Kehidupan seorang gadis.
Ia terpaksa masuk kedalam kehidupan Tuan Muda Raka untuk menyelamatkan kaka satu satu nya.
Apa sebenarnya kesalahan kaka nya??
Rencana seorang Tuan Muda untuk mengendalikan hidup Tania. Tapi setelah menjalani nya ia malah jatuh cinta, bahkan dia sendiri yang jadi tergila gila kepadanya.
Tanpa ia sadari ia banyak melanggar peraturan yang ia buat sendiri.
Sebenarnya apa yang membuat Raka menjadi mencintai Tania?
Seperti apa sebenarnya perasaan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eva pronika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kampus
Hari senin telah tiba. Tania yang sudah selesai mandi duduk di sofa.
"Selamat pagi sayang" ucap Tania saat melihat Raka mulai membuka matanya perlahan.
"Selamat pagi" balas nya dengan suara serak karna baru bangun.
Sebentar ia melirik ke arah Tania dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Kenapa dia sudah rapi, apa hari ini dia akan ke kampus? Aku harus membuat alasan apa lagi hari ini
Tania yang melihat Raka langsung masuk ke dalam kamar mandi langsung mempersiapkan pakaian nya di closet room.
Kini mereka berjalan ke ke meja makan untuk serapan. Raka tidak mengucapkan sepatah kata pun ia sibuk dengan pikiran nya sendiri. Begitu juga dengan Tania sedikit merasa aneh dengan reaksi wajah Raka.
apa aku melakukan sesuatu yang salah? tapi apa? kenapa dia seperti memikirkan sesuatu?
"Kita berangkat jay" ucap Raka saat ia melihat kedatangan Jay
"Baik Tuan" jawab Jay dengan datar.
Tania mengantar sampai depan dengan wajah sedikit gelisah melihat Raka sedikit dingin.
Di dalam mobil.
"Bukan kah kau sudah mengatur rencana agar dia tidak berangkat ke kampus lagi?"
"Saya sudah atur Tuan"
"Kapan mulai?"
"Saya akan atur secepatnya Tuan"
"Kau tau aku tidak suka menunggu kan Jay" sembari melihat kearah luar kaca.
"ia Tuan, saya mengerti"
*
Kini bella sudah berada di dalam mobil bersama bella menuju kampus.
"Nona baik baik saja?" Tanya bella kwatir karna ia melihat wajah Tania sedikit gelisah.
"Aku hanya bingung bel, tadi wajah Tuan Raka sedikit dingin. Apa aku sudah melalukan sesuatu yang salah?"
"Nona jangan terlalu kwatir, Mungkin Tuan hanya memikirkan masalah kantor Nona"
"Semoga saja bel, bukan karna aku penyebab nya" jawab Tania dengan memancungkan bibirnya.
Saat tiba Tania sudah sampai di kampus. Ia memang sengaja berangkat sedikit lebih cepat untuk mengobrol dengan Cindi. Karna beberapa hari kemarin Tania tidak masuk kampus niatnya untuk meminta catatan Cindi.
Baru 30 menit Tania sampai di kampus dan membaca catatan dari Cindi, sesekali mereka mengobrol.
"Kamu tau kak Ferdi akhir akhir ini sedikit sensitif Tania"
"Kenapa begitu?" Tanya Tania sembari menutup catatan.
"Aku juga nggak tau persis nya kenapa. Karna patah hati mungkin"
Tania mengerutkan Kening nya dengan ucapan Cindi.
Apa itu karna aku? ah semoga saja bukan. Kak Ferdi ganteng, kaya, Baik. Mencari seseorang bukan lah hal susah baginya
"Apa dia pernah cerita ke kamu nggak cin?" Tanya Tania dengan selidik.
"Dia nggak mau cerita, tapi aku tau itu karna kamu sih kayaknya"
"ah nggak mungkin karna aku cin. Mungkin aja karna masalah kerjaan"
Bagaimna kalau yang dia bilang itu benar? Apa aku harus melakukan sesuatu? haruskan aku berbicara kepada kak Ferdi
"Aku bisa minta tolong?"
"Apa?"
"Tapi janji kamu akan bantu aku"
"iya. aku janji"
"Aku mau kamu temui kak Ferdi"
"Apa??"
"Mau ya?! Please. Aku kwatir melihat keadaan kan Ferdi. sekali aja"
"Tapi aku Takut cindi. Bagaimana kalau Tuan Raka tau"
"Aku yang atur Tania, makanya asisten kamu itu nggak usah tau, nanti dia lapor ke sekretaris Jay bisa repot"
"Ya udah, aku percayakan sama kamu. Tapi cuma kali ini aja ya"
Mungkin ini juga saat nya aku menemui kak Ferdi dan menjelaskan semuanya. Semoga ini bisa membantu.
