BOCIL HARAP MENEPI DULU.
*
"
Valencia Remi, seorang gadis muda usia 19 tahun dari desa. Dia memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Senyumnya manis dan lembut, membuat semua orang jatuh cinta pada-nya. Cia Pergi ke kota jakarta untuk mengejar impian kuliah di universitas.
*
Cia berteman dengan seorang yang sudah lama tingal di jakarta dan memperkenalkan Kehidupan malam kota yang glamor.
*
Cia mulai terjebak dalam pergaulan bebas dan mengenal Aksa yang menawarkan Kehidupan mewah.
*******
"Jadi Cewek Gue, makan seluruh kehidupan Lo....Gue yang tanggung." Kata Aksa.
*
"Kamu tau kan ? Aku sudah punya pacar." Jawab Cia.
*
*
Penasaran dengan pilihan Cia ? Yuk ikuti kisahnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Jebakan
0o0__0o0
Taksi yang di tumpangi Cia Berhenti di sebuah gedung yang bertulisan The Britama Arena. Cia gegas turun setelah membayar ongkos taksi-nya.
"Hati-hati dek ini tempat berbahaya." Ucap sang supir mem-peringatkan Cia.
Cia mengangguk "Terimah kasih Pak." Ucap Cia.
Gadis itu membawa langkah-nya mendekat ke arah pintu masuk yang di jaga oleh penjaga. Penjaga itu Menelisik penampilan Cia yang mirip bocil, Dia pakai setelan baju tidur panjang ber-gambar panda.
"Mau ngapain dek ? Ini bukan tempat bermain. Sana pulang kembali ke rumah dan bobok cantik." Ujar sih penjanga.
Laki-laki itu berpikir Cia hanya bocil yang lagi nyasar.
"Om, Cia boleh masuk ke dalam tidak ? Cia mau cari temen yang lagi terjebak di dalam." Beber'nya ragu-ragu.
"Kamu yakin temen kamu ada di dalam ?" Tanya si penjaga mestikan.
Cia mengangguk cepat lalu menunjukkan HP-nya pada penjaga lokasi yang di kirim oleh sahabat-nya. "Ini benar di sini kan om ?" Tanya'nya.
Penjaga itu melihat Lokasi yang di tunjukkan Cia dan mengangguk singkat. "Iya ini benar di sini dek, t____"
"Ya udah om Cia mau masuk dulu" Serobot-nya tidak sabar. Ia sangat khawatir sama sahabat-nya yang terjebak di dalam sana.
Cia langsung lari masuk ke dalam saat tau tempat ini benar-benar lokasi yang di kirim oleh Ery, kaki pendek-nya terus melangkah semakin dalam.
"Tempat apa ini kenapa banyak sekali laki-laki berkerumun dan teriak-teriak heboh." ujar'nya saat melihat banyak orang memadati arena boxing.
Cia berhenti, pandangan-nya mengedar ke seluruh kerumunan itu untuk mencari sahabat-nya. Namun sepanjang mata memandang Cia tidak menemukan Ery.
Hingga tiba-tiba ada yang memegang tangan-nya dari samping, dan itu membuat Cia terpekik kaget, lalu menarik tangan-nya dengan cepat.
Cia memutar tubuh-nya lalu mundur ke belakang lantaran Ketakutan, tubuh'nya reflek bergetar saat melihat 2 kaki yang leher'nya penuh tato menatap'nya lapar.
"Mau ngapain dek kesini ? Mau cari teman bermain, Hem ?" Tanya salah satu dari mereka.
Cia meng-gelengkan kepala-nya cepat sambil terus mundur hingga mentok ke tembok. "Pergi, jangan ganggu aku." Usir-nya cepat.
"Jangan takut, kami bukan orang jahat. Kamu mau masuk ke dalam kan ? Ayo bareng kita-kita aja." Ujar-nya lembut menyakinkan.
Cia menatap dua laki-laki itu bergantian yang lagi tersenyum lembut ke arah-nya. "Aku bisa masuk ke dalam Sendiri." Ucap-nya.
Cia langsung lari masuk ke dalam dan tertelan di antara kerumunan orang-orang yang lagi bersorak heboh, sampai telinga-nya mendengar nama Aksa yang di sebut-sebut.
Mata-nya menatap liar ke sekeliling sampai akhirnya Cia terpaku, di atas ring sana Ia melihat Aksa yang hanya mengenakan boxer pendek dan hanya ber-telanjang dada.
Cia melotot-kan mata bulat'nya saat melihat Aksa dengan bringas memukuli lawan-nya sampai babak belur, hingga akhirnya dari belakang ada yang membekap mulutnya dengan saputangan dan menyeretnya keluar dari tengah-tengah kerumunan.
Aksa sempat melihat ke tengah-tengah kerumunan itu, mata elang-nya terfokus pada satu titik di mana Ia melihat seorang gadis yang lagi bawah oleh 2 orang pria.
"Little Bunny." Guman Aksa pelan. Tidak yakin. Tapi Ia akan mencari tau.
Aksa segerah menyelesaikan urusan-nya di atas ring, karena dia merasa jantungnya berdetak kencang. Tiba-tiba dia merasa sangat khawatir.
0o0__0o0
Dua laki-laki yang membawa Cia, kini berada di depan pintu ruangan yang sangat sepi. Dia menghubungi seseorang yang membayar-nya.
"Hallo Bos, kita sudah mem-bawah gadis ini. Apa yang harus kita lakukan ?" Tanya-nya.
