NovelToon NovelToon
Pengganti Yang Mengisi Hati

Pengganti Yang Mengisi Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Tukar Pasangan
Popularitas:460
Nilai: 5
Nama Author: Vanesa Fidelika

Seharusnya hari itu jadi momen terindah bagi Tiny—gaun putih sudah terpakai, tamu sudah hadir, dan akad tinggal menunggu hitungan menit.
Tapi calon pengantin pria... justru menghilang tanpa kabar.

Di tengah keheningan yang mencekam, sang ayah mengusulkan sesuatu yang tak masuk akal: Xion—seseorang yang tak pernah Tiny bayangkan—diminta menggantikan posisi di pelaminan.

Akankah pernikahan darurat ini membawa luka yang lebih dalam, atau justru jalan takdir yang diam-diam mengisi hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanesa Fidelika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Banjir Roasting

   “Honeymoon, ya?! Yah elah! Balik coy, balik! Pengantin baru mau honeymoon, kita malah dateng!”

   Tiny memutar bola matanya. “Gue mau ke rumah Papa Mama…” Ia menjawab dengan nada datar, mencoba tidak terpancing oleh lelucon kakak-kakaknya.

   Rez langsung menyambar dengan ekspresi menyebalkan, “Papa Mama ya?”

   Nada mengejek itu membuat Tiny langsung menabok lengan kakaknya. Tapi hanya sepersekian detik setelah tangannya mendarat, ia sadar—

   Layla tengah memerhatikannya dari samping, tersenyum tipis. Bukan menghakimi, hanya… seperti seorang kakak yang tahu kebiasaan adik iparnya.

   Tiny buru-buru berkata, “Hehe… maaf, Kak.”

   Layla tetap tersenyum lembut.

   Lalu, tanpa aba-aba juga, Tiny menatap Layla dari atas ke bawah. Tatapannya jatuh ke bagian perut sang kakak ipar.

   “Kak, kakak gemukan ya?” tanyanya polos.

   Tapi yang menjawab… Bukan Layla.

   Melainkan Rez.

   “Aney mau punya adik.”

   Freeze. Semua di ruang tamu seolah membeku.

   Alicia berhenti menggoyang sendok di gelasnya.

   Gery mendadak menghentikan kunyahan biskuitnya.

   Tiny bahkan tidak sempat menutup mulutnya yang masih terbuka setengah.

   Xion—yang duduk tenang sejak tadi—akhirnya mengangkat wajah dari arah meja, menatap dengan dahi berkerut.

   Sepasang suami istri yang dimaksud? Rez dan Layla?

   Mereka justru paling santai.

   Layla hanya terkekeh pelan, mengelus perutnya. Sementara Rez… malah menyesap teh milik istrinya sendiri.

   Tiny mengerjap. “…ANEY?”

   “Iya,” jawab Rez ringan. “Aney bilang mau punya adik. Ya gue kabulin.”

   Tiny langsung menoleh ke Layla. “Kak, serius?”

   Layla pipinya sedikit memerah. Bukan karena malu hamil. Tapi karena… ya itu, ucapan suaminya barusan terlalu no filter.

  Gery langsung bersorak dari sudut ruang, dengan dramatisnya. “Bro?! Selamat dong! Udah resmi jadi… kakek!”

   Rez menoleh pelan, ekspresinya datar. “Kakek pala lo.”

   Alicia yang dari tadi memperhatikan interaksi dua sahabat itu, ikut menyenggol Tiny pelan. Matanya penuh iseng.

   “Kamu-nya kapan?”

   Tiny yang sedang minum langsung terdiam. Hampir tersedak, tapi tetap jaga gengsi.

   Ia menoleh perlahan ke arah Alicia, lalu menatap tajam. Dengan nada tenang, tapi nada ‘balik arah’, ia menjawab,

   “Kakaknya kapan kasih adik ke twins?”

   Alicia mengangkat alis. “Hm?”

   “Yang nanya itu belum juga—jadi aku kembalikan,” ujar Tiny, sambil menegakkan badan penuh gaya pemenang debat.

  Gery yang dari tadi sibuk ngaduk kopi tiba-tiba ikut nimbrung, “Nantangin balik ya?”

  Tiny senyum simpul. “Biar adil.”

   Gery menoleh cepat ke Alicia. “Sha, ayok pulang sekarang. Urusan kerjaan bisa ditunda. Kita ke rumah!”

   Alicia melotot, “Laah?!”

   Semua tertawa. Bahkan Xion, yang sejak awal hanya menjadi pengamat setia, kini ikut tersenyum kecil sambil menggeleng pelan.

   Rez menatap Gery dengan wajah jijik pura-pura, “Sakit jiwa memang ini orang dari dulu.”

   Bukannya marah, Gery malah tertawa terbahak-bahak. Tawa khas Gery—keras, lepas, tanpa malu-malu. Bahkan hampir membuat kopi di tangannya tumpah.

   Setelah puas tertawa, matanya melirik ke satu titik.

   Ke arah Xion, adik kalemnya yang sejak tadi hanya duduk tenang, tatapan datar, ekspresi hemat.

   “Lo kapan, Xion?” tanya Gery mendadak. Nada suaranya santai, tapi nyolot khas abang-abangan.

