NovelToon NovelToon
Menikahi Istri Ke Tigamu

Menikahi Istri Ke Tigamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:409
Nilai: 5
Nama Author: rtgfcg

Kevin Pratama tidak pernah menyangka bahwa Ani Anggraini, istri ketiga bawahan di kantornya. Dapat membangkitkan gairahnya yang terpendam selama ini. Karena hal itu, ia melakukan segala cara agar bisa membuat Ani menjadi miliknya. Namun, saat berhasil membuat Ani menjadi miliknya bahkan menjadi istrinya. Ia malah mengajukan kontrak nikah hanya karena trauma di masalalu nya.

“Apa maksudnya ini?” tanya Ani yang terkejut saat melihat isi dari kontrak nikah itu.

“Apa kata-kata yang ada di dalam kontrak nikah itu kurang jelas untukmu Ani? sampai-sampai membuatmu tidak paham seperti itu!”tanya Kevin dengan raut wajah yang datar.

“Tidak, isi dari kontrak nikah ini saya sangat paham. Hanya saja. Mengapa tuan ingin menikahi saya? hanya karena agar tuan mendapatkan seorang keturunan!” ucap Ani, karena memang isi dari kontrak itu menyatakan bahwa pernikahan mereka akan terjalin sampai Ani melahirkan anak untuk Kevin.

“Lalu, memangnya menurut kamu. Apa ada alasan yang lebih masuk akal, untuk saya menikahi kamu yang seorang wanita biasa-biasa saja. Selain untuk memiliki keturunan?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rtgfcg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanda Merah

“Sialan kamu Ani… beraninya wanita sepertimu menolak ku!” Teriak seorang pemuda dengan wajah yang sudah merah dan mulai mendekati Ani yang terduduk lemah dengan penampilan yang sudah berantakan.

“Za… jangan Za! aku mohon Reza…” Teriak Ani yang langsung terbangun dari tidurnya.

Dengan napas yang tidak beraturan, Ani mulai mengusap keningnya yang sudah sangat basah oleh keringat.

“Kenapa mimpi itu datang lagi!” gumam Ani, saat tersadar bahwa mimpi buruk yang sudah lama tidak datang dalam tidurnya. Sekarang sudah kembali lagi.

“Ani…kamu sudah bangun?”

Pertanyaan dari Kevin yang baru saja keluar dari kamar mandi itu, tentu membuat Ani yang masih memikirkan tentang mimpinya. Terkejut di buatnya.

“Tuan!” ucap Ani yang semakin terkejut lagi, saat melihat Kevin yang hanya memakai handuk sepinggang dengan rambut yang basah. Mulai menghampiri dirinya.

“Apa kamu sakit? kenapa wajahmu memerah seperti ini!” Ujar Kevin yang merasa heran melihat wajah sang istri. Yang sudah memerah. Bahkan Kevin tanpa sadar, karena khawatir mulai meletakan telapak tangannya di kening Ani.

“Tapi tidak panas!” gumam Kevin dengan pelan.

“Ah…tuan.” Teriak Ani yang langsung menghempaskan telapak tangan Kevin yang ada di keningnya dengan kasar. Karena memang perlakuan Kevin barusan, entah kenapa membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

“Kenapa?” tanya Kevin dengan heran atas respon Ani barusan.

“Tidak apa-apa, hanya saja saya tidak terlalu nyaman dengan perlakuan anda barusan.” Tampak wajah Ani saat mengatakan itu, mulai di tundukan dalam-dalam.

Kevin yang mendengar ucapan istrinya itu. Hanya bisa menghela napas dengan kasar. Setelahnya, ia mulai berucap.

“Mandilah!” perintahnya dengan singkat dan tajam.

“Apa?” tanya Ani yang memang tidak menangkap ucapan Kevin barusan.

“Mandilah Ani. Karena secepatnya, kita harus turun ke resort untuk makan pagi bersama omah dan setelahnya kita juga akan segera kembali ke rumah.” Ujar Kevin dengan lebih detail lagi.

“Ah…baik.” Balas Ani dengan gugup dan terbata-bata.

Setelah mengatakan itu, ia dengan tubuh yang memang masih telanjang dan hanya di tutupi oleh selimut tebal. Mulai berjalan ke kamar mandi dengan posisi masih menggenggam erat selimut yang masih menempel di tubuhnya.

***

“Aduh pengantin baru. Omah liat-liat, kalian keliatan seger banget ya!” Ucap Omah Ririn, saat cucu dan cucu menantunya baru saja duduk di kursi depannya.

‘Ah… omah bisa aja.” Balas Ani, yang entah kenapa mendengar ucapan omah Ririn itu, wajahnya sekarang sudah kembali memerah.

Omah Ririn yang melihat respon cucu menantunya yang seperti itu. Hanya bisa tersenyum manis saja. Setelah, beberapa menit mereka sama-sama terdiam. Kemudian omah Ririn kembali berbicara.

“Ouh ya gimana, usulan omah tentang bulan madu kalian ke Bali!” ucap omah Ririn yang sekarang mulai menatap berganti antara wajah Kevin dan Ani.