"iya, makanya aku cepat cepat datang kesini karna catatan yang kamu minta. Aku capek tau harus buru buru kesini" sembari mencubit tangan Tania
"Maksud nya?? kamu ngomong apa sih?" Tanya Tania heran karna pembicaraan Cindi lari dari topik
"Eh sekretaris Jay. Makin hari makin ganteng aja" Seru Cindi sembari berdiri
Tania membuka matanya lebar lebar karna kaget mendengar nama Jay, Tania yang masih membelakangi Sekretaris Jay pelan membalikkan badan untuk melihat kearah sekretaris Jay.
"Selamat pagi Nona" sapa Sekretaris jay sembari memberikan senyuman tajam penuh arti.
"Kamu ngapain kesini? Tanya Tania dengan sedikit gugup"
Apa tadi dia mendengar pembicaraan kami, kenapa dia seperti hantu sih, tiba tiba muncul dan selalu saja tau apa yang sedang ku lakukan.
"Maaf Nona, Tuan menunggu anda di mobil"
"Ngapain dia ke kampus? apa ada terjadi sesuatu? apa aku melakukan kesalahan sekretaris Jay" Tanya Tania sambil menyetuh Tangan Jay dengan kwatir.
Sekretaris Jay sedikit tidak nyaman di perlakukan begitu oleh Tania.
"Sebaiknya anda segera menemui Tuan Nona, Anda tau kan Tuan tidak suka menunggu"
Tania langsung berlari menuju parkiran mencari Raka.
"Tania tunggu. Aku ikut, aku juga pengen ketemu kak Raka" seru cindi karna ingin menghindari sekretaris jay.
"Sebaiknya kita disini aja Nona" langsung menyentuh tangan Cindi.
Sentuhan Tangan sekretaris Jay membuat wajah Cindi memerah.
Ada apa ini? Kenapa jantungku seperti mau copot. Apa tadi dia mendengar apa yang aku katakan? ahh kenapa sekretaris jay yang ganteng ini harus se seram ini sih.
*
Tania akhirnya menemukan mobil Raka parkir di bagian parkiran VVIP. Langsung membuka pintu dan masuk.
"Kamu ngapain disini" tanya Tania sedikit cemas
"Apa begitu cara mu menyambut kedatangan ku?!" tanya Raka kesal
"Bukan begitu sayang. Aku hanya kaget saja karna ini pertama kali nya kamu tiba tiba datang ke kesini"
Bersikap lembut saja Tania, atau dia akan melenyapkan mu
"Kampus ini milik ku. Aku bebas kapan saja datang" jawab nya sedikit menyombongkan diri.
"iya iya" jawab tania datar
Terserah kamu saja lah atau bisa saja aku salah ngomong jadi repot.
"Apa kamu tidak senang aku datang" Tanya raka sembari menyentuh rambut Tania.
"Aku sangat senang sayang" Jawab Tania sedikit terbata
ha ha ha aku bahkan ingin pingsan saat kau datang.
"Benarkan??!!" Tanya raka yang kini mulai menarik tangan Tania
"Benar sayang" jawab Tania dengan senyum, lebih tepatnya senyum yang di paksa kan.
Kini tangan Raka sudah tidak bisa di kendalikan. Kini ia menyetuh pipi Tania dan menariknya nya pelan ke dalam pelukannya.
Apa yang akan kau lakukan sekarang. Ah kenapa dia jadi begini sih..
Raka kini mulai menciumi bibir Tania, tapi Tania bahkan tidak membalas, ia hanya diam tidak bergerak.
"Kenapa?!" Tanya raka dengan wajah kesal.
Tania bahkan tidak menjawab, tapi terlihat wajahnya kebingungan.
"Kamu tidak suka?" tanya raka dengan nada kesal
Kini Tania tersenyum seperti orang yang bahagia. Padahal itu hanya sandiwara.
"Aku hanya kaget saja sayang. Ini di parkiran. Bagaimana kalau ada orang yang melihat kita?" Tanya nya sembari menyentuh jas yang du kenakan Raka.
"Apa kau tau, parkiran ini hanya di khusus kan untukku? tidak ada yang berani melangkah 10 meter dari sini kecuali aku"
"Benarkah" tanya Tania dengan wajah kaget.
Justru membuat Raka tidak tahan melihat wajah Tania seperti itu, ia merasa gemas dan langsung kembali menarik Tania dan kembali berciuman.
ah sudah lah. Cepat selesaikan dan aku akan masuk kelas.
Kini raka sudah mulai menarik baju Tania hingga terlepas.
Terjadi lah yang seharus nya ter jadi.
