Di sebuah desa bernama desa Pati hiduplah seorang wanita bernama nyai wasilah .
Nyai wasilah adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suami nya 10 tahun yang lalu , nyai wasilah berumur kisaran 50th.an , banyak para lelaki tua dan muda yang terpikat akan kecantikan nya dan ada juga yang datang untuk meminangnya , namun semua pria yang dtang selalu ia tolak dengan berdalil dia masih sangat mencintai alm.Suaminya !!!
Tapi banyak kejanggalan Dangan nyai wasilah ini ,dan kehidupan nya yang misterius dan banyak teka teki !! Ayoo baca biar gak penasaran ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
surat serah terima
Selang beberapa hari setelah kematian wilasim , Sumi dan pak Abas mendatangi kembali rumah itu , disana pak Abas memperlihatkan isi rumah dan setiap penjuru kepada Sumi , namun pak Abas bertanya kembali
"apakah neng yakin mau tetap membeli rumah ini , dan yang neng tau kan pak wilasim meninggal tak wajar disini" ucap pak Abas
"saya yakin pak, dan hari ini saya akan melunasi nya dan segera pindah" ucap Sumi
"baiklah.. Neng , saya antar neng ksekarang erumah sorada pak wilasim , neng bisa langsung saja membicarakan nya kepada mereka" kata ketua desa itu
"iya pak" ucap Sumi
Mereka pun berjalan ke rumah tempat sodara wilasim .
"aku yakin mereka pasti akan menjual rumah itu padaku , tidak mungkin juga mereka berani menempati rumah bekas orang mati dengan keadaan tak wajar" gumam nya dalam hati .
"permisi Bu Inah..." ucap pak Abas
"iyyyaa sebentar" Bu Imah sembari membuka pintu rumah nyaa
"maap Bu saya menganggu , ada hal yang perlu saya bicarakan" ucap pak Abas
Lalu Bu Inah pun menyuruh pak Abas dan Sumi masuk .
"ada apa ya pak?" tanya Bu Inah
"jadi begini Bu , ini adalah neng Sumi dia , berencana ingin membeli rumah bekas pak wilasim" ucap ny
"terus apa hubungan nya dengan saya , apapun masalah dia saya tak mau tau" ucap nya marah
"begini maksud saya Bu , mohon maap sebelumnya saya tau hubungan ini dan pak wilasim tidak baik baik saja , tapi bagaimana pun ibu adalah adik satu satunya alm. , jadi masalah jual beli ini saya haru datang pada ibu" ucap nya
"iya Bu saya akan membayar lunas , berapapun yang ibu minta" ucap Sumi
"saya tidak Sudi menerima apapun yang bersangkutan dengan dia" tegas ibu Inah
"tapi bagaimana pun kita harus memberi tahu ibu , dan kami perlu tanda tangan ibu , untuk surat surat ini , kami hanya takut nanti nya akan dipermasalahkan" ucap ketua desa itu
"TIDAk!! Saya tidak akan mempermasalahkan apapun , berikan saja uang nya pada yang laina , atau terserah kalian! Saya tidak akan mempermasalahkan apapun!!! ucap Bu Inah , dia langsung tersulut emosi jika sudah berhubungan dengan wilasim ..
Ya seperti yang semua warga ketahui Inah adalah adik satu satunya wilasim namun dulu mereka bertengkar hebat memperebutkan warisan orang tua nya dulu hingga sampai sekarang wilasim sudah meninggal pun mereka tak pernah dan belum pernah akur sama sekali .
"ya sudah pa , kalo begitu saya tidak mau kesana kemari lagi , saya hanya ingin secepatnya pindah ke rumah itu . Di depan Bu Inah ini saya akan membayar 200jta cash , untuk rumah itu , tersera kalian itu uang untuk apa saya tidak mau tau yang jelas saya ingin segera pindah!" ucap Sumi sembari menyimpan uang cash itu .. Jaman dulu 200jta begitu besar tapi menurut Sumi yang punya segala nya itu hanyalah uang recehan .
"begini saja Bu Inah , gar kami semua enak ibu pegang saja uang ini , karena bagaimanapun ibu adalah keluarga pak wilasim satu satunya , dia tak punya siapapun lagi , ini sudah rezeky ibu , ibu tidak boleh menolaknya , saya sebagai ketua desa disini harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk warga saya , mohon ibu bantu saya , dengan ibu menerima uang itu dan menandatangani tanda sebagaimana bahwa rumah pak wilasim sudah terjual dan dibeli oleh neng Sumi, kasian juga neng Sumi kalo ibu menolak , tidak ada lagi rumah yang akan dijual dikampung ini , adapun tanah kosong tapi itu bekasss..." ucap pak Abas memohon namun ketika pas Abas akan menyubutkan bahwa rumah itu bekas nyai wasilah tiba tiba Bu Inah berkata
"baiklah.. Walau pun uang ini tidak akan aku gunakan sama sekali , lebih baik aku menyumbangkan uang ini pada orang lain, tapi ini hanya demi saya membatu neng Sumi agar segera punya tempat tinggal saya terima uang ini dan saya akan tanda tangan" ucap Bu Inah akhirnya dia luluh karena merasa kasihan pada neng Sumi yang akan membeli rumah itu
"baik Bu kalo begitu ini tanda tangan sebagai bukti pelunasan ny disini" ucap Sumi menyodorkan kwetasni , Bu Inah pun menandatangi nya ..
Setelah selesai Maslah itu pak Abas dan Sumi langsung pergi dari rumah Bu Inah ~