NovelToon NovelToon
Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Chaotic Enigma : Leveling Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling
Popularitas:473
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Di dunia lama, ia hanyalah pemuda biasa, terlalu lemah untuk melawan takdir, terlalu rapuh untuk bertahan. Namun kematian tidak mengakhiri segalanya.

Ia terbangun di dunia asing yang dipenuhi aroma darah dan jeritan ketakutan. Langitnya diselimuti awan kelabu, tanahnya penuh jejak perburuan. Di sini, manusia bukanlah pemburu, melainkan mangsa.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah suara bergema di kepalanya:
—Sistem telah terhubung. Proses Leveling dimulai.

Dengan kekuatan misterius yang mengalir di setiap napasnya, ia mulai menapaki jalan yang hanya memiliki dua ujung, menjadi pahlawan yang membawa harapan, atau monster yang lebih mengerikan dari iblis itu sendiri.

Namun setiap langkahnya membawanya pada rahasia yang terkubur, rahasia tentang dunia ini, rahasia tentang dirinya, dan rahasia tentang mengapa ia yang terpilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Di hutan sebelah timur benteng, semua pasukan ekspedisi tumbang. Hanya beberapa orang yang masih bernapas, sementara Herry terluka parah di seluruh tubuh. Eva terbaring tak berdaya, mengerang karena lukanya.

"Apa akhirnya aku selesai disini." Kata Eva dalam hati dengan pasrah.

GRRR. Suara hewan iblis mendekat.

"Ini sudah di luar kemampuan kerajaan, hanya seseorang di tingkat Kaisar yang bisa membunuh mereka. Itupun harus ada 10 Kaisar disini." Kata Eva dalam hati.

Tiba-tiba, JLEB! . JLEB! . SWOSH! . Tusukan jarum api membunuh beberapa hewan iblis di sekitar.

"Apa itu barusan.?" Kata Eva, matanya samar melihat hewan iblis terbunuh.

"Apa kau baik-baik saja...?" Suara Lilia terdengar pelan di telinga Eva, matanya samar menatap wajah Lilia, lalu ia tak sadarkan diri.

"Hem, sepertinya dia hanya pingsan. Hewan iblis disini sudah diatasi. Apa mereka akan datang lagi.?" Kata Lilia sambil mengeluarkan beberapa potion merah.

"Sebaiknya aku pasang barrier dulu, agar mereka yang masih hidup bisa disembuhkan." Kata Lilia sambil meminumkan potion ke mulut Eva.

ZIIING. Barier terbentuk di sekitar area prajurit.

Di tempat Alicia, tubuhnya gemetar karena ketakutan.

"Aku akan mati disini." Kata Alicia sambil memejamkan mata.

SUIING. TRET TRET ZZZT ZZT. Petir menghantam ribuan hewan iblis di sekitar.

"Suara apa itu.?" Kata Alicia dengan penasaran, namun ia tetap menutup matanya.

"Ternyata masih ada yang hidup, syukurlah kau masih hidup." Kata Rudy yang berjalan menghampiri Alicia.

"Apa itu suara orang.?" Kata Alicia dalam hati.

"Hoo, ternyata Tuan Putri disini. Sangat kebetulan sekali." Kata Rudy.

"Apa.?" Kata Alicia dalam hati, lalu ia membuka matanya perlahan.

"Dia benar-benar manusia." Kata Alicia dalam hati, memperhatikan Rudy dengan mata samar berjalan ke arahnya.

Setiap langkah Rudy, sihir petir menghantam hewan iblis di sekitar.

"Tidak bisa di percaya, bahkan dia membunuh hewan iblis Rank S sambil berjalan kemari." Kata Alicia dalam hati, terkejut.

"Apa kau baik-baik saja Tuan Putri.?" Tanya Rudy yang sudah berdiri di depan Alicia.

"Huh... huh... terimakasih kau sudah menyelamatkanku. Siapa Anda.?" Saut Alicia dengan terengah-engah dengan mata yang tertutupi aliran darah.

"Ehm, ambilah ini, tidak penting aku memperkenalkan diri, aku hanya orang biasa di antara rakyat jelata lainnya." Jawab Rudy sambil memberikan potion merah.

"Tidak mungkin Anda seorang rakyat jelata." Saut Alicia.

