NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 — Di Antara Dua Tangan yang Terulur

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian dua manusia yang tengah terhanyut dalam pikiran masing-masing. Nadira, yang posisinya lebih dekat ke arah pintu, melangkah lebih dulu untuk melihat siapa yang datang ke vila mereka, sementara Rakha menyusul dari belakang.

Tidak pernah mereka duga bahwa saat pintu terbuka, Galendra-lah yang berdiri di sana—dan tanpa aba-aba, ia langsung memeluk tubuh Nadira. Perempuan itu terdiam mematung, tidak siap menerima pelukan mendadak itu. Sementara itu, Rakha yang berdiri di belakang hanya bisa menatap dengan tubuh mendadak kaku.

“Aku sudah lama mencari kamu, Nadira,” ucap Galendra lirih, sesaat setelah memeluknya.

Refleks, Nadira menoleh ke belakang, ingin melihat reaksi Rakha saat dirinya tiba-tiba dipeluk Galendra seperti itu. Saat mendapati Rakha memalingkan wajah, Nadira buru-buru melepaskan pelukan itu.

“G-Galen, sedang apa kamu di sini?” tanya Nadira dengan suara kikuk. Tanpa sadar, tubuhnya melangkah mendekati Rakha—bahkan nyaris bersembunyi di balik lelaki itu.

Rakha yang menyadari Nadira berdiri sedikit lebih dekat seolah meminta perlindungan, menoleh cepat ke arahnya. Tatapannya hanya sebentar, namun cukup untuk menangkap kegelisahan di mata Nadira. Lalu, ia kembali menghadapkan tubuhnya ke lelaki di depan mereka.

“Kita perlu bicara, Nadira,” ucap Galendra, suaranya tenang tapi tegas. Ia mengabaikan pertanyaan Nadira sebelumnya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Rakha, suaranya terdengar tenang tapi tegas. Ia menatap Galendra tanpa berkedip, seolah menyampaikan isyarat diam—kalau ada yang ingin dikatakan pada Nadira, maka itu harus melewati dirinya terlebih dulu.

Galendra hanya menoleh sekilas pada Rakha. Ia tidak datang untuk beradu argumen, bukan pula untuk menjelaskan dirinya pada siapa pun selain Nadira. Tujuannya jelas: menemui Nadira, menjelaskan semuanya, dan membicarakan tentang pernikahan mereka.

"Nadira, apa pun yang Keira bicarakan padamu, dia hanya masa lalu yang tidak berarti apa-apa," ucap Galendra, nadanya penuh keyakinan meski keberadaan Rakha di antara mereka menjadi penghalang yang tidak bisa diabaikan.

Nadira kembali menoleh pada Rakha. Entah mengapa, satu-satunya yang kini memenuhi pikirannya bukanlah Galendra atau apa yang ingin dikatakannya—melainkan Rakha. Ia takut, bukan karena Galendra berdiri di hadapannya, melainkan karena kemungkinan bahwa Rakha akan merasa terganggu, atau lebih buruk lagi—cemburu.

Tangannya bergerak refleks, menggenggam erat bagian bawah kaos hitam yang dikenakan Rakha. Seolah pegangan itu bisa melindunginya, atau setidaknya menahannya untuk tidak runtuh.

"Kita perlu bicara empat mata," ulang Galendra, kali ini lebih mendesak. Tangannya terulur, hendak meraih tangan Nadira.

Namun belum sempat jari mereka bersentuhan, Rakha lebih dulu bergerak. Dengan cepat dan tegas, ia menepis tangan Galendra.

"Bicara di sini kalau memang ada yang ingin Anda bicarakan!" ucap Rakha, suaranya dalam dan penuh penekanan.

"Ini tidak ada urusannya dengan Anda!" balas Galendra, nadanya tidak kalah tajam dari Rakha. Sorot matanya menyiratkan bahwa ia tidak akan mundur begitu saja.

Ia tahu ada sesuatu di antara Nadira dan pemuda yang kini berdiri melindunginya—anak dari bos calon istrinya. Galendra sudah mencium keanehan sejak kejadian di jalan waktu itu, saat mobil Rakha menyalip dengan cara yang terlalu pribadi untuk disebut kebetulan.

Dan kini, cara Nadira menggenggam kaos Rakha… cara Rakha berdiri tegak seperti benteng di depannya… semua seakan membenarkan kecurigaannya. Belum lagi foto-foto yang Keira bawa ke kantornya, foto kemesraan mereka.

