NovelToon NovelToon
Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:274.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itta Haruka07

Kelahiran bayi hasil pengkhianatan tunangan dan adiknya, membuat Nara merasakan puncak kehancuran. Rasa frustrasi dan kecewa yang dalam membuat Nara tanpa sengaja menghabiskan malam dengan seorang pria asing.
“Aku akan bertanggung jawab dan menikahimu.” -Daniel Devandra Salim
“Menikah dengan pria asing? Apakah aku bisa bahagia?”
“Seluruh kekayaanku, akan kugunakan untuk membahagiakanmu.”
Dalam pernikahan yang dikira menjadi jalan bahagia, Nara justru menemukan sebuah fakta yang mengejutkan tentang Devan yang tidak pernah dia sangka. Di saat yang sama, ipar alias mantan tunangannya mencoba meyakinkan Nara bahwa dia hanya mencintai wanita itu dan menyesal telah mengkhianatinya.
Akankah Nara berhasil mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahannya dengan Devan?
Ataukah dia mengalami kegagalan dan kembali pada mantannya?
*
*
Follow IG @ittaharuka untuk informasi update novel ini ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Setelah menutup telepon, Devan terlihat lesu. Wajahnya pucat, bahu-bahunya tampak merosot.

Nara, yang kini sudah duduk kembali di sofa, menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Ia mencoba menyentuh tangan Devan, jari-jarinya ragu-ragu mendekat. Namun, sebelum sentuhannya sampai, Devan tiba-tiba menarik Nara ke dalam pelukannya. Pelukan yang erat dan hampir mencekik.

“Aku … aku butuh energimu, Nara,” bisik Devan, suaranya hampir tak terdengar. Suaranya terdengar lemah, tetapi ada desakan yang kuat dalam pelukannya.

Nara tertegun sejenak. Kejadian ini sudah berulang beberapa kali. Devan yang tiba-tiba lemas, lalu meminta energi darinya dengan pelukan yang erat. Kecurigaannya semakin menguat. Ia mencoba melepaskan diri, tetapi pelukan Devan terlalu kuat.

“Dev,” suara Nara bergetar, “ada apa sebenarnya? Ceritakan padaku.” Ia mencoba berbicara dengan suara yang tenang, tetapi ada getaran kecemasan dalam suaranya.

Devan tetap diam, hanya semakin mengeratkan pelukannya. Tubuhnya gemetar, menunjukkan betapa lelah dan terbebaninya ia.

Nara bisa merasakan getaran tubuh Devan yang menunjukkan kelelahan yang luar biasa. Namun, di balik kelelahan itu, Nara merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang disembunyikan Devan.

Pelukan itu terasa menyesakkan, tetapi Nara tetap berusaha untuk tenang. Ia tahu, ia harus menemukan jawabannya sendiri. Rasa penasaran dan keinginan untuk menyelidiki semakin membara dalam hatinya. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Devan, dan apa yang disembunyikannya. Ia harus menemukan kebenarannya, secepatnya.

**

**

Hari-hari berlalu. Nara terus berusaha menyelidiki, mencoba mencari petunjuk tentang perubahan perilaku Devan di kantor. Ia bertanya kepada rekan kerjanya tentang Devan, memeriksa jadwal kerja Devan, bahkan sampai diam-diam mengikuti Devan dari kejauhan.

Namun, semua usahanya sia-sia. Devan tampak seperti biasa, ramah, dan profesional. Tidak ada yang mencurigakan. Keraguan mulai muncul dalam benaknya. Mungkin, pikirnya, ia terlalu berlebihan. Mungkin Devan memang hanya kelelahan dan ia terlalu banyak berpikir.

Suatu pagi yang cerah, Nara menunggu Devan di meja makan. Aroma kopi yang harum, beberapa potong croissant buttery yang hangat, dan sekeranjang buah beri segar tersaji di meja. Ia sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, sebuah tanda kasih sayang yang sederhana, tetapi dilakukan dengan tulus.

Devan keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Rambutnya disisir dengan rapi, dan jasnya menggantung di lengan, tetapi dasinya masih belum terpasang dengan sempurna.

