NovelToon NovelToon
Story Of April

Story Of April

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Hamil di luar nikah / Teen School/College / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:602
Nilai: 5
Nama Author: Hyeon Gee

Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story 20

“Jadi, dia pindah rumah?” tanya Jun Su setelah membaca semua berkas yang Chi San serahkan.

“Iya. Tidak terlalu jauh dari apartemenmu. Tapi, cukup rawan karena memang komplek tenang dan sepi walaupun pintu gerbangnya di jaga petugas,” jelas Chi San.

“Dia sukses magang di tempat itu. Ada kabar kenapa dia melanjutkan profesi di sini?”

“Tidak. Tapi, kau benar tidak ada berpapasan satu kali pun dengannya di kampus? Ba Ram saja bisa bertemu,” ujar Chi San bingung.

“Kau ketemu tidak?” tanya Jun Su.

“Mmm…tidak,” sahut Chi San usai menggeleng ragu.

“Ba Ram bertemu karena dia di jurusan kedokteran. Kau lupa kita di mana? Jarak kampus kita dan Ba Ram 30 menit berjalan kaki.”

Seakan menyadari seseuatu, Chi San pun hanya bisa menyengir dan menahan rasa geli karena kebodohannya namun, Jun Su sedikitpun tidak menanggapinya.

“Bagaimana penglihatanmu?” tanya Chi San kemudian.

“Sudah lebih baik. Tapi, kau lihat sendiri, mataku masih sedikit seperti orang mengantuk.”

“Setidaknya tidak lebih buruk dari enam bulan lalu. Kau hampir seperti orang gila karena terus-terusan menangis. Syukur Yu Mi dengan sukarela mendampingimu.”

“Hmm, aku sangat berterima kasih atas perhatiannya.”

“Tidak kau pacari?” tanya Chi San.

“Sudah. Kami sudah berpacaran. Tahun depan aku akan menikahinya, di musim semi.”

“Oh! Kau sudah melamarnya?”

“Belum. Tunggu waktu baik. Mungkin saat natal. Tapi…”

“Apa?” tanya Chi San dengan kening berkerut.

“Tolong pasang kamera pengawas yang tepat menyorot setiap sudut pintu keluar masuk rumah Seol Hee. Tapi, jangan sampai ada yang tahu.”

“Hei, itu pelanggaran. Kita bisa di pen…”

“Aku yang akan tanggung semuanya. Aku tidak akan menyeretmu.”

Melihat reaksi Jun Su yang tampak datar dan ucapannya yang terdengar tegas, Chi San pun hanya bisa menghela napas pelan. Dia melihat Jun Su yang sudah kembali fokus pada pekerjaannya sebelum kemudian dia melangkah keluar tatkala Jun Su meliriknya sesaat penuh arti.

“Satu, dua, tiga.”

Jun Su tampak menatap datar foto-foto yang ia lemparkan di atas meja. Menampakkan potret seorang gadis berambut cokelat pendek dengan waktu serta pria yang berbeda. Dia tersenyum sinis sebelum mengusap pelan wajahnya dan menghela napas.

“Dia baik, Ho Jun Su. Dia sudah mendampingimu dengan sangat baik. Dia teman yang baik. Ini masa mudanya. Biarkan dia bersenang-senang sebelum menikah.”

Lagi, dia menghela napas pelan namun, sedetik kemudian apartemennya terlihat sangat berantakan dengan buku serta pecahan kaca yang berserakan di lantai. Ada isak darinya yang kini tengah berbaring di sofa dengan telapak tangan menutupi kedua matanya. Sesekali ada tawa tetapi, detik berikutnya dia kembali terisak dalam posisi yang sama.

...🌸🌸🌸...

TOK! TOK! TOK!

“Cha Seol Hee, buka pintu. Kau harus mengizinkanku masuk.”

TOK! TOK! TOK!

Kening Seol Hee berkerut mendengar ketukan demi ketukan kecil dan suara pria mabuk di depan pintu rumahnya. Dia menghela napas keras setelah melihat sosok yang ia kenal dari layar pantau. Dengan malas-malasan dia membuka pintu lebar.

“Kau bisa jalan sendiri. Kali ini tidak boleh menginap.”

Ia berbalik dan mengomel namun, baru beberapa langkah, Jun Su yang terlihat mabuk berat pun menahan dengan menggenggam erat pergelangan tangannya.

“Aku…tidak sanggup lagi berdiri sendiri. Kau harus memapahku. Aku harus menikah dan mencapai segala impian dengan pasanganku.”

