NovelToon NovelToon
Maura : Tragedi Tahun Baru

Maura : Tragedi Tahun Baru

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi widya

Hidup Freya Almeera Shanum berubah setelah tragedi tahun baru 6th silam yang membuatnya menjadi single parent dari anak bernama Maura Hanin Azzahra.

Maura, gadis berusia 5th itu selalu menanyakan keberadaan Ayahnya yang tak pernah diketemuinya dari kecil.

Pertanyaan sederhana tentang keberadaan sang Ayah yang selalu di lontarkan Maura membuat sang Bunda Freya (25th) merasa bersalah dan sedih. Bahkan Freya juga kadang teringat akan tragedi malam itu setiap sang putri bertanya keberadaan Ayahnya.

Semua salah wanita tak tahu terima kasih itu. Karena wanita itu, Freya sekarang menjadi single parent tanpa status.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Upsss!!! Sorry...!!!

Masih dengan menggendong Freya, Bryan berjalan menuju kamar hotel yang telah dipesan Rendy. Bryan segera masuk setelah Rendy membukakan pintu untuk Tuannya.

Bryan meletakkan Freya secara perlahan di ranjang dan menutupi tubuh gadis kecilnya dengan selimut setelah menyingkirkan jas yang membungkus tubuh Freya.

"Pesanlah makan siang buat kita." perintah Bryan tanpa menatap Rendy, fokusnya masih pada wajah Freya yang sudah kembali dialiri darah yang sebelumnya terlihat pucat kini kembali segar meski sang pemilik masih memejamkan matanya.

"Baik Tuan." Rendy menunduk sopan dan berlalu pergi.

"Tunggu!" seru Bryan menghentikan langkah Rendy yang hampir saja keluar dari kamar hotel.

Rendy berbalik dan menatap Tuannya. "Iya Tuan." jawabnya.

"Bilang sama Bara, batalkan pertemuan hari ini dan ganti besok saja." perintah Bryan dan langsung diangguki Rendy.

"Baik Tuan, saya permisi." akhirnya Rendy benar-benar menghilang dari balik pintu.

Bryan menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Freya dan mengelus lembut pipi Freya. Dia menatap Freya sedih.

Dia ingin masuk dan mengetahui kehidupan gadis kecilnya ini. Gadis kecil yang sering muncul tiba-tiba di otaknya. Gadis kecil yang berhasil membuatnya mabuk kepayang dengan sekali pertemuan. Gadis kecil yang bisa merawat dan mendidik anaknya tanpa sosok suami disisinya.

"Maafkan aku Freya. Aku telah membuat hidupmu hancur. Aku telah membuatmu hamil dan melahirkan seorang anak tanpa ada status pernikahan."

"Maafkan aku."

"Kamu pantas membenciku."

"Pria brengsek yang dengan kasarnya merenggut kesucianmu." kata Bryan pelan, penuh amarah pada dirinya sendiri.

"Maafkan aku juga yang ingin bersamamu."

"Aku akan melakukan apapun untuk kamu dan Maura agar bisa bersama dengan ku."

"Walau dengan cara yang sama seperti pertama kali kita bertemu."

"Ber cinta denganmu dan membuatmu hamil kembali."

Bugh

Bryan terperanjat saat lengannya di pukul tiba-tiba. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Freya.

Ya, Freya sudah bangun dan mendengar apa yang Bryan katakan. Dia hanya pura-pura tidur saja tadi saat mendengar pintu kamar hotel ditutup oleh Rendy saat keluar. Freya membuka matanya dengan perasaan kesal bercampur amarah saat mendengar Bryan akan memper kosa nya dan membuatnya hamil lagi.

"Sialan kamu!!! Apa yang kamu katakan tadi?" Freya bangkit dan memukul-mukul Bryan dengan menggunakan bantal.

Bryan berdiri dan menghindar dari serangan dan amukan Freya.

"Emang apa yang aku katakan?" tanya balik Bryan seolah lupa apa yang baru saja dia katakan.

