Setelah 3 tahun berpisah, takdir kembali mempertemukan Rexi dengan cinta pertamanya, Rania, yang kini tengah dilanda ujian dalam prahara rumah tangganya bersama sang suami, Raffael Senzio.
Dari pertemuan itu, Rexi mulai menyelidiki kehidupan Rania, wanita yang masih bertahta kuat di dalam hatinya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Rexi memutuskan untuk merebut kembali cinta pertamanya.
Sementara di sisi lain, ada Raffael yang berusaha keras memperbaiki hubungannya bersama Rania dan mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka.
Akankah cinta pertama mendapatkan kesempatan kedua? atau Rania akan memberikan kesempatan itu pada suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Memberi Tahu Opa Jon.
Rania dan Rexi melaju menuju kediaman Opa Jon. Setelah sekian lama tidak berkendara bersama, kini pasangan yang sempat memutus komunikasi selama bertahun-tahun itu terlihat menikmati perjalanan mereka. Lebih tepatnya hanya Rexi, pria itu dari tadi tidak berhenti tersenyum. Ia bahkan lebih sering menoleh ke samping daripada fokus memperhatikan jalanan demi melihat wajah cantik Rania.
"Kau seperti memiliki sihir," kata Rexi yang membuat Rania menoleh ke arahnya.
"Apa maksudmu?" tanya Rania tidak mengerti.
"Ya, kau selalu saja tidak bisa hilang dari pikiranku." Rexi tersenyum dengan netranya yang berkilau.
"Jadi kau berusaha mengenyahkanku?"
"Tidak pernah," jawab Rexi langsung yang membuat Rania terkekeh. Sesekali kegilaan dari ucapan Rexi memang perlu diladeni.
"Berhenti berkata-kata, Rex. Kita bukan lagi anak-anak." Rania kembali kemode serius, ia mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Namun, suaranya tidak bisa menyembunyikan sedikit kelembutan yang mulai muncul.
Melihat wajah Rania yang merona, semakin membuat Rexi tersenyum lebar, tapi ia tidak lagi melancarkan godaannya. Ia pun fokus pada kemudi dan kian melaju menuju kediaman Opa Jon.
Sesampainya di tujuan, kedatangan Rania dan Rexi disambut oleh salah satu asisten rumah tangga. Rania pun bertanya di mana keberadaan opanya.
"Tuan Besar sedang berada di taman belakang, Nona," jawab sang asisten rumah tangga.
Rania mengangguk, ia membawa Rexi untuk langsung menuju area taman belakang. Tempat favorit Opa Jon yang dipenuhi dengan bunga-bunga milik mendiang sang Oma.
Namun di tengah langkah mereka, Rexi dan Rania berhenti ketika mendengar suara seseorang tengah bicara.
"Aku dan Rania sangat bahagia sekarang. Kami semakin dekat, dan itu semua berkat nasehat dari Opa."
Suara itu milik Raffael. Mata Rania melebar dengan rasa tidak percaya, sementara Rexi menunjukkan ekspresi seriusnya mendengar kadal gurun ternyata tengah bersandiwara.
"Aku dan Rania akan segera memiliki anak, Opa"
Deg!
Rexi dan Rania begitu terkejut mendengarnya, mereka berdua saling menatap. Suara Raffael sangat halus dan terdengar tulus, membuat Opa Jon tersenyum dan mengangguk bahagia. Rania bisa melihat itu dari dinding kaca bertirai sutra yang menjadi sekat.
Rania menggigit bibir untuk menahan emosi. Tak tahan dengan bualan Raffael, Rania sudah ingin beranjak menyangkal ucapan mantan suaminya itu. Namun, Rexi lekas memberikan isyarat agar Rania tetap diam dan menunggu sampai Raffael selesai bicara. Membiarkan Raffael untuk beberapa saat berkembang dengan rangkaian ceritanya.
"Opa sangat senang mendengarnya, Raffael. Opa harap kalian berdua bisa mempertahankan kebahagiaan ini," jawab Opa Jon dengan suara yang lemah.