"Itu tidak penting Tuan Putri. Minumlah ini, masih banyak prajuritmu yang masih hidup. Sebaiknya kau menyelamatkannya." Kata Rudy sambil mengeluarkan beberapa potion merah.

"Ah baiklah. Terimakasih banyak." Kata Alicia sambil berdiri.

"Aku akan membersihkan hewan iblis disekitar sini, jadi gunakan kesempatan itu untuk menyembuhkan prajuritmu. Lalu, bergegaslah pergi dari sini." Kata Rudy sambil berjalan menjauh.

"Berhati-hatilah Tuan." Kata Alicia.

"Apa kau mengkhawatirkan ku.?" Tanya Rudy.

"Hewan iblis disini berbeda dengan laporan yang aku terima, mungkin ada hewan iblis lainnya dengan Rank yang lebih tinggi lagi." Jawab Alicia.

"Hem, itu tak masalah. Aku harap kau melupakan kejadian disini. Dan anggap saja kau tidak pernah bertemu denganku hari ini. Sampai jumpa Tuan Putri." Kata Rudy.

Lalu, Rudy menghilang.

"A, ah. Mana mungkin aku melupakan kejadian seperti ini." Kata Alicia dengan terkejut.

"Hem, mungkin lain waktu saja aku mencari tau tentangnya. Lebih baik aku sembuhkan dulu prajuritku." Kata Alicia sambil menghampiri prajurit yang masih hidup.

Di atas benteng, Marco terlihat bosan menunggu.

"Hem, bosan sekali disini." Kata Marco.

"Tuan, siapa sebenarnya kalian.?" Tanya Kensa dengan gugup.

"Ah, aku melupakan dua manusia ini." Kata Marco sambil mendekati Kensa.

"Aku hanya rakyat jelata yang di buang keluar benteng. Tidak ada yang penting dari identitasku." Kata Marco.

"Maaf sudah lancang, tapi kekuatan Anda setara dengan seorang Raja." Kata Kensa.

"Jangan bandingan aku dengan Raja kalian." Saut Marco kesal.

Tiba-tiba, prajurit ekspedisi yang selamat berteriak dan berlari ke arah benteng.

"TOLOOONG." "TOLOONG KAMII".

"Mereka memancing hewan iblis kemari." Kata Marco sambil melihat ke bawah.

GROAAR. Hewan iblis Rank S mengejar para prajurit di luar.

"Tidak mungkin, aura hewan iblis itu setara dengan Rank A+." Kata Klain, tercengang.

"Haa.?" Suara Kensa terdengar terkejut.

"Itu Hewan iblis Rank S." Kata Marco sambil mengeluarkan tujuh dagger dari punggungnya.

SWOSSH. Dagger melesat ke arah hewan iblis, dan SRAK. Mereka terbunuh hanya dengan satu serangan.

"Apa yang dilakukan Rudy dan Lilia disana, bahkan masih banyak hewan iblis yang lolos." Kata Marco, memperhatikan puluhan hewan iblis berlari ke benteng.

"Mustahil, dia membunuh hewan iblis Rank S dengan satu kali serangan." Kata Klain, tak percaya.

"Aku juga tidak percaya itu." Kata Kensa, tercengang.

"Kalian tunggulah disini, jangan kemana-mana, urusan kita masih belum selesai." Kata Marco, lalu menghilang.

Dalam sekejap, Marco berada di kawanan hewan iblis yang mengejar prajurit.

"Hoaaaa." Teriak Marco.

SRAK, SRAK SLASH. Tebasan dagger membunuh hewan iblis.

DEEP. lalu Marco kembali ke atas benteng. Kensa dan Klain hanya menelan ludah, kagum dengan kecepatannya.

"Bahkan dia hanya butuh 15 detik untuk membunuh puluhan hewan iblis Rank S." Kata Kensa, terkejut.

"Kalian akan kaya jika mengambil koin emas di dalam jantungnya. Anggap saja itu sebuah bayaran dariku." Kata Marco sambil menghampiri Kensa dan Klain.

"Ba, baik Tuan." Kata Kensa, gugup.

"Sekarang mari kita bahas urusan kita." Kata Marco.

"Urusan apa itu Tuan.?" Tanya Kensa, masih gugup.

