Alya adinda salsabila seorang siswi pintar, cantik, dan populer di SMA prestasi jakarta.
Valen raka nugraha seorang murid terganteng, dingin, cuek, dan dia adalah musuh bebuyutan Alya sejak SMP.
keduanya tidak pernah akur selalu saja bersaing dan saling menjatuhkan secara halus.
namun siapa sangka,suatu malam orang tua mereka memberikan kabar yang mengejutkan Alya dan Valen.
"apa??, gak salah dengar, gua gak mau dijodohin sama dia apalagi kalau sampai menikah! "ucap Alya.
"emang lu pikir gua mau sama lu" ucap Valen.
namun sebanyak apapun mereka menolak permintaan orang tua mereka tidak bisa ditolak jadi terpaksa mereka berdua harus menikah secara diam-diam.
ditambah lagi aturan sekolah yang melarang untuk menikah, kalau sampai melanggar akan dikeluarkan oleh sekolah itu.
bagaimana kisah mereka selanjutnya??
yuk mampir
IG:qilla_kasychan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kasychan_A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23-Valen yang manja
Valen beranjak bangun dari kasur, kemudian melangkah ke luar kamar menuju dapur.
tidak lama Valen kembali masuk dengan segelas air di tangannya.
"kok ga dingin" ucap Alya
"lu ga boleh kebanyakan minum es, nanti batuk" ucap Valen
"tapi gua pengen air dingin" ucap Alya
"gua ngak mau lu sakit" ucap Valen matanya menatap Alya intens.
"lagi pula cuma air dingin doang ga bakalan bikin gua sakit" ucap Alya keras kepala.
"gua bilang gak boleh ya gak boleh! " ucap Valen suaranya kali ini lebih tegas.
terpaksa Alya meminum airnya.
Alya meneguk air perlahan, matanya menatap Valen kesal yang duduk di sampingnya.
skip malam harinya.
saat ini Alya sedang berada di dapur memasak makanan untuk dirinya dan juga Valen.
Alya sedang sibuk memasak sementara Valen hanya duduk anteng di meja makan, matanya sedari tadi fokus pada Alya.
Valen beranjak bangun dari duduknya, menghampiri Alya yang sedang memasak, lalu memeluk pinggang Alya dari belakang.
Alya menyadari ada tangan yang memeluk pinggangnya.
"Valen ih gua lagi masak" ucapnya berusaha melepaskan tangan Valen dari pinggangnya.
Valen menempelkan dagunya di bahu Alya,matanya menatap Alya dengan manja.
"gua cuma mau nemenin lu masak" ucap Valen
"val, gua lagi masak, kalau kayak gini kapan selesainya" ucap Alya.
"biarin, lu itu cantik banget sih kalau lagi masak" ucap Valen mencium pipi Alya.
blush
pipi Alya memerah seketika.
Bukannya melepaskan pelukan, Valen malah semakin erat memeluk Alya hampir seperti anak bayi yang ga mau ditinggal ibunya.
"apaansi" Alya mencoba menahan salting.
"serius gua ga bohong, lu itu cantik banget" ucap Valen.
"udah lepas gua mau masak jangan ganggu gua" ucap Alya.
"gua ga akan ganggu lu, tapi gua bakal tetap disini sampai lu selesai masak" ucap Valen.
akhirnya Alya memasak dilendoti Valen yang memeluk pinggangnya, hingga waktu masak pun terasa lebih lama.
Alya sibuk mengaduk masakan, sambil sesekali menoleh ke belakang, melihat Valen yang masih menempel di pinggangnya dengan manja.
Valen menempelkan dagunya lebih erat di bahu Alya, matanya menatap wajah Alya dengan ekspresi manja parah.
Hingga akhirnya Alya selesai memasak, dia menyajikan makanan itu di meja makan dengan Valen yang masih lendotan di pinggangnya.
akhirnya mereka makan bersama di meja makan.
Alya mengambilkan makanan untuk Valen.
"suapin" manja Valen.
"ga, kamu kan udah gede bisa makan sendiri" ucap Alya
"suapin" Valen ngerengek
"ih kamu kan bisa makan sendiri" ucap Alya
Tiba-tiba mata Valen berkaca-kaca dan menangis.
"hiks.. hiks.. jahat" Valen menangis seperti anak bayi yang tidak di belikan permen.
"eh jangan nangis dong" Alya berusaha menenangkan Valen.
"jahat, hiks.. hiks... " Valen menangis semakin kencang.
"iya, iya Alya suapin" Alya hanya pasrah dengan sikap manja Valen yang seperti ank bayi.
Valen menarik tanggan Alya, dan menyuruh Alya duduk di pangkuannya, Alya hanya pasrah duduk di pangkuan Valen sambil menyupi Valen.
"gimana enak ga? " tanya Alya
"enak" jawab Valen.
mereka pun makan bersama di meja makan, setelah selesai Valen menuntun Alya ke kamar dan mereka tidur bersama.
pagi harinya, matahari mulai menampakan diri diiringi dengan nyanyiin burung yang beralun indah menyambut pagi.
pagi itu Alya membuka matanya perlahan, pemandangannya langsung tertuju ke arah Valen yang masih tertidur nyenyak memeluknya.
Alya ingin bangun namun Valen memeluknya semakin erat.
"uh.. Alya" gumam Valen yang masih setengah tertidur.
Alya menatap jam dinding sekilas dan jam dinding itu menunjukkan pukul enam lewat tujuh belas menit.
"val, bangun nanti kalau engga, kita bisa terlambat ke sekolah" ucap Alya mencoba membangunkan Valen.
"gua masih ngantuk Aly, bentar lagi" ucap Valen semakin memeluk erat tubuh mungil Alya.
"ini udah siang loh Val, kita harus siap-siap" ucap Alya.
"iya gua bangun" ucap Valen melepaskan pelukan, setelah Valen melepaskan pelukannya Alya langsung beranjak menuju ke kamar mandi, Tiba-tiba Valen berasa di belakangnya.
"ikut" ucap Valen
"Valen gua mau mandi" ucap Alya
"mau ikut" ucap Valen
"ngak bisa" ucap Alya
"mau ikut, hiks.. hiks.. Alya jahat" Lagi-lagi Valen kembali menangis.
"jangan nangis dong, iya boleh ikut" ucap Alya.
