Flora, seorang gadis cantik yang mengalami kejadian di luar nalar. Ia kembali ke masa lalu! Flora yakin kalau sebelumnya dia benar-benar sudah mati, bahkan ia sendiri masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat terbakar api yang melahap dirinya di malam itu.
Meskipun berat dan sulit untuk di percaya akan situasi tersebut, Flora menganggap kalau tuhan telah memberikan kesempatan kedua padanya, semata-mata untuk membuat Flora memperbaiki semua kesalahan yang telah dia perbuat di kehidupan sebelumnya.
Dan yang paling penting adalah, ia kembali bertemu Daniel, laki-laki yang sangat dia benci di kehidupan sebelumnya, Daniel adalah sosok pria tampan namun lumpuh yang di jodohkan oleh sang papa dengan Flora.
"Terlahir Kembali! Kali ini aku tidak akan salah pilih lagi!" ucap Flora penuh tekad.
Kesalahan apa yang telah di lakukan Flora di kehidupan sebelumnya? Dan apa penyebab kematiannya? Penasaran bukan? Ayo ikuti kisahnya di sini bersama author.
"Terlahir Kembali, Menikahi CEO Lump
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"ouh ruang VIP ya? Kalian juga mau ruangan VIP?" tanya Wenda sambil tersenyum tipis.
"Apa maksud mu? Kau pasti sudah tau kan kalau Flora memesan ruang VIP padamu khusus untuk merayakan ulang tahun Liam malam ini, kenapa kau malah bertele-tele, jika Flora tau apa yang kau lakukan dan kau sama sekali tidak sopan kepada kami, dia pasti akan marah dan restoran ini akan bangkrut," ucap Tara dengan nada kasar mengancam Wenda.
"Oh astaga, aku sangat takut," ucap Wenda berpura-pura sedih dan menatap karyawan nya yang saat ini malah kebingungan dengan reaksi Wenda.
"Jika kau takut sebaiknya cepat suruh karyawan mu mengantarkan kami ke ruangan VIP yang ada di restoran mu ini, dengan begitu aku akan memberikan restoran ini tetap berjalan, aku tidak akan mengadukan ketidak sopannan mu ini kepada Flora," ucap Liam kini angkat bicara.
"Ya benar,"
"Aku sudah pegal, berapa lama lagi harus menunggu?"
"Ya, masa restoran sebagus ini melayani tamu sepet ini,"
Ucap ketiga teman Tara dan Liam yang ikut serta bersama mereka.
"Baiklah, kalian sepertinya benar-benar tidak sabar, asisten, bawa mereka ke ruangan VIP itu, ruangan yang mereka inginkan itu," ucap Wenda sambil tersenyum kepada asisten nya.
"Baik boss, ayo kalian ikut saya," ucap sang asisten yang kemudian membawa pergi mereka berlima.
"Bukan nya dari tadi," ucap Tara dengan tatapan kesal kepada Wenda.
Dia bahkan menyenggol pundak Wenda saat masuk ke restoran tersebut.
"Ayam kampung bahkan lebih berharga dari mereka, Flora, malam ini aku akan sedikit membantu mu," batin Wenda yang kemudian berlalu pergi dari sana.
Sementara itu di sisi lain ...
"Kak Niel ayo buka pintu nya," lirih Flora yang saat ini berdiri di pintu kamar Daniel.
"Apa yang kau lakukan di sini? Bukan kah seharusnya kau pergi ke restoran untuk merayakan ulang tahun?" ucap Daniel dari dalam kamar, setelah kembali dari perusahaan, seharian dia mengurung diri di dalam kamar.
"Hans bagaimana ini dia masih marah," ucap Flora khawatir.
"Aduh tuan muda kalau sudah ngambek begini sperti anak kecil, aku pun tidak tau bagaimana cara membujuk nya, lagipula ini salah nona, tidak jujur kalau awalnya nona menyewa ruang VIP itu untuk tuan muda," ucap Hans seolah-olah tak ada beban sama sekali.
"Kau ini!" ucap Flora.
Flora yang geram tak tahan lagi, ia sudah dari tadi siang menyimpan kekesalan terhadap Hans, mulai dari tidak bisa di hubungi sampai sekarang dia masih saja membuat Flora kesel.
"Kak Niel, kalau kau tidak keluar aku akan menjewer kuping Hans sampai putus!" ucap Flora yang disertai dengan tindakan, ia segera menarik kuping Hans tampa permisi.
"Aduh-aduh, tolong lepaskan nona, ini sakit," ucap Hans sambil memegangi kuping nya.
"Lihat saja, kalau kak Niel tidak mau keluar juga aku akan membuat kuping Hans semakin sakit," ucap Flora terus menjewer kuping asisten calon suaminya.
