Sang Pemilik Cinta

Sesampainya di sebuah Resto, Andre memarkirkan mobilnya dan mereka berempat memasuki resto tersebut. Sesaat sebelum mereka sampai dikursi VVIP, Cinta melihat keberadaan seorang pria yang dia kenal. Pria itu sedang duduk bersama wanita dan asyik berbincang dengan mesra.

Cinta menghentikan langkah kakinya dan berkata pada ketiga pria yang sedang bersamanya, "kak maaf, Cinta mau kesana dulu," tunjuk Cinta pada kursi si pria dan wanita yang dia lihat tadi.

Rey, Andre dan Mario hanya mengangguk dan melihat kemana langkah Cinta, mengingat arah yang Cinta tuju tidak jauh dari mereka berdiri saat ini.

Cinta menggebrak meja, sontak membuat si pria dan wanita itu kaget.

"Zion, begini cara lo jadi laki-laki, hah?" tanya Cinta dengan bernada tinggi.

"Apa-apaan lo Ta, ga sopan tau," jawab Zion dengan tidak kalah tingginya.

"Apa gw perlu sopan sama cowo kaya lo hah?"

"Dan lo!" tunjuk Cinta pada wanita yang ada didepan Zion.

"Jangan mau lo sama cowo kaya gini," tunjuk Cinta pada Zion.

"Dia itu cowo yang ga bertanggungjawab, jangan mau lo jadi korbannya lagi."

"Cukup Ta." Zion berdiri hingga kursi yang di dudukinya tadi bergeser kebelakang.

Byuur.. Cinta menyiram Zion dengan gelas yang berisi air dimeja itu. Dengan emosi Cinta terus berkata-kata sambil mengayunkan gelas kosong itu ke wajah Zion.

"Hey.. jadi cowo tuh yang gentle, ada berapa benih yang udah lo tebar dan ada berapa wanita yang terpaksa membuang masa depannya demi ngelahirin dan ngebesarin anak lo, trus ada berapa anak yang terlantar karena punya bapak kaya lo," kesal Cinta.

"Jaga mulut lo ya Ta, gw bisa ngehajar lo!" tangan Zion hampir mengenai wajah Cinta namun segera ditahan Rey "oh lo dateng kesini bawa bodyguard," ucap Zion.

"Inget ya Ta, gw bukan orang pertama buat Jessy. gw ga tau itu anak gw apa bukan. lo tau sendiri sahabat lo itu sering gonta ganti cowo."

"Jaga mulut Zi, gw tau betul sahabat gw. Gw jg tau kalau lo bast*rd, lagian lo pasti sadar kalau lo yang pertama. Inget kata-kata gw, lo ga bakal dapet cewe yang lebih baik dari Jessy karena yang terbuang itu akan selalu jadi yang terngiang di otak lo. Ca.. tat.. itu." Kata terakhir Cinta penuh dengan penekanan.

"Penyesalan emang selalu datang terlambat bro, sebelum lo nyesel sekarang lo dateng ke rumah sakit X, semalem dia mencoba bunuh diri. Lo ga tau kan? dasar bast*rd, manusia ga guna," geram Cinta sambil meletakkan dengan keras gelas yang tadi digunakan untuk mengguyur wajah Zion.

Setelah puas Cinta berjalan kearah Andre dan Mario yang diikuti oleh Rey.

"Macan," ucap Mario ersenyum senang sambil bertepuk tangan.

"Kita ke resto lain aja," suara dingin Rey seraya melangkahkan kakinya keluar, diikuti ketiganya.

"Ini tipsnya, sorry bikin kacau," ucap andre mengeluarkan 20 lembar seratus ribuan pada kasir sebelum melangkah keluar.

Sungguh sebenarnya Cinta juga malu untuk melakukan hal ini, malu karena jadi drama tontonan gratis disiang hari. Tapi memang Cinta ingin sekali menemui Zion, lelaki yang telah menghamili Jessy. Cinta memang berniat akan kerumah Zion untuk meminta pertanggungjawabnnya secara baik-baik, namun karena hari ini bertemu, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

"Ya Allah, Semoga Zion tersadarkan dengan apa yang kukatakan tadi.. aamiin." Batin Cinta.

Mereka berempat kembali ke mobil dan mencari resto yang lain. Keadaan didalam mobil hening tanpa suara. Nafas Cinta sudah teratur, emosinya sudah mereda. Rey, Andre dan Mario sungguh mengagumi yang dilakukan Cinta tadi. Pasalnya Cinta adalah gadis penurut dan manja, ternyata bisa juga seberani itu.