sendiri, nak."
" Iya, Yah. Amin. Dira sayang banget sama Ayah." Ucap Dira sambil mengusap punggung tangan Ayahnya. Melihat Pak Salman makan dengan lahap membuat Dira sangat bahagia meskipun itu makanan sisa tapi masih layak kok untuk di makan. Tersungging senyum rasa syukur di bibir Dira masih bisa makan ketemu nasi, masih punya rumah untuk berteduh dan mempunyai Ayah yang sangat hebat dan sangat sayang padanya. Baginya itu sudah cukup, ujian dan cobaan selalu Dira anggap sebagai proses kedewasaannya. Meskipun setiap hari badannya serasa remuk, sendi-sendi tulangnya sangat terasa ngilu, ibarat mesin terus berjalan tanpa pernah mati namun Dira tidak merasakan itu semuanya karena semua yang dia lakukan demi ayahnya dan demi masa depannya nanti. Dan Dira selalu menunjukkan wajahnya yang ceria, kuat, bahagia namun hati dan tubuhnya kadang lelah, ingin istirahat sejenak oleh semua kepenatan hidup dunia ini. Bahkan ketika Dira ingin memejamkan matanya untuk tidur, bayangan untuk esok hari pun sudah wara- wiri di pikiran dan batinnya. Bersyukur, itulah kunci hidup Dira dalam mengahadapi semua ujian ini dan Dira selalu yakin akan ada hal indah yang terjadi di kemudian hari.
Terima kasih untuk vote, like, dan komennya terus dukung author ya supaya terus semangat untuk up 😘😘😘