NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:304
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di balik kebahagian

Velma berdiri melihat wajah Anna yang kebingungan mengapa bayinya di bawa pergi namun ia tidak dapat menjelaskan keadaan bayi yang lain begitupun Carol.

Pintu terbuka, Rowan memasuki kamar Anna dengan kerutan di alisnya. Velma melihat padanya, Rowan melihat bayi di dalaman pelukan Anna ia menghela napas lega. Berjalan perlahan menuju Anna untuk melihat bayi itu lebih dekat, Rowan melihat bayi yang mungil bersandar pada ibunya menutup mata dengan damai dengan gerakan halus mencari kenyamanan.

“Boleh aku menggendongnya?” tanya Rowan dengan pelan agar tidak membangunan bayi mungil itu. Anna melihat Rowan nampak tenang seperti biasa ia pun menyerahkan bayi itu dengan pelan.

Dengan lembut Rowan memegang tubuh lembut bayi itu, mengayunkan tanganya perlahan agar bayi itu tidak terganggu. Rowan berjalan perlahan menuju jendela terus menatap bayi di tanganya, dengan jarinya ia menyetuh lembut wajah bayi merasakan lembut kulitnya dan samar-samar perasaan hangat di ujung jarinya.

Bayi itu menggerakan tanganya memegang jari Rowan dengan tangan mungilnya, Rowan tersenyum lembut melihat itu.

Velma meneteskan air mata dalam diam melihat ini, Benjamin dan Daisy masuk ke dalam kamar dan melihat putra mereka bersama bayi yang telah lama ia nantikan di tengah situasi yang kacau ini. Keduanya terdiam, Daisy bersandar pada Benjamin.

“Dia pantas mendapatkanya” Daisy dengan pelan, Benjamin merangkul pundak istrinya dengan lembut mereka telah mendapatkan cucu lain. Di balik moment hangat ini mereka masih khawatir dengan kondisi bayi lainya.

“Dimana bayi ku?” Orlando masuk ke dalam kamar.

“Pelankan suara muu..” Daisy meliriknya tidak senang, Orlando mengabaikannya berjalan menuju Anna mencium keningnya dengan lembut.

“Kau luar biasa Anna, dimana bayi kita?”

“Aku ingin melihatnya” ujar Orlando, Carol menghela napas berat pria ini memang tidak dapat memahami situasi begitupun yang di pikirkan Velma, Daisy dan Benjamin. Rowan dengan lembut memberikan kembali bayi itu pada Anna, Orlando segera menyentuh wajah bayi itu.

Rowan mengepal tanganya mencoba untuk tetap tenang melihat Orlando menyentuh bayi di dalam pelukan Anna seolah-olah kehadirannya tidak ada di sini.

“Mari kita lakukan tes DNA untuk memperjelas ayah anak-anak ini” Orlando menatap langsung pada Rowan.

“Anna, kau yakin melakukan ini?” tanya Rowan pada Anna dengan berat dan masih ada harapan Anna akan menolaknya.

“Anna, kau ingat rumah di foto itu kita bisa membesarkan mereka di sana”

“Tempat yang lebih berwarna dan indah” Orlando mengelus rambutnya, Anna menatap bayi di dadanya melihat Rowan yang berdiri di samping tempat tidur matanya menatapnya dengan harapan namun ia ingin anak-anaknya tumbuh di tempat yang lebih baik.

Bayi dalam pelukanya membuka matanya melihat pada Anna, menggerakan tanganya Anna memegang tangan mungil bayinya. Mata yang cerah dan penuh harapan “Mereka harus tumbuh lebih baik”.

“Ayoo kita lakukan tes DNA” Anna dengan yakin, senyuman bangga muncul di wajah Orlando.

Rowan menghela napas berat, mengepalkan tanganya dengan erat. Velma segera menghampiri adiknya, mengelus punggungnya dengan lembut.

“Baiklah jika itu sudah keputusan mu” Rowan dengan berat menahan dirinya.

Carol menyaksikan semua yang telah terjadi saat ini, ia memegang erat handuk di tanganya tidak memahami apa yang di inginkan Anna.

......................

Tangisan bayi terdengar bersamaan dengan bunyi-bunyi alat medis di dalam ruangan, dokter tengah mengambil DNA dari mulut bayi di dalam tabung inkubator.

Rowan berdiri di balik kaca melihat proses ini membuat hatinya tersayat-sayat, mendengar tangisan bayi yang tak berdosa yang telah terlibat dalam kekacauan situasi mereka.

Tangisan lemah bayi itu tak berhenti setelah proses selesai, dokter keluar bersama suster. Rowan segera menghampirinya dengan cemas.

“Dokter, dia baik-baik saja? Mengapa dia masih menangis?” Rowan, dokter menatap Rowan dengan pilu dia telah melewati hari yang berat.

