Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4.2
Aku kembali berlayar ke tempat sebelumnya, kapal berlayar pelan ini mengikuti arah angin dengan pelan. Apa yang terjadi jika kapal ini dipasangin sebuah mesin uap, itu bisa meningkatkan laju perjalanan tampa hambatan cuaca, mungkin.
Dengan mesin uap aku bisa membuat sebuah kapal yang berukuran lebih besar sebagai sarana pengangkutan barang dalam kapasitas besar kesetiap negeri nanti.
"Sistem! Bagaimana pendapatmu kalau aku membuat mesin uap di dunia ini"
"Tuan... Itu adalah ide yang bagus, bukan hanya membantu anda dalam perkembangan dan pekerjaan yang berskala besar namun Anda juga bisa mendapatkan keuntungan jika anda bersedia menjualnya di pasar."
"Itu adalah ide bagus, tetapi mengingat status kita harus kita rahasiakan terutama dari wilayah timur. Takutnya tempat kita akan tersebar dan mereka akan mengirim pasukan untuk menangkap kita lagi"
"Anda benar tuan, tetapi ada satu cara agar bisa aman dari serangan wilayah timur. Yaitu dengan cara membuat hubungan diplomatik dengan Kerajaan wilayah barat dan meminta pada mereka sebuah perlindungan. Apalagi wilayah kita saat ini masih termasuk wilayah barat"
"Ya, seharusnya begitu, namun itu terlalu cepat. Kira perlu melakukan sesuatu terlebih dahulu agar kita bisa membujuk mereka"
Kapal menepi di daratan, melihat disana sudah ada Marsel dan Gundrik serta seorang anak yang mungkin seusia ku yang yang sedang menunggu. Terlihat sepi karena beberapa telah pergi untuk mengecek rumah baru mereka mereka.
Gundrik berlari dengan semangat kearahku, dia terlihat lucu. Bagaimana bisa orang tua yang sudah dengan jenggot panjang berkepala botak berlari seperti seorang anak-anak.
"Tuan muda, alat yang anda minta sudah jadi dan kiri berada ditengah ladang kita untuk kita tes. Lihatlah, saat aku meletakkannya disana memasukkannya ke sumur bor, alat itu dengan mudah memompa air dari tanah" Dia menunjuk kearah Kincir angin yang tengah berputar ditangah ladang pertanian.
"Tidak biasanya ayah bertingkah menjijikkan seperti itu" Guman anak dekat Marsel.
"Ayo kita lihat" Ajakku.
Ini bekerja dengan sempurna, dengan bantuan dari Kincir angin bisa membantu untuk memompa air dari dalam tanah. Dengan memanfaatkan putaran dari 'Sekrup Archimedes' dan mata air yang lumayan dangkal ini, memudahkan air untuk dipompa keatas.
Kadar garamnya juga tidak terlalu tinggi, yang berarti air ini sudah tidak terkontaminasi dengan air laut. Ini sudah bisa digunakan untuk menyirami lahan tanaman. Dengan alat ini bisa menghemat tenaga dan waktu untuk mengambil air dari tempat yang jauh dan juga bisa memaksimalkan kebutuhan air.
"Gundrik, kamu telah bekerja kali ini. Kamu membuatku sangat kagum."
"Terima kami tuan, tetapi tampa bantuan dari putraku ini, mungkin aku tidak bisa menyelesaikannya sendirian"
Dia mendorong pelan anaknya dan berbisik menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
"Tuan muda, perkenalkan nama saya Rendi berusia 15 tahun dan merupakan putra dari Pak Gundrik"
Dia memiliki umur selisih satu tahun denganku. Karena dia adalah putra Gundrik jadi aku perlu menjadikannya sedikit istimewa. Mengasah bakat anak muda itu sangat diperlukan mulai sekarang.
(Mulai dah jiwa kakek kakeknya muncul)
"Terima kasih atas bantuanmu, aku merasa sangat terbantu atas kerja keras ayahmu dan dirimu."