Mendengar itu, Daniel segera membuka pintu kamar nya, ia menatap tangan Flora yang saat ini memegang kuping Hans, ia keluar bukan karena khawatir akan Hans namun karena rasa cemburunya tak bisa mengalahkan apapun yang ada di dalam dirinya.
Ia menarik tangan Flora yang satunya sehingga tubuh wanita itu yang kini terbaluti gaun hitam pas body yang membuat lekuk tubuh indah itu tampak jelas kini terjatuh di pangkuan nya.
Hans menggosok kuping nya yang hampir copot dan segera pergi dari sana, tak ingin terkena amukan dari Daniel.
"Kenapa kau menyentuh Hans?" ucap Daniel sambil mencengkram kuat pergelangan tangan Flora.
"Karena aku marah padamu, " jawab Flora.
Daniel mengambil sapu tangan dari saku jas yang dia pakai, menatap telapak tangan Flora dan kemudian segera mengusap nya dengan sapu tangan tersebut.
"Masih sama seperti dulu, cemburu tetap tidak bisa mengontrol dirinya," batin Flora yang kini duduk di pangkuan Daniel.
Daniel membuang sapu tangan nya, entahlah, dia selalu marah jika Flora bersentuhan dengan laki-laki lain bahkan asisten nya sendiri.
"Jangan lakukan ini kedepannya, jika tidak aku bisa melenyapkan orang yang kau sentuh," ucap Daniel terdengar mengerikan bagi Flora.
"Kalau tidak di pancing seperti ini bagaimana kau mau keluar dan menemui ku?" tanya Flora sambil menatap Daniel penuh tanda tanya.
Daniel menyadari kalau saat ini Flora sedang mengenakan gaun pesta, ia mengerutkan keningnya sambil melingkarkan tangannya ke pinggang wanita itu.
"Kenapa kau datang ke sini? Liam menunggu mu di restoran Wenda," ucap nya dengan tatapan tajam.
"Aku sudah bilang padamu kalau aku dan Liam sama sekali tidak ada hubungan sekarang, kak Niel bisakah kau percaya padaku sedikit saja? Oke sudah hentikan, aku tidak mau menunggu lama lagi, sekarang ikut aku," ucap Flora yang sudah kehabisan rasa sabar.
Ia bangkit dan segera mendorong kursi roda Daniel pergi dari sana tanpa banyak bicara.
"Kau mau bawa aku ke mana?" tanya Daniel penasaran sekaligus bingung.
"Kemana saja," jawab Flora.
Seperti bertukar jiwa, kini Flora dan Daniel seolah-olah berganti peran yang dingin sekarang adalah Flora.
Satu setengah jam kemudian ...
"Ayo pesan saja apa yang kalian mau, jangan sungkan," ucap Liam kepada tiga orang temannya.
"Kau tidak bercanda kan? Ini ruang VIP yang sangat mewah, makanan nya juga pasti dua kali lebih mahal," ucap salah satu teman yang mereka bawa.
"Tenang saja, ini adalah ulang tahun ku, semuanya akan di tangung oleh Flora, ruangan ini juga dia sendiri yang secara khusus menyiapkan nya untuk ku," ucap Liam lagi dengan penuh percaya diri.
"Wah, Liam, kau benar-benar beruntung punya beckingan anak konglomerat," ucap teman-teman lainnya merasa bangga.
"Sudahlah, kita ke sini untuk makan malam, ayo pesan sepuasnya," ucap Tara tak ingin mendengar pujian untuk Flora.
"Tapi yang memesan ruangan ini sama sekali belum datang, apakah akan baik-baik saja jika kita memesan dan makan terlebih dahulu?" tanya salah satu dari mereka lagi.
"Jangan pikirkan dia, toh dia juga mungkin masih sibuk menyiapkan hadiah untuk Liam, kalian semua tau kan kalau selama ini Flora lah yang sangat mendambakan Liam," ucap Tara sambil memegangi buku menu.
"Tara benar, siapa yang tidak tau di sekolah kalau Flora selalu jadi anjing pesuruh bagi Liam," jawab yang lainnya.
Sementara itu tanpa mereka sadari kalau saat ini perbincangan mereka di dengar oleh Flora dan Daniel yang sudah tiba di sana beberapa menit yang lalu.
Daniel mengepalkan kedua tangannya mendengar hujatan yang mereka lontarkan untuk Flora.
Sementara itu Flora tersenyum, senyum itu jelas-jelas akan jadi sebuah pisau tajam yang akan menghunus mereka semua.
****
prcpt pst ultah ny kk... gk sbr aq.