“Anda bisa melihatnya, suster tolong bantu Mr.Rowan” ujar dokter.

“Terimakasih, dokterrr” Rowan sangat senang akhirnya ia dapat melihat bayinya yang lain.

“Kau sangat kuat, sayang ku”

“Ayah di sini…” dengan perlahan tangan Rowan yang menggunakan sarung tangan medis menyetuh bayinya, merasakan kehadiran seseorang tangan bayi itu bergerak menggapai tangan Rowan.

“Ayah di sinii..” Rowan tidak menahan air matanya, ia menepuk-penuk lembut bayinya.

“Kita akan bersama, Ayah berjanji pada mu akan membawa pulang bersama kami”

“Kau sangat kuat..”

“Ayah bersama mu..” ujar Rowan di selala air matanya.

Di balik kaca, Velma tidak dapat melihat ini ia segera pergi. Tersisa Diasy dan Benjamin hati mereka ikut merasakan kepedihan yang di rasan Rowan di dalam sana.

......................

“Anna, ini bukan keputusan yang baik dengan melakukan tes DNA” Carol mendorong kursi roda menuju ruangan NICU tempat dari yang lain mendapat penanganan.

“Ini merupakan keputusan ku sebagai ibu mereka” jawab Anna, Carol menggelengkan kepalanya. Setelah cukup jauh mendorong kursi roda mereka dapat melihat Rowan dan Daisy tengah duduk di depan ruangan.

Melihat Anna yang mendekat, Rowan yang tengah bersandar pada dinding meliriknya dengan engga Daisy menatap Anna dengan tidak senang. Carol melihat raut wajah keduanya ia hanya bisa tersenyum masam.

“Mengapa dia ada di dalam inkubator?” Anna berdiri menatap bayinya di bali kaca dengan heran kedua bayinya di lahirkan dengan sempurna.

“Dia tidak dapat memompa oksigen ke jatungnya dengan baik” Daisy menjelaskan dengan singkat.

“Apaaa?” Anna terkejut menatap pada Rowan kemudian melihat kembali kondisi bayi mungilnya di pasang alat bantu medis. Tanganya menyentuh kaca yang memisahkan dia dan bayinya Anna belum mengerti situasi yang terjadi dengan bayinya.

Hatinya menjadi ragu karena telah setuju melakukan tes DNA itu, ia pikir bayinya hanya pergi untuk melakukan pemeriksaan saja dan tidak akan berakhir pada ruangan ini serta alat-alat media itu. Menghapus air matanya, Anna teringat foto rumah Orlando mereka akan tumbuh dengan baik di sana.

“Seharusnya kau tidak perlu melakukan ini, Anna”

“Tanpa tes DNA itu aku akan tetap menerima keduanya” ucap Rowan dengan pelan, mendengar itu Anna tidak mengatakan apapun.

“Aku tidak memahami apa yang ku inginkan Anna”

“Rowan telah memberikan segalanya untuk mu”

“Jika memang mereka bukan anaknya, kami akan tetap membesarkannya dengan baik”

“Kau wanita yang gilaa!!” Daisy mengatakanya secara langsung.

“Sudah ibu, kita di rumah sakit” Rowan memegang tangan ibunya.

“Kau terlalu baik padanyaaa!!!” tambah Daisy dengan kesal, Anna memegang erat pegangan kursi roda mencoba mengabaikan semua yang dikatakan Daisy padanya.

“Lihat seperti apa yang telah ia lakukan padamu!!”

“Keguguran saat liburan.. dan tidak menyadari kehamilannya..”

“Tidur dengan pria lain.. hari itu kau datang dengan perban di tangan mu aku telah menduganyaa.."

"Dan kini pri liar datang mengaku ayah dari mereka..”

“Di dalam hatinya dia tidak pernah mencintai mu, Rowann!!” ucap Daisy dengan tegas.

“Ibuu hentikan, Anna baru melahirkan..”

“Ayoo ibu kita keluar..” Rowan merangkul pundak ibunya sebelum ia akan mengatakan hal lain pada Anna.

Beberapa suster berlari terburu-buru melewati keduanya masuk ke dalam ruangan bayinya berada, bunyi alat medis terdengar.

Anna segera berdiri menatap bingung mengapa mereka terlihat terburu-buru, Rowan dan Daisy menghentikan langkah mereka. Seorang dokter segera masuk ke dalam ruangan.

“Dokter, tunggu apa yang terjadi..” Anna mencoba menghentikan dokter itu.

“Bibi, apa yang terjadi” Anna menatap ke dalam ruangan di balik kaca jantungnya berdetak sangat cepat melihat situasi di dalam ruangan bayinya.

“Bayi ku…” Anna dengan ketakutan menatap bayinyaa dan alat-alat medis di dalam sana.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!