"Urusan Nadira urusan saya juga!" balas Rakha, matanya menatap tajam, tak sudi mundur sedikit pun.

Galendra tertawa mendengarnya. Bukan tawa bahagia, tapi tawa getir yang terdengar seperti ejekan. Perkataan itu benar-benar lucu baginya—terlalu lucu sampai membuat dadanya bergetar karena emosi yang ditahan.

"Nadira calon istri saya, Anda hanya anak bosnya!" ucap Galendra, kini mulai meninggikan suara. Amarahnya mulai menyeruak, tak lagi bisa ditutupi dengan ketenangan palsu.

Pada awalnya, ia bisa bersikap lembut kepada Nadira. Bahkan saat tahu Nadira menghilang dan tinggal satu vila dengan lelaki lain, ia masih bisa menahan diri. Tapi kelembutan itu tidak berlaku untuk Rakha. Tidak untuk lelaki yang dengan berani mencampuri urusan mereka.

"Tadinya memang Nadira calon istri Anda, tapi Nadira sudah tidak menginginkan pernikahan itu!" Rakha membalas, kali ini dengan teriakan lantang. Tidak ada lagi batas kesabaran.

Napas Rakha dan Galendra memburu, dada mereka naik-turun oleh amarah yang belum sempat diledakkan. Keduanya sudah berdiri terlalu dekat, terlalu tegang, dan hanya selangkah lagi dari adu tangan.

Beruntung, Nadira lebih cepat bereaksi. Ia melangkah maju, berdiri di antara keduanya, meski tubuhnya sedikit gemetar.

"Berhenti, kalian berdua!" serunya, mencoba terdengar tegas. Ia tidak ingin menjadi alasan dua lelaki itu bertengkar, apalagi saling melukai. Bukan seperti ini caranya menyelesaikan segalanya.

Namun tidak berselang lama, Rakha menarik tangannya dengan lembut. Tatapannya tetap mengarah ke Galendra, namun sikapnya terhadap Nadira berubah seketika—lebih tenang, lebih melindungi.

"Kamu di sini saja, di belakang aku," ucap Rakha pelan. Nada bicaranya jauh lebih lembut dibanding saat ia bicara dengan Galendra tadi.

"Cih!" Galendra mendecih, matanya menyipit penuh amarah saat melihat bagaimana Rakha begitu melindungi Nadira.

Padahal ia datang bukan untuk bertengkar. Ia hanya ingin bicara. Ingin menjelaskan—tentang Keira, tentang segalanya yang mungkin membuat Nadira ragu untuk melanjutkan pernikahan mereka. Tapi kenyataannya, Nadira berdiri di sisi lain. Di sisi lelaki itu.

"Nadira, kamu seharusnya berlindung di belakang aku. Bukan dia," ucap Galendra, emosinya memuncak sampai ia menunjuk wajah Rakha tanpa ragu.

Namun Rakha langsung menepis tangan Galendra dengan sigap, matanya membara menahan amarah yang hampir tidak terbendung.

"Jangan seperti ini, aku mohon," ucap Nadira, suaranya nyaris bergetar. Mata Nadira bergantian menatap dua lelaki yang sama-sama menegang.

Permintaan sederhana itu cukup untuk membuat keduanya menahan diri. Nafas mereka masih berat, tapi tidak lagi saling menerjang.

Rakha perlahan menoleh pada Nadira, sorot matanya melunak. Ia mengangkat tangannya, membelai wajah Nadira yang kini menunjukkan ekspresi takut dan cemas.

"Maaf kalau aku membuat kamu takut," bisiknya lembut, begitu pelan hingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.

Nadira menahan tangan Rakha yang masih membelai wajahnya. Jemarinya menggenggam pergelangan tangan lelaki itu seolah ingin menyampaikan bahwa dirinya baik-baik saja, bahwa ia masih butuh Rakha di sisinya. Nadira lalu mengangguk pelan, tanpa berkata apa-apa.

Galendra melihat semua itu. Sorot matanya menajam, namun ia tidak lagi meledak. Hanya mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, berusaha keras menahan amarah yang membakar dada. Ia tahu, jika ia marah lagi, Nadira hanya akan semakin takut.

"Aku minta maaf, tapi kita perlu bicara, Nadira," ucap Galendra, suaranya ditahan agar tetap terdengar tenang. Ia memilih kata-katanya dengan hati-hati, mencoba bicara selembut mungkin.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!