Setelah itu aku berkeliling untuk mengecek semua tanaman yang baru saja ditanami. Ini terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Dari kejauhan ada Zephyr dan Lian sedang melambaikan tangan.
"Kakakkk... " Teriak Lian kamudian berlari kearahku.
"Kak.. Aku baru saja menanam banyak sekali sayuran disana bersama kak Zephyr. Aku sangat lelah sekali"
"Yaudah, mungkin kamu lelah. Mari kita beristirahat kemudian pulang ke rumah baru kita"
"Rumah baru...?" wajahnya kebingungan.
"Hmmm... "
"Bagaimana keadaan disana Dik" Tanya Zephyr.
"Semua berjalan dengan baik, beberapa rumah sudah berhasil dibangun untuk beberapa orang"
"Begitu cepat" nadanya se dikit kaget.
"Iyya, seperti yang diharapkan kepada Korgo. Dia benar-benar seorang ahli"
...----------------...
Wilayah Timur, Kerajaan Garsun (kerajaan utara bagian tengah di Wilayah Timur).
Sosok berjubah sedang berjalan di pusat kota Kerajaan Garsun. Dia melihat sekeliling, melihat sesuatu yang dijual oleh pedagang.
Penampilan itu membuat siapa pun pasti tidak mengenalinya. Tapi sebenarnya, dia adalah Lumin.
Di sini tidak ada tanda-tanda perbudakan, berbeda dengan kota-kota di kerajaan lain yang masih sangat menormalisasikan perbudakan, terutama dari ras lain. Itu membuatku merasa lega saat ingin bersantai.
Lumin melihat salah satu toko mainan yang terbuat dari ukiran kayu. Dia kemudian menuju ke toko itu.
"Hmmm..."
Dulu saat aku berkeliling bersama Raka, dia sering kali melirik ke arah toko mainan, terutama mainan yang terbuat dari ukiran kayu.
(Raka: Woiii... Gua suka karena itu salah satu karya seni, bukan karena aku suka mainan, taiikk.)
Aku harus memberikan dia hadiah saat bertemu nanti. Mungkin dia akan sangat senang dan berkata: "Wahh, Kak... Makasih banyak atas mainannya, aku sayang Kakak."
Darah sedikit keluar dari hidung Lumin.
"Tuan... Apa Anda baik-baik saja?" ucap pemilik toko.
"Tidak apa-apa, Pak. Tolong, aku ingin beli ini," pinta Lumin sambil menunjuk figur kecil berbentuk kelinci.
Aku berharap dia menyukainya saat dia melihatnya.
•••
Lorong gang sepi dan gelap. Terlihat Lumin sedang berbicara dengan seseorang berjubah hitam sambil menundukkan tubuhnya.
"Boss... Aku sudah menemukan lokasi tempat yang Anda cari. Saya mendapatkan informasi dari bawahan saya kalau mereka biasanya mulai bekerja saat di malam hari di sudut kota, dan juga ada yang mengatakan kalau mereka biasanya dijaga ketat oleh beberapa tentara bayaran," ucap orang itu dengan nada pelan.
"Kalau begitu, kumpulkan orang-orang terpercayamu dan malam ini kita akan berpesta dengan mereka," perintah Lumin.
"Baik, boss."
Orang itu kemudian menghilang dalam sekejap.
Dia lumayan profesional dalam mencari informasi. Dengan adanya dia di pihakku, membuatku sedikit untung sehingga aku tidak perlu repot-repot mencari informasi dan bisa bersantai lebih lama.
•••
Dua hari yang lalu, sebelum Lumin bertemu dengan bawahannya.
Di sebuah bar, Lumin berjalan masuk. Di sana terlihat banyak sekali orang-orang yang meliriknya aneh karena penampilannya yang mencolok.
Salah satu kelompok merasa terganggu, dan bos kelompok mereka mulai bergerak menuju ke arah Lumin dan menahan bahunya.
"Hei, bro. Aku melihatmu. Kalau kau orang baru di sini, bukankah lebih baik memberikan sedikit rasa hormat padaku?"
Orang-orang terdiam dan merasa takut dengan bos dari kelompok itu. Tidak ada yang berani menegurnya, terutama pemilik bar.