"Pikir saja sendiri." sergah Freya dan melempar bantal pada Bryan dan langsung ditangkapnya bantal itu.

"Yang mana?" tanya Bryan kembali dan mendekat ke Freya.

"Mau apa kamu. Minggir sana!" seru Freya dan mendorong Bryan walau tak membuat Bryan berpindah tempat.

Freya berjalan ke mini kitchen dan membuka lemari kulkas untuk mengambil minum. Dia membuka tutup botol dan segera meminumnya.

Dia haus karena dia ingat tadi dia sempat histeris saat Bryan menggodanya di ruang meeting. "Kenapa monster itu harus melihat keadaan ku saat seperti itu." batin Freya kesal karena Bryan melihat kerapuhannya.

"Bagaimana kalau kita ber cinta dan membuat adik buat Maura."

uhuk..uhuk..uhukk

Freya tersedak oleh minumannya sendiri saat Bryan berbisik tepat di telinganya. Dia tersedak bukan karena bisikan Bryan. Tapi dia tersedak karena pertanyaan yang keluar dari mulut Bryan.

Bryan mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum mesum saat Freya berbalik menatapnya.

"Bagaimana?" tanya Bryan congkak sambil bersandar di pintu kulkas yang masih terbuka.

Bukannya menjawab Freya justru menarik pintu kulkas dengan kasar dan menutupnya kencang membuat Bryan hampir saja jatuh karena tempat sandarannya Freya tarik.:

Dengan segera Freya mengambil bantal yang tadi di peluk Bryan untuk dia gunakan sebagai senjata melawan Freya.

"Kurang ajar, kamu!" pekik Freya kembali memukul Bryan menggunakan bantal.

Bryan berlari untuk menghindar, melompati sofa dan kadang mengejek Freya karena Freya tak bisa menyerangnya. Dan kembali lagi berlari saat Freya mendekat.

"Berhenti kamu Bryan." teriak Freya yang terus mengejar Bryan namun tak kunjung dapat.

"Aku dah berhenti ini. Lihat nih gak jalan lagi."

"Kamu nya saja yang langkahnya kecil seperti Maura. Jalannya lambat." kata Bryan dengan congkak.

Freya yang kesal akhirnya melempar bantal itu dengan kencang, Bryan menunduk dan_

Bughhh

Brakk

Bantal mendarat sempurna mengenai wajah Rendy yang baru saja masuk ke kamar hotel dimana Freya dan Bryan ada didalamnya. Makanan yang Rendy bawa sebagian terkoyak di lantai.

Freya meringis melihat apa yang baru saja dia lakukan, dia bergeser sedikit dan duduk manis di sofa sambil menunduk menutup wajahnya dengan satu tangan dan merutuki kebodohan dan sikapnya yang kekanak-kanakan.

Bryan sendiri langsung berdiri tegak, dia berdehem dan kembali ke sifat tegas dan dinginnya. Dia berjalan dan duduk di sofa single sebelah Freya sambil memainkan HP nya seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

Rendy mengusap wajahnya kasar melihat tingkah Tuan Muda nya juga wanita yang diakui Tuan Muda nya sebagai gadis kecilnya itu.

Dengan geram Rendy melempar bantal ke arah sofa yang kosong tepat sasaran. Mau dikata dia gak sopan pada atasannya dia gak peduli. Dia meletakkan paper bag yang masih aman di atas meja makan dan kembali mengambil makanan yang tadi terkoyak di lantai dan di buangnya di tempat sampah.

Rendy menatap sekeliling kamar hotel yang berantakan dan banyak bantal yanv tergeletak di lantai, mulai bantal tidur juga bantal sofa berserakan dimana-mana.

Rendy menghembuskan nafas kasar dan menggelengkan kepalanya. "Sisi lain Tuan Muda sudah kembali." gumam Rendy yang mengenal Bryan sejak kecil.

"Permisi Tuan!! Makan siangnya sudah siap." lapor Rendy pada Bryan yang terlihat main game itu.

"Ehmm..."