“Ga bisa omah! Kevin di kantor bener-bener lagi sibuk banget.” Balas Kevin dengan suara yang datar. Setelah, memang dari tadi hanya terdiam saja mendengarkan obralan kedua wanita yang berbeda umur itu.

“Kevin, dari dulu omah udah bilang. Kamu itu kalo udah punya istri. Jangan terlalu sibuk sama pekerjaanmu itu. Kamu itu harus lebih memproritaskan istrimu dong.” Ucap omah Ririn kembali, yang sekarang mulai menatap tajam pada cucunya itu.

“Iya omah Kevin tau. Tapi, Kevin…”

Ucapan Kevin itu harus terhenti, karena sang omah yang kembali berbicara.

“Ga ada tapi-tapian! pokoknya kamu harus pergi bulan madu sama istrimu, entah itu menuruti kata omah buat ke Bali ataupun ke mana itu terserah kalian berdua.Yang penting omah harap kalian pergi bulan madu!”

“Oma…”

Ucapan Kevin itu harus kembali terpotong. Yang kali ini bukan oleh omah nya. Namun sekarang ucapannya itu harus terpotong oleh suara istrinya yang duduk di sampingnya.

“Omah… kita berdua bukan ga pengen bulan madu. Cuman, kalo emang kantor mas Kevin lagi sibuk. Ga mungkin juga kan, dia ninggalin pekerjaannya.” Ucap Ani dengan lembut, sambil menatap wajah omah Ririn yang ada didepannya.

Sedangkan Kevin yang duduk di samping Ani dan mendengarkan ucapan istrinya itu.Tentu saja terkejut. Keterkejutannya itu bukan karena Ani yang memberikan pengertian pada omah nya. Tapi, Kevin terkejut karena Ani yang biasanya memanggil dirinya dengan sebutan tuan. Namun, barusan istrinya itu memanggilnya dengan sebutan mas.

“Tapi Ani…” ujar omah Ririn kembali yang ingin membantah ucapan cucu menantunya itu.

“Omah, Ani janji. Nanti Ani sama mas Kevin pasti bakal pergi buat bulan madu, kalo emang pekerjaan mas Kevin di kantornya udah ga terlalu sibuk.” Balas Ani yang langsung memotong ucapan omah Ririn dan tampak saat ia mengatakan itu, ia mulai menggenggam erat tangan keriput omah Ririn dengan genggaman yang terasa hangat.

“Iya kan mas?” ucap Ani kembali, yang sekarang mulai mengalihkan tatapan matanya pada Kevin yang duduk di sampingnya.

Tampak Kevin, yang sebenarnya dari tadi belum menghilangkan rasa Keterkejutannya dari panggilan Ani yang memanggilnya dengan sebutan mas. Sekarang lebih terkejut lagi, karena tiba-tiba Ani bertanya padanya sambil memandang wajahnya yang memang dari tadi wajahnya juga sudah memandang wajah Ani.

“Ah…iya.” Balas Kevin dengan terbata-bata dan langsung memalingkan wajahnya agar tidak saling bertatapan dengan wajah sang istri. Kevin sekarang, sungguh baru kali ini merasa gugup saat berbicara dengan seseorang. Ditambah lagi sekarang jantungnya entah kenapa berdetak dengan kencang.

“Yaudah deh kalo gitu. Omah ga akan paksa lagi kalian.” Ucap omah Ririn sambil tersenyum manis. Karena baru kali ini, ia melihat cucunya, Kevin. Bersikap gugup seperti itu.

“Maksih omah.” Balas Ani yang masih menggenggam hangat tangan omah Ririn dan tentunya kembali mengalihkan tatapan matanya, yang awalnya menatap Kevin. Sekarang kembali menatap omah Ririn yang berada di depannya.

Setelah percakapan itu. Tampak seorang pelayan mulai menghampiri mereka. Dengan membawa makan siang yang akan mereka santap. Lalu, setelah pelayan itu pergi. Mereka akhirnya, menyantap makanan itu dengan hikmat tanpa sedikitpun suara.

“Ouh ya Kevin inget tubuh istrimu itu kecil. Kamu jangan terlalu beringas dong, kalo nyentuh dia!” Ucap omah Ririn yang baru saja menghabiskan makannya. Yang tentu saja ucapan yang tiba-tiba itu, berhasil membuat Ani dan Kevin terkejut di buatnya.

Bahkan, karena mendengar hal tersebut secara tiba-tiba. Kevin yang masih memakan makanannya. tersedak di buatnya.

“Maksud omah?” tanya Kevin, saat ia sudah meminum air putih untuk meredakan rasa tersedak nya.

“Kamu pura-pura polos banget si. Lagian kamu lupa,omah itu udah berpengalaman kali. Omah tahu kalo semalam seberapa beringas nya kamu. Dengan hanya melihat seberapa parah tanda di leher istrimu itu.” Jawab omah Ririn, sambil menunjuk leher Ani yang memang ada sekitar 5 tanda yang sangat berwarna merah di sana.

“Sial!” Umpat Kevin di dalam hati. Saat lupa tadi pagi untuk menyuruh istrinya itu agar menutup tanda merah, yang di sebabkan olehnya waktu semalam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!