Dua Orang yang tidak mempercayai cinta, dipertemuan dalam sebuah pernikahan yang dilakukan hanya untuk pencitraan semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner
Lala tersenyum bahagia saat melihat Dhiv terlelap di ranjangnya.
Syukurlah akhirnya dia tidur juga,
Ia tersenyum menatap kamera sebelum duduk di samping Dhiv.
Ia kemudian mengusap lembut wajah pemuda itu, "Sepertinya malam pertama kita harus di tunda dulu karena Dhiv begitu kelelahan hingga mengabaikan calon istrinya," keluh Lala
Ia kemudian mengambil selimut dan menyelimuti tubuh lelaki itu, namun saat ia sedang merapikan selimutnya tiba-tiba Dhiv menariknya hingga gadis itu langsung berbaring di sampingnya.
Lala langsung melotot saat ia menyadari dirinya berada dibawah kungkungan pria itu.
"Kata siapa malam pertama kita tertunda, kau sudah menggodaku malam ini, so... kamu juga harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan padaku," bisik Dhiv kemudian mendekatkan wajahnya
Melihat wajah tegang Lala membuat Dhiv sengaja melemparkan selimut yang di pakainya dan menarik Lala kedalam pelukannya.
*Brugghh!!
Tentu saja gadis itu dibuat panas dingin olehnya, bagaimana tidak?, ia merasa jika Dhiv benar-benar akan melakukan sesuatu padanya.
Lala segera memejamkan matanya saat melihat Dhiv mengatupkan bibirnya,
Dhiv sengaja menutup kamera cctv di kamarnya dengan menggunakan selimutnya.
"Semuanya sudah berakhir," bisik Dhiv membuat Lala begitu malu,
"Maaf aku terlalu menjiwai peranku," ucap gadis itu dengan wajah memerah
"Kenapa harus meminta maaf, justru kamu sudah sukses memerankan peranmu, thanks ya sudah membantu ku," jawab Dhiv
"Sama-sama,"
"Sebaiknya kau segera istirahat," ucap Dhiv kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Gadis itu kemudian segera merebahkan tubuhnya, "Akhirnya aku bisa beristirahat dengan tenang malam ini," ucap Lala kemudian memejamkan matanya.
*************
Pagi itu Lala begitu terkejut saat mendapati bahwa dirinya bangun kesiangan.
Gadis itu buru-buru mandi dan segera menuju ke meja makan.
"Maaf aku telat," ucapnya menyunggingkan senyumnya
"Wah, udah berapa bulan La," goda Raffa
"Baru Satu jam, hehehehe," sahut gadis itu membuat semuanya yang ada di meja makan langsung terkekeh mendengarnya
"Tokcer juga si Bungsu, sepertinya kau harus belajar banyak dari Dhiv agar bisa segera punya momongan," imbuh Raffa menatap Ben
"Uhuukk!!" seketika Ben batuk mendengar ucapan Raffa
"Tenang saja Kak Ben, kalau perlu bantuan untuk mendapatkan momongan tinggal hubungi saja dokter Boyke," celetuk Lala membuat mereka kembali tertawa mendengarnya
"Kenapa jauh-jauh jika ada dokter Dhiv disini," sahut Raffa
"Ok," sahut Lala
"Karena Lala sudah tinggal bersama keluarga Dario Caffaso, sebaiknya kita segera mempercepat pernikahan mereka, sebelum ada kabar tak sedap mengenai mereka," ucap Shelomita
"Benar juga, sebaiknya kau segera atur Pernikahan Mereka sebelum upacara pelantikan Dhiv sebagai CEO DC Group," sahut Dario
"Kalau begitu, sebaiknya kita perlu mengundang orang tua Lala untuk membicarakan tentang masalah ini bukan?" tanya Shelomita melirik kearah Lala
"Bukankah kedua orang tua Lala sudah meninggal dunia, apa ia mempunyai orang tua angkat atau semacamnya?" tanya Dario
"Benar sayang, aku juga baru tahu jika Lala adalah anak angkat dari Bramantyo Sudarsono, mantan ayah mertuamu," sahut Shelomita membuat Dario tercengang
"Benarkah??, kenapa Dhiv tak pernah menceritakannya padaku," sahut Dario
"Itu karena aku juga tak pernah mengatakannya," jawab Lala
"Lalu bagaimana Istriku bisa tahu jika kamu adalah putri angkat Bramantyo?" tanya Dario lagi
"Ceritanya panjang Ayah, mungkin untuk mempersingkat waktu Ibu bisa menceritakannya kepada ayah," sahut Lala membuat Raffa langsung menahan tawanya mendengar celoteh konyol Lala
Sementara itu Shelomita langsung menarik ujung bibirnya sambil menatap kearah Lala.
