"Derajat kita berbeda, hidup kita tidaklah sama, aku tak pantas untukmu, walau aku mencintaimu"
Pada awalnya Nisa lebih dulu mengenal Ryan, saat ia menggantikan posisi bibinya sebagai seorang baby sitter untuk menjaga Viona, gadis kecil anak dari seorang Ryan Brawster.
Semakin hari Viona mulai merasa nyaman saat berada didekat Nisa, hingga membuat Viona ingin menjadikan Nisa sebagai ibu sambungnya. Namun, ternyata keinginan itu ditentang oleh Katty yang sudah menjodohkan Ryan anaknya dengan seorang wanita yang bernama Merry.
Akankah takdir menyatukan Nisa dan Ryan?
Apa keinginan Viona bisa terwujud?
Ikuti kisah mereka yang berliku dan penuh haru dalam menuju kebahagiaan.
Terima kasih semua.
Jangan lupa vote dan like ya.
Selamat membaca!
Terima kasih ya all.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Viona
Selamat membaca!
Viona terus berlari tanpa arah sambil menangis sesenggukan, sangat jelas terlihat bahwa gadis kecil itu benar-benar kecewa atas kenyataan yang ada, tak sesuai dengan harapannya.
Sementara itu Nisa yang mengejar di belakangnya, kini sudah hampir mendekati Viona, hingga akhirnya sebuah dekapan berhasil Nisa rengkuh pada tubuh gadis kecil itu.
"Aunty, aku mau ketemu Ibu. Kenapa Ibu pergi tapi tidak memberitahuku terlebih dulu? Kenapa Aunty? Apa Ibu tidak sayang padaku?" Isak tangis Viona semakin pecah dan terdengar pilu, ia terus meratapi kesedihan atas kenyataan yang didengarnya bahwa Ibunya telah tiada.
Ibu yang sangat dirindukan dan selalu ia tunggu kepulangannya di setiap malam. Betapa hancurnya perasaan Viona, di saat bayangan kebahagiaan bertemu dengan ibunya terus berputar dalam pikirannya. Namun, pada akhirnya, hanya kenyataan pahit yang ia dapatkan.
"Vio, Ibu itu sayang sama kamu. Jika dia tahu kapan dia akan tiada, pasti dia tidak akan jauh darimu, dia pasti akan memelukmu sepanjang hari dan tak pernah berhenti menciummu, sayang."
"Lalu kenapa Aunty?" tanya Viona masih dengan isak tangisnya yang belum mereda.
"Itu karena kita hanyalah manusia yang tidak tahu kapan kematian itu akan datang menjemput kita Vio, percayalah! Jika dari surga sana, Ibumu juga merindukanmu dan memperhatikan apapun yang kamu lakukan."
"Benarkah Ibu sayang sama aku, Aunty?" tanya gadis kecil itu sambil mengusap air matanya.
Nisa melepas pelukannya dan menangkup kedua sisi lengan Viona sambil tetap berlutut di hadapan gadis kecil yang saat ini masih terus menatapnya dengan sendu. "Ibumu sangat mencintai dan menyayangimu, percayalah sama Aunty! Sekarang kamu jangan sedih lagi ya, karena Aunty akan selalu menemanimu."
"Benarkah Aunty? Aunty tidak akan meninggalkan aku sama seperti Ibu yang pergi meninggalkanku?" tanya Viona dengan polosnya.
Nisa sejenak terdiam. Ia sebenarnya ragu untuk menjawab, karena mau bagaimanapun kita sebagai manusia tidak pernah mengetahui takdir yang Tuhan akan berikan pada kita. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membuat gadis kecil itu semakin ragu dan patas semangat. Nisa pun menarik napasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut gadis kecil itu.
"Iya Aunty janji, tidak akan pernah meninggalkanmu. Aunty akan jadi teman sekaligus sahabat yang baik untukmu."
Viona menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak setuju dengan apa yang Nisa katakan padanya.
"Lho, kenapa sayang?" tanya Nisa heran dengan kedua alis yang saling bertaut.
"Aku maunya Aunty jadi Ibuku, jadi aku punya dua Ibu, satu di surga dan satu dekat denganku, agar bisa aku peluk." Viona tanpa aba-aba kembali memeluk erat tubuh Nisa dengan tangisan yang sudah mulai mereda.
Nisa terhenyak mendengar perkataan yang terucap dari mulut Viona. Ia tak mampu menjawabnya, karena memang wanita berparas cantik itu masih bimbang dengan perasaannya terhadap Ryan.
"Maksudnya aku menjadi istri dari Tuan Ryan?" batin Nisa yang penuh dengan kebimbangan.
Tanpa Nisa sadari, Ryan sedari tadi sudah berada didekatnya. Namun, ia tak ingin mengganggu kebersamaan yang saat ini sedang terjalin antara putri kecilnya dan Nisa, wanita yang dengan keistimewaannya mampu membuat hati Ryan kembali dapat merasakan cinta.
"Jika itu keinginanmu Viona, Ayah akan berusaha mengabulkannya," batin Ryan menatap ke arah Nisa dan putri kecilnya yang masih terlihat saling mendekap.
Bersambung ✍️