Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Pengakuan Siera dan Rian
Siera pulih dengan cepat, sebagian berkat perawatan Elara/Anya, dan sebagian lagi karena kekuatannya sendiri. Selama masa pemulihan, dia tidak membiarkan siapa pun selain Elara/Anya yang merawatnya. Kepercayaan Siera kini mutlak.
Insiden itu telah membersihkan semua keraguan yang tersisa di hati anak-anak. Elara/Anya telah melewati semua ujian: dari tindakan baik yang canggung, perjuangan melawan ancaman luar, hingga mempertaruhkan diri sendiri untuk menyelamatkan nyawa.
Momen di Kebun Mawar
Beberapa hari setelah Siera diperbolehkan bangun dari tempat tidur, ia meminta Elara/Anya untuk menemaninya ke kebun mawar putih. Kebun itu kini mekar kembali, berkat perawatan Elara/Anya yang konsisten.
Rian, yang memegang sabun mawar Ny. Calla di tangannya, mengikuti mereka.
Mereka bertiga berdiri di antara mawar-mawar yang harum, di bawah sinar matahari sore yang hangat. Ini adalah tempat yang dulunya dipenuhi dengan kesedihan dan kebencian.
Siera berbalik menghadap Elara/Anya. Matanya serius dan air mata menggenang.
“Mama,” Siera memanggilnya, menggunakan kata itu dengan penuh kejelasan dan ketulusan. Ini adalah pertama kalinya dia memanggilnya ‘Mama’ tanpa keraguan atau sebagai bagian dari sandiwara.
“Aku… aku ingin meminta maaf,” kata Siera, suaranya pecah.
Anya terkejut. "Meminta maaf? Kenapa, Sayang? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun."
“Aku membencimu,” bisik Siera, air mata mengalir. “Aku sangat membencimu. Selama ini, aku berharap kau pergi. Aku berharap kau mati. Aku ingat semua hal buruk yang kau lakukan—bagaimana kau merobek buku-buku kami, bagaimana kau membuat Rian takut pada kegelapan. Aku memimpikan balas dendam. Dan ketika kau tiba-tiba berubah, aku pikir itu adalah trik terbesar dan terkejam yang pernah kau lakukan. Aku tidak percaya padamu sama sekali.”
Rian maju dan memeluk kaki Elara/Anya. "Aku juga takut, Mama. Aku menyembunyikan mainanku karena aku pikir kau akan menghancurkannya."
Pengakuan itu terasa seperti luka lama yang akhirnya terbuka dan dibersihkan. Anya membiarkan Siera mengeluarkan semua rasa sakit dan trauma yang disimpannya selama bertahun-tahun.
"Aku tahu, Nak," kata Anya, memeluk kedua anak itu erat-erat, air mata mengalir di pipinya sendiri. "Aku tahu aku adalah monster. Elara yang lama adalah wanita jahat. Aku tidak bisa menghapus apa yang terjadi. Aku tidak bisa meminta kalian untuk melupakan rasa sakit itu."
Pelepasan Trauma
Siera melepaskan pelukan itu, menatap Elara/Anya.
"Tapi sekarang… sekarang aku tahu kau tidak akan menyakiti kami lagi. Kau menyelamatkan nyawaku, Mama. Kau membela kami dari orang jahat. Kau bekerja sangat keras, bahkan ketika Ayah curiga. Kami melihatnya. Kami tidak lagi membencimu, Mama. Kami… kami mencintaimu."
Rian mengangguk keras. "Aku mencintaimu, Mama Calla!"
Kata-kata itu adalah pembebasan total bagi Anya. Dia telah memenangkan hati anak-anak. Dia telah lolos dari nasib tragis. Dia telah mencapai penebusan sejati, yang diucapkan langsung oleh mereka yang paling dia sakiti.
"Aku juga mencintai kalian, Sayang," bisik Anya, memeluk mereka lagi. Pelukan ini berbeda. Ini adalah pelukan keluarga, bukan pelukan sandiwara.
Saat mereka berpelukan, Duke Alaric muncul di ambang pintu kebun. Dia telah mengawasi momen ini dari kejauhan. Wajahnya dipenuhi kelegaan, rasa syukur, dan cinta yang kini mulai bersemi.
Dia berjalan mendekat dan bergabung dalam pelukan itu, memeluk ketiganya erat-erat. Pelukan itu melambangkan penyatuan kembali keluarga yang rusak.
“Terima kasih, Elara,” bisik Duke Alaric di telinga Anya. “Kau memberi kami keluarga kami kembali.”
Kebangkitan Mawar
Setelah momen emosional itu, Siera menunjuk ke mawar putih di belakang mereka. Mawar-mawar itu kini mekar penuh, indah, dan sehat.
"Lihat, Mama," kata Siera. "Kau merawat mawar Ibu, dan sekarang mawar itu mekar lagi. Itu berarti… kau bukan lagi ancaman, kan?"
"Tentu, Nak," jawab Anya. "Aku adalah Mama-mu sekarang. Dan aku akan selalu merawat kalian."
Pelepasan trauma itu terasa nyata. Ketakutan hilang. Mereka sekarang adalah sebuah unit keluarga yang menghadapi masa depan bersama.
Mencapai Babak Baru
Malam itu, Anya duduk di studionya. Ia mengambil jurnal Elara yang dulu ia temukan di perpustakaan.
Ia membuka jurnal itu, membaca kembali rencana-rencana jahat Elara yang lama, dan kemudian ia merobek halaman-halaman itu. Ia tidak lagi membutuhkan ancaman itu. Nasib buruk telah dihancurkan oleh kebaikan dan kerja kerasnya.
Ia mengambil pena dan mulai menulis di halaman kosong yang baru:
20 Agustus. Aku tidak lagi takut mati. Aku tidak lagi takut pada kebencian. Hari ini, aku telah mendapatkan keluarga yang kucintai. Aku adalah Ny. Calla. Aku adalah Elara Bellatrix. Aku adalah Mama. Plot novel ini telah berakhir. Sekarang, aku menulis babak baru.
...****************...
Bersambung....
Terima kasih telah membaca📖
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️