"Masukkan ke dalam ruangan itu, dan baringkan di atas sofa. Setelah selesai kalian pergi dari sana." Jawab-nya dari sebrang telfon.
"Baik Bos, bagaimana dengan bayaran kami ? Sudah anda kirim kan ?" Ujar-nya memastikan.
"Bacot, sudah gue TF. Cepat lakukan tugas kalian." Sentak-nya emosi.
"Santai lah bos tidak perlu marah-marah." Saut-nya terkekeh.
Tut...!
Panggilan di putus sepihak oleh sih penyuruh.
"Cepat kita masuk-kan gadis ini ke dalam" Ujar-nya.
Mereka ber-dua menggotong tubuh Cia yang lagi tidak sadarkan diri, dan di baringkan di atas sofa sesuai dengan perintah.
"Kasihan banget gadis kecil ini, mana cantik lagi." Ujar teman-nya tak tega.
Laki-laki itu Menelisik tubuh Cia dari atas sampai bawah, tidak terlihat sexy. Karena Cia memakai piyama yang kebesaran di tubuh kecil-nya.
"Bagaimana kalau kita bungkus aja ?" Sambung-nya.
Plak..!
Teman'nya langsung meng-geplak kepala belakang rekan'nya dengan keras. "Bungkus-bungkus, Lo pikir nasi uduk. Cabut jangan macam-macam." Ujar-nya.
Mereka langsung keluar dari ruangan itu setelah melakukan tugasnya dengan baik. Tak lama setelah-nya masuk seseorang pemuda ke dalam sana dengan sempoyongan.
"Argh...! Sial kenapa tubuh gue jadi panas.'' Ujar-nya pelan.
Tangan-nya dengan cepat melepas kaos yang membungkus tubuh tegap-nya, sambil berjalan ke arah sofa dan langsung merebahkan tubuh-nya ke sana.
Bruk..!
Tubuh pemuda itu ambruk di atas tubuh Cia yang lagi terbaring pingsan. Hingga akhirnya mata laki-laki menyipit kalah merasakan menindi sesuatu.
Tangannya meraba-raba ke atas dan yang dia pegang ternyata kepala dengan rambut panjang, pemuda itu langsung mengangkat kepala-nya untuk memastikan penglihatan-nya tidak salah.
"Benar-benar perempuan, siapa dia ? Kenapa bisa masuk kedalam sini ?" Guman'nya pelan.
Laki-laki itu mengukung tubuh Cia, pandangan-nya buram dengan tubuh yang semakin memanas saat bersentuhan dengan lawan jenis.
"Gue seperti mengenal-nya, Ini seperti Cia. Tapi tidak mungkin gadis itu ada disini." Ujar-nya. Wajah Cia berubah-ubah di penglihatan-nya.
Tangan-nya mengelus lembut wajah Cia, "Kulit-nya sangat halus." Guman'nya serak.
Tubuh-nya semakin memanas saat menyentuh kulit Cia, tanpa ragu-ragu laki-laki itu langsung melahap rakus bibir-nya dengan lumatan dalam.
0o0__0o0
Di dalam arena masih berlanjut dan semakin heboh, saat Aksa kembali menerjang lawan-nya dengan pukulan mematikan. Semua penonton memekik keras.
AKSA..! AKSA..! AKSA...!
Semua penonton menyerukan nama Aksa dengan keras, hingga meng-gema di seluruh gedung itu. Di sana juga ada para sahabat Aksa yang menyaksikan.
Ery juga ikut menyaksikan pertandingan sengit itu, karena di ajak oleh sang kekasih. Hingga akhirnya Jefri mencoba melipir dari kerumunan.
Lexa memegang lengan Jefri erat hingga meng-hentikan langkah-nya. "Kenapa ?" Tanya Jefri sinis.
Bukan-nya menjawab Lexa malah melempar balik pertanyaan, "Mau kemana Lo ?" Tanya-nya menyelidik.
Jefri menaikan alisnya ke atas bingung, Ia merasa heran karena Lexa tiba-tiba kepo. "Ke toilet, kenapa mau ikut Lo ?" Jawab-nya tengil.
"Cih najis" Lexa langsung menghempas tangan Jefri dengan kuat. "Pergi sana Lo." Sambung'nya sinis.
"Dasar GJ Lo" Ujar-nya tak kalah sinis.
Jefri langsung pergi dari sana, melangkah dengan santai ke ruangan tempat toilet berada.
Sedangkan di dalam ruangan itu tubuh Cia sudah hampir polos hanya menyisakan dalam-nya saja. Pakaian ke-dua sudah berserakan di lantai. Dan laki-laki itu hanya menggunakan boxer ketat saja.
Laki-laki itu terus menghisap leher Cia sampai penuh dengan jejak merah. Lalu turun ke bawah di atas gundukan-nya yang masih terbungkus rapi oleh kain kacamata.
Tangan-nya sudah berkeliaran ke mana-mana, seluruh tubuh Cia tidak luput dari elusan tangan nakal-nya. Bahkan laki-laki itu meng-gesekan alat tempur -nya dengan milik Cia.
"Aaahh...Sial gue tidak tahan lagi." Racau'nya. Ia merasa sangat bernafsu dan libido-nya meningkat pesat.
Tubuhnya di serang rasa panas yang membuat-nya semakin pening ingin segera meng-gagai mangsa-nya. Hingga akhirnya suara pintu terbuka dari luar.
Ceklek..!
0o0__0o0