"Hei, kenapa kamu diam saja? Apa aku perlu memberikan sedikit salam pertemuan padamu?"
Saat dia ingin melontarkan pukulan ke arah Lumin dari belakang, Lumin dengan sigap menghindar dan memberikan serangan balasan dengan tinju ke kepalanya hingga terbentur ke lantai.
Orang-orang yang menyaksikannya saling berbisik, kaget. "Apa-apaan dengan orang itu, mengalahkan bos tentara bayaran hanya dengan dua gerakan."
Orang di pojok dengan wajah dingin juga terlihat menikmati pertunjukkan itu. "Orang itu terlihat menarik," dalam hati.
Lumin lanjut berjalan menuju kasir bar dan mendapati penjaga toko yang terkejut saat dia ada di hadapannya.
"Pak... Tolong birnya, dengan sedikit alkohol," minta Lumin.
"Baik, Tuan..." jawab penjaga toko dengan tangan bergetar.
Orang yang baru saja mendapatkan pukulan merasa tidak terima atas perlakuan tersebut. Dia merasa sangat direndahkan. Melihat bawahannya merasa takut, sementara yang lain sedang menahan tawa melihatnya.
"Tidak bisa diterima... Beraninya kamu mempermalukanku."
Dia mengeluarkan sihir api dari tangannya dan mencoba mengarahkan ke Lumin yang sedang duduk tenang menikmati minumannya.
Pada saat itu, pisau kecil mengenai tangannya dan menempel ke lantai, hingga akhirnya kembali menghilang.
"Bawahan bodoh! Apa yang kamu lakukan pada bosku sendiri?" ucapnya sambil menahan sakit di tangannya.
Orang itu berkata sambil berjalan ke arah Lumin, "Bos katamu? Maaf, aku sama sekali tidak tertarik dengan orang lemah sepertimu."
"Kamu... Pengkhianat!"
Rombongan kelompok itu kemudian berkumpul menyelamatkan bos mereka dan langsung pergi keluar, meninggalkan pesan: "Aku akan melepaskanmu kali ini, tunggu saja."
Tetapi Lumin tidak menghiraukan ancaman itu.
Orang yang baru saja menyerang bos kelompok itu dengan pisau duduk di samping Lumin dan berteriak.
"Pak! Tambahkan dua gelas bir lagi!"
"Baik, Tuan," jawab penjaga bar.
Orang itu membuka percakapan, "Kamu bisa mengalahkan bos dari kelompok tentara bayaran itu dengan mudah. Aku juga baru melihatmu di sini, sepertinya ada tujuan dan maksud lain."
Lumin yang mendengar ucapannya itu merasa kalau orang itu sedang mencurigainya. "Aku hanya berjalan-jalan. Tidak ada maksud lain. Pergilah jika hanya itu yang kamu mau tanyakan."
"Berhentilah merasa canggung. Aku sangat mengenal tempat ini. Bukankah jika kita berteman, kamu bisa mendapatkan informasi yang kamu inginkan dengan mudah?"
Sepertinya dia tahu kalau aku saat ini sedang membutuhkan informasi yang aku cari.
"Berapa banyak uang yang kamu butuhkan?" tanya Lumin.
Dia tersenyum. "Uang? Maaf, saya tidak membutuhkan sesuatu seperti itu. Hanya saja... yang kubutuhkan adalah..."
itu typo ya, seharusnya seperti ini, aku ingin kita semua membangun sebuah desa di bagian sana atau belah sana
typo ya bang?
emosi nya masih belum terasa, itu membuat pembaca belum menghayati dan mengikuti alur secara mendalam. juga pacing nya terlalu cepat, transisi pergantian tempat dan juga suasana masih terlalu tiba-tiba, dari sampai, antri tiket, sampai gudang, dan juga pergantian siang ke malam terlalu tiba-tiba... jadi tambahkan sedikit emosi dibagian awal cerita agar pembaca memiliki kesan pertama yg bagus, juga pacing yang sedikit di perpanjang