Sinopsis
Warning!!!
Adegan dalam cerita ini mengandung unsur dewasa 21+, harap bijaklah dalam membaca.
Grael Arabella, seorang gadis belia yang hanya tinggal bersama sang Kaka dan ibunya, semenjak sang ayah meninggal dunia, dia membantu kakaknya untuk mencari nafkah. Grael juga memiliki cinta pertama di bangku sekolah menengah pertama yang bernama Rangga Louis, sosok pria yang sudah membuatnya merasakan jatuh cinta untuk pertama kali.
Takdir berkata lain. Grael justru bertemu dengan Erlangga Louis, seorang artis terkenal yang menjadi salah satu idola Grael. Pertemuan mereka justru membuat Grael menjadi benci dengan Erlangga. Namun, berbeda dengan artis tersebut, dia justru semakin ingin memiliki gadis belia itu.
Apalagi saat Erlangga tahu, bahwa Grael akan dijodohkan dengan Rangga, adik tirinya. Sekaligus ahli waris kedua dari keluarga Grup Jaya. Erlangga semakin menjadi ingin merebut kembali apa yang semestinya dia miliki. Baik itu, tahta, hart
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Meet and Great part 1
Sebuah mal terbesar di kotak x sudah padat oleh para pengunjung mal. mereka berdiri dan menunggu di tengah-tengah mal itu untuk berjumpa dengan artis favorit mereka. Berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa menjadi fans terberatnya Erlangga Louis yang sangat terkenal dengan bakat acting, tampan dan ramah oleh semua Fansnya.
Erlangga Louis yang dikenal oleh publik figur dengan memiliki latar belakang yang masih dirahasiakan sampai saat ini, karena yang mereka tahu, Erlangga hanya berasal dari keluarga yang sederhana, bukan pewaris sah dari Group Jaya yang terkenal sebagai keluarga terpandang dan terkaya.
Meski isu yang menyamakan nama Loius dibelakang nama Erlangga dengan keluarga Group Jaya itu ternyata benar. Namun faktanya, Erlangga selalu bungkam dan tutup mulut soal pribadi keluarga.
Semua fans Erlangga sudah hadir dari seluruh kota lebih awal dari jadwal yang ditentukan, karena mereka tidak sabar untuk bertemu dengan actor favorit mereka, mulai dari meminta tanda tangan, foto bersama ataupun hanya sebatas berjabat tangan.
Di sisi lain, dibalik layar panggung. Grael yang masih gemetar berada di samping Erlangga sedang mengancingkan baju kemeja berusaha agar tetap profesional dalam menjalankan hukumannya. Erlangga yang menyadari bahwa Grael berada dihadapannya masih trauma dengan apa yang sudah diperbuat oleh dia, hanya terus membiarkan gadis itu melayaninya sampai tugas gadis itu selesai.
"Masker, jangan lupa!" perintah Rio kepada Grael untuk memasangkan penutup mulut pada Erlangga.
Grael pun memasangkan masker pada wajah Erlangga, tanpa melihat sorot mata yang sudah terus melihat ke arahnya. Tidak ada ucapan di antara keduanya, sejak Grael datang dan terus melayani Erlanngga dengan telaten.
"Udah siap?" tanya salah satu kru yang menanyakan pada Rio, manager itu pun melihat ke arah Grael dan mendapat anggukan dari sang gadis.
"Oke, keamanan satu siap? Target akan segera keluar!" perintah staf yang melapor kepada rekan satu kru-nya dan diterima baik oleh temannya itu.
Rio langsung menarik tangan Grael agar ikut naik ke atas panggung bersama Erlangga, sesuai permintaan sang empu, gadis itu hanya menurut pasrah saat dirinya ternyata masih belum selesai dari tugasnya.
Grael yang memakai outfit sederhana dengan celana skinny jeans, kaos polos berwana putih ditambah long cardi, serta rambut yang digerai, menambah kesan manis pada wanita cantik berkulit putih tersebut, tidak lupa dia mengenakan masker penutup mulut agar tidak diketahui oleh teman-temannya.
Berbeda dengan outfit yang dipakai oleh Erlangga, walaupun jaket celana jeans yang digunakan adalah barang bermerek, tapi dia tetap menyesuaikan dengan warna yang serasi dengan Grael, dan tidak lupa Erlangga juga mengunakan sepatu couple dengan sang gadis.
Saat mereka keluar, suara riuh menggema di dalam mal tersebut. Berbagai spanduk tentang rasa cintanya kepada artis favorit mereka. Sebelum acara sesi tanda tangan dan foto berasama, mereka berbincang-bincang terlebih dahulu untuk menambah kesan akrab dan ramah kepada para Fans Erlangga.
"Selamat malam semua!" teriak Erlangga yang berdiri di depan panggung dan disambut hangat oleh para Fans-nya.
"Apa kabar?" tanya Erlangga yang begitu ramah, dan dijawab serempak oleh pengunjung yang semakin penuh.