Rania merasa semakin marah mendengar kebohongan Raffael. Bagaimana bisa Raffael berbohong seperti itu di depan Opa Jon? Rexi merasakan kemarahan Rania dan memberikan sentuhan lembut pada tangan Rania untuk menenangkannya.
"Ya, Opa. Kami berdua sangat berusaha agar bisa melanjutkan garis keturunan keluarga Raksa. Apalagi Kakak ipar sampai saat ini masih terlihat enggan untuk menikah."
Raut wajah Opa Jon berubah murung saat mengingat bahwa Rakha, sang cucu pertama, sampai saat ini tak kunjung menemukan jodohnya.
"Rania sangat menginginkan adanya kehadiran anak dalam pernikahan kami, Opa. Aku berusaha sekeras mungkin. Karena aku juga mengharapkan hal yang sama." Raffael terkekeh ringan. Rania dan Rexi geli mendengar bualan pria itu.
Raffael terus berbicara di hadapan Opa Jon, tidak menyadari bahwa Rania dan Rexi sedang mendengarkan percakapan mereka. Raffael juga tidak lupa, meminta Opa Jon menghubungi Rania dan meminta agar bertandang ke kediamannya. Raffael beralasan bahwa ia tadi memiliki urusan bisnis dan Rania tidak mengetahui bahwa ia menemui Opa Jon. Itulah cara Raffael agar bisa bertemu dengan Rania.
Suasana menjadi semakin tegang, dan Rexi bisa merasakan kemarahan yang semakin meningkat dari Rania.
Rexi pun mengeratkan genggaman tangannya pada Rania. Dan dengan percaya diri, serta senyuman, ia membawa Rania melanjutkan langkah hingga mendekat pada posisi Opa Jon yang duduk bersama Raffael.
Raffael terbelalak melihat kehadiran istrinya di sana. Ia melayangkan tatapan tajam, terutama pada tangan Rexi yang seenaknya saja menggenggam tangan istrinya.
"Selamat pagi, Opa. Maaf mengganggu pagi indahmu," kata Rexi yang jelas membuat Opa Jon juga terkejut. Ia tahu Rexi adalah mantan kekasih cucu perempuannya. Tapi kenapa pria itu datang ke sini? Bersama cucunya pula?
"Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian. Dan aku rasa ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi."
Raffael sudah terlihat berang ketika mendengar Rexi bersuara. Apalagi pria itu terlalu memperlihatkan kedudukan serta betapa dominannya ia di depan keluarga istrinya.
"Aku dan Rania sudah kembali bersama lagi, Opa," kata Rexi to the point. "Kami berencana untuk menikah. Sementara Raffael, dia sudah tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan Rania semenjak dia berani mengkhianati kepercayaan keluarga Raksa."
Lalu, Rexi mengeluarkan selembar kertas dari saku celananya dan meletakkannya di atas meja di depan Raffael dan Opa Jon.
"Ini adalah surat cerai yang sudah disahkan oleh pengadilan. Rania dan Raffael sudah tidak lagi menjadi suami istri."
Deg!
Raffael kian terkejut dan kehilangan kesempatan untuk berkata-kata karena Rexi sama sekali tidak memberikan ia kesempatan dan malah membeberkan kondisi rumah tangganya yang sebenarnya.
"Tentang anak, Opa tidak perlu khawatir. Aku dan Rania akan segera memiliki anak sendiri. Jadi, tidak perlu cemas tentang kelanjutan keluarga Raksa. Aku akan memberikan Opa sepuluh cicit-cicit premium yang menggemaskan."
Jangan lupakan ekspresi penuh percaya diri Rexi saat ia berkata seperti itu. Rania bahkan mengeratkan giginya dan menatap Rexi tajam. Namun, melihat Opa Jon yang seperti mencari kebenaran dari wajahnya, Rania pun terpaksa memasang wajah yang mendukung ucapan gila Rexi itu.
Rexi langsung membongkar kebohongan Raffael, membuat kadal gurun itu tidak bisa berkutik lagi. Meski tahu bahwa Opa Jon pasti merasa sangat terkejut, tapi Rexi sudah siap untuk menjelaskan semua situasinya. Yang utama sekarang adalah menyingkirkan kadal gurun dari kediaman Opa Jon secepatnya.