   “Masa lo yang baru nikah malah kalah cepat sama yang udah nikah bertahun-tahun?”

   Gery menyeruput kopinya, lalu melanjutkan, “Biasanya, yang cepet nikah tuh lebih semangat, ya nggak?”

   Tiny langsung menoleh cepat ke Xion. Lalu ke Gery. Lalu balik lagi ke Xion.

   Xion mengangkat satu alis, masih duduk tenang. “Semangat… dalam hal?”

   Gery menyengir. “Ya lo tau lah. Jangan pura-pura polos.”

    “Atau…”

   Gery memajukan badan, suara diturunkan setengah bisik, “Mau gue buatin modul biologi? Lo tinggal praktek aja nanti malam.”

  Tiny nyaris tersedak udara.

   Alicia—yang duduk tepat di samping Gery—langsung menyikut pelan pinggang suaminya. Diam-diam. Lembut tapi tepat sasaran.

   Refleks, Gery mengerjap. Lalu diam total. Mulutnya yang biasanya sibuk—mendadak padam.

   Xion melirik Gery sebentar. Lalu mengangkat alis santai.

   “Udah bisu sekarang?”

   Tawa kecil pecah lagi dari seisi ruang.

   Rez sampai meletakkan bantal ke muka, mencoba menahan. Alicia pura-pura tak tahu. Padahal jelas-jelas dia lah penyebab Gery mendadak jinak.

   Tiny pun ikut tertawa, bahunya naik-turun menahan geli. Tapi beberapa detik kemudian, tatapannya menyapu ruangan.

   Seolah ada yang kurang. Baru ia sadar…

   “Eh, Kak,” tanyanya ke Layla sambil menyender santai ke sandaran sofa. “Ponakan aku mana? Kok nggak ada suara anak kecil sama sekali?”

   Layla tersenyum, lembut seperti biasa. “Di rumah. Dijagain Diva sama Mama.”

   Rez menimpali sambil mengambil cemilan, “Kasihan juga kalau dibawa jalan. Kita kan Cuma sehari di sini, terus balik. Capek di jalan.”

   Tiny mengangguk-angguk paham. “Iya sih… tapi kangen. Pengen main sama mereka.”

   Belum sempat suasana menjadi melankolis, Gery langsung menimpali dengan gaya lebay, “Ngapain lo nanyain ponakan lo segala?!”

   Tiny langsung mendelik. “Lah, pengen main sama mereka, napa?! Lo pikir gue mau adopsi?”

   Gery menyender dramatis ke sofa, satu tangan di jidat, “Xion, Xion… istri lo tuh suka anak kecil. Apa susahnya kalian bikin sendiri?”

   Tiny langsung melempar bantal ke arah Gery.

   Tapi Gery gesit. Menangkap sambil nyengir.

   “Tenang… nanti gue kirimin modulnya. Lengkap. Atau…” Ia melirik ke arah Rez, “Rez aja deh yang kirim. Kayaknya dia rekor.”

   Rez yang sedari tadi santai langsung menoleh. “Rekor apaan?”

   Gery menyender sok bijak ke sandaran sofa. “Rekor kehamilan tercepat setelah nikah, dong. Lo nikah, terus besoknya Layla langsung isi, ya nggak?”

   Gery tertawa sendiri.

   Rez mengangkat alis, menoleh ke arah Gery sambil mencomot keripik. “Nggak langsung besok juga, gila. Nalar lo tuh, udah tua tapi makin ngawur.”

   Gery malah makin semangat. “Ya tapi cepet, kan? Liat aja sekarang, udah otw anak kedua. Yang pertama aja baru umur tiga tahun. Lo gaspol banget, Rez!”

   Rez mengangkat bahu. “Salah sendiri lo terlalu santai. Liat gue, tanggap darurat.”

   Tiny ketawa ngakak. Alicia Cuma geleng-geleng kepala, tapi senyum.

   Gery langsung berseru, “Eh, jangan salah, bro. Anak pertama gue aja langsung KEMBAR. Lo pikir siapa paling gas?”

   Rez nyengir, “Yaa… karena lo pengennya hemat biaya lahiran kan. Sekali push, dapet dua.”

   Gery mengalihkan sasaran dengan cepat. Rez terlalu kuat, maka kini targetnya beralih…

   Ke Xion. Adik kandungnya sendiri. Kalem. Pendiam. Tapi justru itu yang membuat Gery makin gatal.

   “Gue nih ya…” Gery menoleh ke semua orang dengan gaya pengantar berita eksklusif. “…lagi was-was sama Xion.”

   Tiny langsung melirik, “Was-was apaan lagi?”

1
Arisu75
Alur yang menarik
Vanesa Fidelika: makasih kak..

btw, ada novel tentang Rez Layla dan Gery Alicia lho..

bisa cek di..
Senyum dibalik masa depan, Fizz*novel
Potret yang mengubah segalanya, wat*pad
total 1 replies
Aiko
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Vanesa Fidelika: aa seneng banget..makasih udah mau mampir kak. hehe

btw ada kisah Rez Layla dan juga Gery Alicia kok. silakan mampir kalau ada waktu..

Senyum Dibalik Masa Depan👉Fi*zonovel
Potret Yang Mengubah Segalanya👉Wat*pad
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!