'Iissh, sok ramah banget! Belum tahu mereka artis kesayangannya seperti apa sifat aslinya? Gue yakin sama kaya gue!' kesal Grael pada batinnya sendiri saat melihat Erlangga begitu ramah dengan para fansnya, Grael pun tidak menampik itu saat dulu dia juga begitu ngefans kepada Erlangga karena sikapnya yang begitu ramah tapi kenyataan sangat berbanding kebalik.
Tangan Grael tiba-tiba ditarik oleh Erlangga untuk bisa berdiri disampingnya. "Kira-kira ada yang kenal gak dengan cewek cantik yang berada di sebelah saya ini?"
"Enggak!" teriak para fans dengan serempak.
"Oke kita kenalan dulu, biar timbul rasa sayang! Ibarat pepatah mengatakan, tak kenal maka—”
Erlangga mengulurkan tangannya yang terdapat mikrofon ke arah pengunjung dan di jawab serempak oleh para Fans-nya. "Tak sayang!"
Grael yang sudah ketakutan bila Erlangga akan mengatakan macam-macam sudah memberikan kode agar Erlangga tidak menyeretnya ke dalam masalah yang baru.
"Kalau gitu, kita kenalan dulu ... santai aja rileks, tegang amat!" ucap Erlangga yang memegang mikrofon ke arah bibirnya sembari menatap Grael yang sudah panas dingin di atas panggung dan semua para pengunjung dari lantai atas sampai ke lantai dasar tertawa melihat tingkah Erlangga yang mengerjai Grael.
"Kenalin dulu dong namanya siapa?" tanya Erlangga yang mengulurkan mikrofonnya ke arah Grael.
Cukup lama Grael terdiam sebelum akhirnya dia berdeham agar Erlangga mengerti maksud kode yang diberikan oleh gadis itu, tapi bukan Erlangga namanya bila tidak mengerjai wanita yang dia suka.
"Oh ... jadi, namanya Ehem," ucap Erlangga dan semua penonton menjadi tertawa.
"Oke mba, Ehem ... eh, saya manggilnya mba, kakak atau adek nih? Ah ... gimana kalau saya panggil Ayank aja?" tanya Erlangga yang masih menggandeng tangan Grael dan belum dilepas, walaupun Grael terus berusaha agar bisa terlepas dari genggaman Erlangga.
"Jiaaah! Modus!" seru semua penonton yang begitu meriah melihat Erlangga begitu hangat dan tidak dingin oleh para fansnya.
"Yo! Gue dibilang modus," tawa Erlangga yang melihat ke arah manager-nya.
"Dia bukan modus, hanya jiwa jomblo akut!" celetuk Rio dan ditertawahi oleh semua pengunjung.
"Eh ... siapa bilang gue jomlo! Buktinya." Erlangga memamerkan tangan yang dia genggam kepada kameramen dan para pengunjung.
"Jiaah ... dipegangin aja tuh tangan, mau nyebrang apa? Dari tadi digandeng terus!" ucap MC pria yang mulai ikut membuka suara.
Erlangga pun tertawa mendengar ucapan dari pembawa acara tersebut. "Bukan mau nyeberang, tapi—”
"Tapi?" lanjut pembawa acara yang penasaran.
"Takut diambil orang!" jelas Erlangga yang membuat semua menjadi ramai dengan candaan Erlangga, walaupun sebenarnya dia bermaksud untuk mengenalkan pada dunia bahwa Grael hanya milik dia seorang.
Pembawa acara pun tertawa mendengarnya, sebelum akhirnya Erlangga mengeluarkan kata-kata gombalannya pada Grael di depan semua para fansnya dan didepan kameramen.
"Kamu mau lihat apa yang aku lihat gak?" tanya Erlangga saat menunjukan arah pandangannya ke arah yang dia lihat.
"Apa?" tanya Grael yang melihat mengikuti arah pandang yang Erlangga lihat.
"Masa depan kita!" ucap Erlangga yang langsung menatap mata Grael dengan lekat, gadis itupun menjadi salah tingkah saat Erlangga begitu mahir membuat suasana hatinya berubah-ubah.
"Jiiaaahh ... aaah, baper!" seru pembawa acara yang diikuti oleh penonton.
"Yank, kamu tahu? Dari sekian banyak angka, hanya angka enam yang aku suka, mau tahu gak kenapa?" tanya Erlangga.
"Kenapa?" jawab Grael yang mulai menghilang sedikit rasa takutnya terhadap Erlangga.
"Karena rasa sayang aku selalu enammmbah terus sama kamu!" ucap Erlangga yang mencium tangan Grael.
Semua orang langsung terbawa suasana mendengar gombalan dari Erlangga yang pasalnya tidak pernah menggombali wanita manapun kecuali Grael. Berbeda dengan gadis yang digombalin oleh Erlangga, ada rasa aneh yang menjalar ke dalam hatinya saat Erlangga selalu mengeluarkan rayuan mautnya didepan kerumunan penonton.
Dari sekian banyak penonton terdapat teman-temannya yang berdiri di pinggir penonton lainya, mereka meyaksikan betapa beruntungnya wanita yang berada di atas panggung, begitu dekat dengan Erlangga bahkan tangan gadis itupun tidak pernah dilepas selama acara berjalan seakan membuktikan bahwa dia adalah kekasihnya dan bukan Angelina.
To be continued...