"Aku sudah membayarnya, jadi aku minta kalian untuk melupakan semua kejadian ini. Dan jangan sebarkan cerita tentangku dan teman-temanku." Jawab Marco.

"Lalu, bagaimana kita menjelaskan kepada warga tentang pembunuh hewan iblis Rank S itu.?" Tanya Klain.

"Kalian bisa menjual nama Tuan Putri dan tim ekspedisinya. Mungkin reputasinya akan naik." Jawab Marco.

"Ba, baik Tuan. Kami akan melakukan perintahmu." Kata Kensa.

"Kami akan melakukan sesuai permintaanmu Tuan." Kata Klain.

"Ehm, terimakasih banyak." Saut Marco.

Beberapa saat kemudian, sudah sore hari. Rombongan ekspedisi calon kesatria akhirnya kembali, semua dalam kondisi luka parah.

"Mereka kembali." Teriak penjaga gerbang.

"Hem, aku hampir tertidur hanya menunggu disini." Kata Marco.

DEEP. Lilia kembali ke benteng.

"Ah, dia juga sudah kembali." Kata Marco melihatnya.

"Bagaimana keadaan disana.?" Tanya Marco.

"Seperti biasa, mereka sangat banyak sekali. Aku bahkan menghancurkan rumah mereka." Jawab Lilia.

Kensa dan Klain masih menahan diri, menelan ludah.

"Lalu, dimana Rudy.?" Tanya Marco.

"Sepertinya dia memastikan pasukan ekspedisi yang ada disana kembali dengan selamat." Jawab Lilia sambil memperhatikan para prajurit memasuki gerbang.

"Itu, itu Tuan Putri." Teriak penjaga.

"Hiks, aku kira Tuan Putri sudah tewas disana." Kata Penjaga dengan haru.

"Ah, syukurlah dia masih hidup." Kata Eva, masih di atas tandu.

DEEP. Rudy kembali ke atas benteng.

"Kau lama sekali." Kata Marco.

"Benar yang kau katakan Marco, jumlah mereka sangat banyak, bahkan aku sampai memburu mereka sampai ke dalam dungeon." Kata Rudy.

"Ha.? Apa ada di dungeon disana.?" Tanya Marco.

"Ah, dungeon Rank Hard, tapi aku hanya sampai lantai 20. Kau tau sendiri, untuk memburu mereka semua butuh waktu beberapa tahun." Jawab Rudy.

"Aku sangat terkejut, bahkan kau bisa menemukan sarang mereka." Kata Marco.

"Tapi tempat itu sangat jauh dari sini. Mungkin untuk saat ini akan aman." Saut Rudy.

Rudy mendekati Kensa dan Klain.

"Hai Tuan-tuan. Aku punya permintaan. Bisakah kalian berdua merahasiakan keberadaan kami.?" Tanya Rudy.

"Te, tentu saja Tuan." Kata Kensa, gugup.

"Baiklah, kami pergi dulu. Sampai jumpa." Kata Rudy tersenyum.

Rudy dan Lilia pun menghilang. Marco menatap Kensa dan Klain.

"Ingat itu baik-baik." Kata Marco mengancam, lalu menghilang.

"Huuuh, aku sangat tertekan melihat mereka." Kata Klain sambil rebahan.

"Aku juga sampai gemetar dari tadi." Saut Kensa.

Di jalan utama, warga berkumpul menyambut kedatangan rombongan calon kesatria.

"HOAAA." Teriakan warga memberi semangat pada pasukan ekspedisi.

Rudy dan lainnya ikut menyaksikan mereka.

"Huh... mereka benar-benar membuang nyawa." Kata Rudy.

"Kau tidak tau apa-apa bocah, mereka bertarung melawan hewan iblis dengan susah payah. Tidak sepertimu yang hanya bisa berdiri disini saja." Kata warga.

"Orang ini, kenapa aku bertemu dia lagi disini." Kata Rudy kesal.

"Aku ingin memukulnya Rudy." Kata Marco.

"Hentikan Marco." Saut Rudy.

Di sisi lain, Emma masih mengantri di alun-alun kota.

"Kenapa antrian ini tidak ada habisnya. AAAAAA." Teriak Emma kesal.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!