“Kalau begitu pulang dan…”

BRUK!

Lagi, Seol Hee menghela napas kesal melihat Jun Su yang akhirnya pingsan di depan pintu. Tidak ada alasan baginya menolak dan pada akhirnya, Seol Hee dengan susah payah memapahnya ke kamar.

“Dasar orang gila. Hah! Hah! Hah!” umpat Seol Hee dengan napas tersengal.

Dia berbaring di sisi Jun Su yang tampak terlelap dengan setelah jas yang sudah sangat berantakan.

“Dia punya pacar tapi, masih saja kemari.”

“Karena kalau di sini aku bisa menangis.”

Kening Seol Hee berkerut tatkala mendapati celoteh Jun Su yang ia lihat masih terlelap.

“Kau sadar? Pulanglah kalau sudah sadar,” ujar Seol Hee.

Namun, tidak ada lagi jawaban yang Jun Su berikan, hanya dengkuran kecil yang kini Seol Hee dengar.

“Haaa…”

Seol Hee menghela napas keras dan duduk tetapi, pelukan dari belakang membuat kedua bola matanya membesar. Ia ingin mengelak tapi, suara napas Jun Su yang tepat mengenai belakang daun telinganya membuat ia benar-benar mematung.

“Aku…dipaksa menyukaimu dulu. Chang Yi mengatakan, kalau aku harus menikahimu tapi, kau bukan tipeku,” celoteh Jun Su yang setengah terpejam.

“Ka, kau juga bukan tipeku dan aku tidak suka padamu,” sahut Seol Hee gugup.

“Mungkin dipaksa atau terpaksa bukan kata yang tepat. Aku hanya tidak mau mengakui bahwa ada sedikit rasa yang aku sembunyikan selama ini. Rasa yang aku usahakan tidak terlihat dan aku tutup rapat agar tidak mengganggu hubungan kita.”

“Kau mabuk, lebih baik istirahat,” ujar Seol Hee pelan.

“Aku akan menidurimu. Apa kau mau? Si Brengsek ini ingin melakukannya denganmu dan memiliki anak agar bisa terhindar dari pernikahan itu.”

Seakan jantungnya berhenti berdetak, Seol Hee seolah terhipnotis dengan setiap ucapan serta ciuman lembut yang tiba-tiba Jun Su tujukan ke bibirnya. Tidak ada rasa keberatan, dia menerima dengan sangat lapang dan begitu menikmati setiap proses yang mereka lakukan malam itu. Namun, dia ingin semuanya cepat selesai.

“Selamat untuk kehamilan Anda.”

Seol Hee terbelalak mendengar pernyataan dokter di hadapannya.

“A, aku hamil. Jadi, rasa mual yang kurasakan bulan ini karena aku…”

Dokter itu terlihat tersenyum riang mendapati rasa syok yang Seol Hee tunjukkan.

“Apa tidak ditemani suami Anda kemari?”

Seol Hee yang linglung sempat tidak menjawab sampai Sang Dokter menyadari sesuatu yang aneh darinya.

“Apa suami Anda…”

“Tidak!”

Seol Hee yang tiba-tiba berteriak membuat Sang Dokter mengerjap cepat.

“Ma, maaf. Boleh aku meminta hasil tesnya sekarang?”

“Bisa? Sebentar, aku siapkan.”

Setelah Sang Dokter menginfokan kepada perawat pendampingnya, dia pun kembali tersenyum kepada Seol Hee yang terlihat gelisah.

“Tidak apa. Semuanya sehat,” ujarnya menenangkan dan membuat Seol Hee melihatnya.

“Aku…tidak tahu harus mengatakan apa. Antara bingung dan bahagia,” sahut Seol Hee ragu.

“Ini hasil tesnya. Tunjukkanlah pada suami Anda. Sekali lagi selamat,” ujarnya sambil menyerahkan sebuah amplop.

Diam, Seol Hee memandangi amplop tersebut usai keluar dari klinik. Dan di bawah sinar matahari sejuk musim semi, dia menghela napas pelan menatap lekat perutnya yang tertutup cardigan yang tengah ia kenakan.

“Kenapa kalian malah hidup di rahimku di saat seperti ini? Bagaimana aku harus mengatakan pada orang yang akan menikah besok. Haaa…”

Dan di sinilah semua kekacauan itu di mulai…

1
Mystorios _ Writer
Menarik
goyangi13: Terima kasih banyak kak 🙏🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!