Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Bima sudah kembali mengerjakan kerjaan nya dia ingat data peserta magang kemarin,bima kemudian membuka satu persatu data tersebut tibalah data milik Salwa bersamaan itu pula Danang masuk kedalam ruangan bima.
"tadi kok aku kayak lihat Salwa dia menemui kamu?"tanya Danang.
"dia jadi peserta magang disini,nih datanya baru aku lihat"jawab bima dengan lesu.
"bagus dong kalau begitu kamu bisa sering ketemu sama dia"kata Danang"seharusnya kamu senang tapi kenapa mukamu malah begitu".
"lihat datanya,disana tertulis dia masih sendiri apa sejelek itu diriku sehingga dia malu mengakui"suruh bima sambil melempar map yang di pegangnya ke depan Danang.
"barangkali ini data lamanya dan memang pernikahan kalian kan tertutup nggak banyak orang tahu"jelas Danang setelah menutup kembali map itu.
"kamu awasi dia kalau ada yang mempersulit dia pecat saja"perintah bima dan membuat Danang tersenyum.
"nggak nyangka kamu bisa secepat ini jatuh cinta ke istrimu"goda Danang.
"siapa yang jatuh cinta aku cuma nggak mau di bilang buruk sama dia"elak bima.
"terserah kamu bilang apa yang pasti kamu sudah terpikat sama istri kecilmu itu"kata Danang sedikit menggoda.
"sebaiknya kamu keluar kerjakan tugasmu kalau nggak mau aku potong gajimu"usir bima sedikit mengancam.
Danang keluar dari ruangan bima sambil tersenyum ternyata puas juga bisa menggoda bima.
Diluar ruangan Danang dihentikan sekretaris bima karena nggak biasanya Danang keluar dari ruangan bima sambil tersenyum sekretaris itu juga menceritakan kejadian tadi saat makan siang.
"kalau perempuan tadi kesini langsung suruh saja masuk nggak usah dibiarkan menunggu dan kalau bertemu dengan perempuan itu juga harus baik jangan buat masalah"perintah Danang.
"kalau boleh tahu gadis itu siapa?".
"itu pawang pak Bima"jawab Danang"tapi jangan bilang ke siapa-siapa".
Danang pergi meninggalkan sekretaris bima yang masih bingung dengan penjelasan Danang.
Di ruangan lain Salwa baru saja duduk di tempatnya tapi dia sudah dipanggil atasannya untuk menemui ke dalam ruangannya.
Salwa kemudian masuk kedalam ruangan atasannya disana dia melihat ada Nadia, sekarang Salwa tahu kenapa dia bisa di beri kerjaan yang banyak semua ini pasti ulah Nadia.
Atasan Salwa melempar map kearah Salwa dan disuruh mengerjakannya dan dia tak menyangka atasannya itu adalah papanya Nadia.
Salwa pamit keluar sampai di tempatnya dia terduduk lemas sudah dipastikan hari ini dia akan terlambat pulang lagi.
Dari pada mengeluh Salwa mulai mengerjakan kerjaannya memang kerjaan itu menurut Salwa tidaklah susah karena Salwa sudah sering diajari pak Rojak.
Tak terasa waktu pulang tiba Danang masuk keruang bima dan mengajaknya untuk pulang.
Saat perjalanan keluar kantor bima mengingat Salwa,bima mengajak Danang lewat tempatnya.
Sampai disana bima masih melihat Salwa ditempat nya terlihat dia masih mengerjakan kerjaannya padahal karyawan lainnya sudah pada pulang Bima mendekat ke arah salwa.
"kenapa kamu belum pulang?"tanya bima dan membuat Salwa kaget.
"bikin kaget saja"keluh Salwa sambil mengelus dadanya.
"kenapa belum pulang karyawan lain saja sudah pulang kamu yang karyawan magang masih disini?".
"kerjaan ku belum selesai baru setengahnya dan ini harus jadi besok"jawab Salwa sambil memperlihatkan laptopnya.
"ini tugas karyawan bukan tugas seorang karyawan magang biarkan saja kamu pulang sekarang".
"tapi ini kan aku yang disuruh mengerjakan".
"aku pemilik perusahaan jadi aku yang putuskan".
Salwa akhirnya membereskan tempatnya dan ikut berjalan pulang bima sempat menawarkan pulang bareng tapi Salwa menolak karena dia bawa mobil sendiri.