Dasar licik,
"Sepertinya aku akan menceritakan padamu setelah selesai sarapan, karena tak baik menunda sarapan," jawab wanita itu kemudian menuangkan makanan ke piring suaminya.
Siang itu Lala sengaja mengunjungi kediaman Bramantyo untuk memenuhi janjinya.
Tidak lupa ia membawa masakan kesukaan Bram sesuai request lelaki itu.
Setibanya di Griya Arion, Seorang kepala pelayan segera mengantar gadis itu menemui Bramantyo.
"Siang ayah," sapa gadis itu begitu sumringah
"Kau sudah datang rupanya, Selamat Siang Lal," jawab Bram kemudian mempersilakan gadis itu untuk duduk
Lala kemudian segera meletakkan rantang yang dibawanya keatas meja dan mpersilakan Bram untuk mencicipi masakannya.
Seorang pelayan segera memindahkan makanan itu dan menyajikannya di meja makan.
"Sebaiknya Ayah menghabiskannya sekarang sebelum menyesal," ucap gadis itu membuat Bram semakin penasaran dengan masakan Lala
Lelaki itu kemudian menuju ke meja makan dan mulai mencoba masakan Lala.
"Wah rasanya enak sekali, pas benget sama lidah ayah. Kamu memang keren, seratus buat Lala!" puji Bram
Sekarang katakan pada ayah , apa tujuanmu datang ketempat ini?" tanya Bram
Lala kemudian menceritakan kejadian pagi itu di meja makan. Bram Kemudian menyanggupi permintaan Lala yang meminta lelaki itu untuk datang ke Wastu Kencana Ungu untuk membicarakan pesta pernikahannya dengan Dhiv.
"Baiklah, sebaiknya kau beritahukan kepada ibu mertuamu, jika ayah akan datang memenuhi undangan dinner dari keluarga Dario. Sekaligus membahas acara pernikahanmu dengan Dhiv. Jadi jangan murung lagi ya," ucap Bram membuat Lala begitu bahagia mendengarnya
"Terimakasih ayah," sahut Lala sumringah
"Kembali kasih putriku," jawab lelaki itu mengusap lembut rambutnya
Entah kenapa aku seperti merasakan kehadiran Hema dalam diri Lala.
*************
Malam itu Bramantyo mendatangi Wastu Kencana Ungu bersama Lala untuk menghadiri undangan dinner dari keluarga Dario.
"Selamat datang di Wastu Kencana Ungu calon besan," sambut Shelomita menyambut kedatangan tamunya
Wanita itu kemudian mengajak keduanya menuju ruang makan.
"Sebelumnya saya minta maaf jika hidangan yang kami sajikan tidak senikmat makanan di Restoran Bintang lima," ucap Shelomita
"Bagiku semua makanan sama saja, yang membedakan makanan itu enak atau tidak adalah bagaimana cara kita menikmatinya. Kalau kita menikmatinya sambil bersyukur maka makanan itu akan terasa nikmat, tapi sebaliknya jika kita menikmatinya sambil menggerutu apalagi mengingkari nikmat Tuhan maka makanan itu akan berubah menjadi tidak enak," sahut Bramantyo
"Kau masih tetap bijaksana seperti dulu ayah, maaf bila aku jarang menyapamu," ucap Dario menyalaminya
"Aku tahu kau sangat sibuk, jadi aku maklum jika kau tidak bisa mengunjungi mantan ayah mertuamu ini," jawab Bram
Mereka kemudian menuju ke ruang makan.
Selesai Makan malam, Dario Caffaso kemudian mengajak Bramantyo ke ruang utama.
Mereka kemudian membicarakan tentang Pernikahan Dhiv dan Lala. Dario terlihat begitu bersemangat saat mengetahui Lala adalah anak angkat dari Bramantyo. Setidaknya ia akan menjadi lumbung hartanya untuk membantu perusahaannya.
Terlihat mata berbinar Dario saat Bram mengatakan akan menanggung semua pengeluaran untuk pesta pernikahan Dhiv dan Lala.
"Kalau sudah tidak ada lagi yang ingin dibicarakan maka aku akan pamit pulang," ujar Bram sekalian berpamitan
"Silakan ayah," jawab Dario memperhatikannya
Kasian sekali Lala, aku takut Dario akan memanfaatkannya saja, dan membuang gadis itu setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.
'
ada