Melihat Devan yang tampak segar, Nara merasakan sedikit ketenangan. Ia mendekat, jari-jarinya dengan lembut mengikat dasi Devan, sebuah sentuhan kecil yang menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

“Karena kamu, aku jadi terbiasa bangun dan sarapan lebih pagi, Sayang,” kata Devan sambil tersenyum, tetapi ada sedikit keluhan dalam suaranya. “Kamu selalu berangkat terlalu pagi.”

Nara tersenyum, menyesuaikan dasi Devan. “Aku hanya karyawan biasa, Dev,” jawabnya, suaranya lembut. “Bukan CEO seperti kamu. Kalau saja aku kerja di tempatmu, mungkin aku punya privilege untuk datang terlambat, barengan sama kamu.”

Devan langsung menyela, “Tidak masalah bangun pagi, Sayang,” katanya, suaranya sedikit tegang. “Daripada kita satu kantor dan harus mendengar banyak gosip.”

Dalam hatinya, Devan merasa khawatir. Ia takut Nara akan mengetahui keanehannya, merasa takut melihatnya dan mungkin akan meninggalkannya.

Nara tersenyum, mengetahui bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Devan. ‘Nanti sajalah aku beritahu dia. Mungkin, setelah kami melakukan hubungan suami istri, dia akan lebih bisa menerima dan nggak marah kalau aku bekerja di perusahaannya.’

“Hari ini kamu akan pulang seperti biasa atau terlambat?” tanya Nara, suaranya sedikit gugup.

“Mungkin akan sedikit terlambat,” jawab Devan.

Nara, dengan gerakan yang malu-malu, menarik dasi Devan, membuatnya duduk di kursi makan. Lalu, dengan gerakan yang tiba-tiba, ia duduk di pangkuan Devan, membuat pria itu terkejut.

“Kemarin aku sudah selesai datang bulan, Dev,” bisik Nara, wajahnya memerah. “Jadi, aku pikir nanti malam kita bisa … aku akan menunggumu pulang dan memakai gaun terbaik. Kamu suka warna apa?”

Devan tampak gelagapan. Ia meraih segelas air di meja, dengan tangan yang tampak sedikit gemetar.

Nara tidak beranjak dari posisinya. “Ada apa?” tanyanya, suaranya lembut, tetapi dipenuhi rasa ingin tahu.

Devan hanya tersenyum canggung. “Nggak apa-apa,” katanya, suaranya sedikit terbata-bata. “Terlalu kaget aja.”

Nara tersenyum, lalu kembali ke tempat duduknya. Mereka memulai sarapan, tetapi suasana di antara mereka terasa berbeda. Ada ketegangan yang terselubung, antisipasi yang menggantung di udara. Rahasia Devan masih tersimpan rapat-rapat, tetapi Nara semakin dekat untuk mengungkapnya.

**

Nara terpaksa lembur untuk menyelesaikan laporan keuangan. Janjinya untuk pulang awal pada Devan terpaksa ia langgar. Untungnya, suaminya itu selalu pengertian dan tidak pernah mempermasalahkan kesibukannya. Namun, rasa bersalah tetap menggerogoti hatinya.

Saat hendak pulang malam, Nara memasuki lift yang kosong. Ia masih asyik berbalas pesan dengan Anya, sahabatnya, dan tanpa sadar lift berhenti di lantai atas. Seorang pria berjas mahal masuk, membelakangi Nara. Pria itu berbicara keras di telepon, suaranya dingin, tegas, dan penuh otoritas—berbeda dengan suara Devan yang Nara kenal.

Aroma parfum yang familier, mirip dengan parfum Devan, tercium. Aroma itu membuat Nara tersenyum simpul, merindukan sentuhan suaminya.

Saat lift bergerak turun, pria itu berbalik. Nara melihat wajahnya dengan jelas. Itu adalah Devan, tetapi bukan Devan yang ia kenal.

Wajah pria itu tampak lebih tegas, tatapannya jauh lebih tajam dan dingin, dan ada aura gelap yang mengelilinginya. Pria itu—Bara—menatapnya sebentar, lalu kembali memalingkan wajahnya, menunjukkan ekspresi dingin dan tidak ramah.

“Dev …” Suara Nara terdengar berat dan serak, dipenuhi oleh ketakutan yang tiba-tiba membanjiri dirinya.