"Sebagian makanannya tadi ada yang terkoyak di lantai karena sebuah bantal yang melayang tiba-tiba mengenai muka saya." kata Rendy menyindir kedua anak manusia yang duduk di sofa dengan kegiatannya masing-masing yang terlihat cuek saja itu.

"Jadi saya permisi mau membeli lagi sekalian makan di luar biar tidak jatuh lagi. Permisi Tuan, Nona." Rendy pergi setelah puas mencibir majikannya itu bersama gadisnya.

Bryan dan Freya saling lirik saat tubuh Rendy sudah hilang di balik pintu.

"Apa?" Freya mendelik tak suka pada Bryan yang menatapnya.

"Makanlah!! Saya belum lapar." kata Bryan tegas, dia sudah kembali ke sosok monster bagi Freya.

Tanpa banyak tanya lagi Freya berdiri dan menuju meja makan karena dia sudah menahan lapar sedari tadi. Apalagi tadi tenaganya terkuras karena sempat teringat masa lalu juga berperang dengan Bryan.

Freya melihat di atas meja sudah ada menu masakan western. Freya memilih spicy tuna sandwiches dan menyisakan cucumber lox toast karena Freya belum pernah memakan itu.

Freya mengurungkan niatnya untuk menggigit sandwiches yang hampir masuk ke mulutnya setelah mendengar perkataan Bryan yang memerintahnya.

"Rapikan dulu kamar hotel sebelum anda makan, Nona Freya."

Freya melirik tajam punggung Bryan yang masih duduk di sofa sambil main HP.

"Saat jadi monster, manusia itu menyeramkan."

"Saat jadi kucing, manusia itu menyebalkan."

"Lebih cocok kalau kau jadi patung Tuan Muda Abrisam." gerutu Freya mencibir Bryan.

Dia meletakkan kembali sandwiches nya di piring dan berdiri untuk mengambil beberapa bantal yang tadi dia lempar.

"Kenapa juga tadi aku melempar-lempar bantal seperti anak kecil saja." rutuk Freya akan kebodohannya.

Bryan melirik Freya yang menata bantal di sofa setelah tadi menata di ranjang. Bryan menahan untuk tidak tertawa melihat Freya yang terus saja ngedumel nggak jelas.

Bugh

"Upsss!!! Sorry...!!!"

Freya buru-buru lari dan masuk ke kamar mandi setelah melempar bantal terakhir ke arah Bryan. Ya, memang bantal itu tempatnya di sofa yang Bryan duduki jadi tak masalahkan jika Freya melempar bantal itu ke tempat asalnya.

Terdengar suara Freya yang tertawa terbahak di dalam kamar mandi.

"Seperti kamu sangat puas, gadis kecil." Bryan mengangkat sudut bibirnya menciptakan senyum tipis di wajah tampan dan tegasnya.

1
fiyol jelek
bagus
Wanita Aries
Suka ceritanya ada komedinya jg
Yuni Astutik
aahhhhhhh.................. akhirnya............
Yuni Astutik
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 freya bik maura cek drieneh
Yuni Astutik
😭😭😭😭😭
Yuni Astutik
👍👍👍
Yuni Astutik
👍👍
Yuni Astutik
👍
Yuni Astutik
❤❤❤❤
Kecombrang
kelakuan emak sama anak sama aja 🤣🤣🤣
Nur Aini
Luar biasa
pipin bagendra
tunggu Thor indomoyet itu apa ya hehehe
Mega Girl
mampir thor
Yant08
Luar biasa
Oi Min
happy ending.....
Oi Min
wkwkwkwwkkwk...... Mora bner 2 Bryan versi cewek..... huft....
Oi Min
otor..... iihhhh..... nyebelin.... tadi papa Abri..... sekarang Mutia dan salah satu bayi nya di matiin... 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😡😡😡😡😡
Oi Min
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭..... g kuat tor...... aq paling sensitif klo soal bapak..... krna aq dri kecil jga hnya sama bapak. apa2 bapak..
Amaliah 🌹
Luar biasa
Oi Min
dah hamil ini Mutia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!