Devan—atau lebih tepatnya, Bara—mematikan teleponnya dengan sepihak. Ia mendekati Nara, langkahnya cepat dan pasti, hingga Nara terpojok di sudut lift.

“Nara!” serunya, suaranya rendah dan bergetar, tetapi dipenuhi amarah. Matanya melotot, menunjukkan kemarahan yang terpendam. “Kenapa kamu di sini?” tanyanya dengan suara tajam seperti pisau.

Dia tidak tahu bahwa Nara bekerja di perusahaannya, dan larangannya untuk mendekatinya di kantor tampaknya telah dilanggar.

“Aku … aku baru pulang lembur,” jawab Nara, suaranya gemetar. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya.

Lift tiba di lantai dasar. Pintu terbuka, menawarkan kesempatan untuk Nara melarikan diri. Namun, sebelum Nara sempat bergerak, Devan—Bara—dengan cepat menekan tombol lantai atas, lantai tempat ruangannya berada.

Pintu lift kembali tertutup, menjebak Nara bersama Bara dalam ruang sempit yang penuh dengan ketegangan. Nara semakin ketakutan, tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Tenang, nanti ditolongin emak² di sini, Nara 😙 like, komennya, jangan lupa 💋

1
🌹Lala Po🌹
terlalu banyak kata "menunjukan"
Kasandra Kasandra
kpn up lg kak
Rosy
kalau di depan orang manggilnya mas tapi kalau lagi berduaan manggilnya my hunny bunny sweety 🤣🤣✌️
Rahma Inayah
setlhnsekian lama akhirnya up jg .Endra mencintai renatq kern nafsu BKN cnt
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nah kan, gegara disinggung nih jadi kangen Bara😒
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Dihh, pagi² dah mesumm aja kamu Dev/Facepalm/
宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 )
gx papa Bara muncul, aku mah rindu ama Bara ku....🤭🤭🤣🤣🤣🤣
宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 ): kan, Tanpa Bara bagai sayur kurang garam........🤭🤭😂😂😂😂😂😂
total 4 replies
AstutieEcc
hubby😍😍😍
🍒 ig@ittaharuka 🍒: ihhhh lucuu 🤭🤭🤭
total 1 replies
vivinika ivanayanti
Hallo Kak ....kangen banget lah....😍😍😍
宣宣( 𝓧𝓾𝓪𝓷 𝓧𝓾𝓪𝓷 ): iya kak dah jumpa 😊😊😊
total 4 replies
Kasandra Kasandra
lah.. outhor skli nonggol critanya mau tamat saja🤦‍♀️
🍒 ig@ittaharuka 🍒: udah agak² lupa soalnya Kak 😂😂
tenang, nanti ketemu lagi di cerita baru yak, kenalan sama Rhea sama baby Niel 🤭🤭
total 1 replies
enur 🍀⚘
holla juga kak , untung lihat story di sebelah , jadi langsung meluncur ke sini 🤭 panggilan ny apa y ??🤔 gimana jika manggil sayang aj 🥰 sesuatu hasil dari merebut emang biasa ny tidak akan bertahan lama sih 🤧
enur 🍀⚘: hahaha 💃💃
total 7 replies
Sri Rahayu
lama nunggunya Thorr....kirain ga dilanjutin 🤭🤭🤭.....mestinya Nara panggil Devan sayang atau honey, jgn panggil nama....ditunggu lanjutan nya.😘😘😘
🍒 ig@ittaharuka 🍒: lanjut dong, Insya Allah ini lagi ngerjain buku baru Kak makanya yg Devan ini mau aku tamatin 🤭🤭
total 1 replies
Kasandra Kasandra
udah 1 bln lo.. knp critanya ndak di lanjut
🍒 ig@ittaharuka 🍒: wkkkkk ini baru apps entoonnya Kak, 🙊🙊
tenang tuh udah update 🤭🤭
total 3 replies
AstutieEcc
yuhhhhhuu gas terusss sampai positif /Drool//Determined//Determined//Determined//Determined/
AstutieEcc
agak bingung sihh kak, tapi bikin penasaran 😄
AstutieEcc
masih penisirin🤣
AstutieEcc
tabok aja thor🤣
AstutieEcc
kayak mau nyaleg bang Devan, tebar janji🤣🤣🤣🤭🤭
AstutieEcc
setelah sekian purnama merindu karya2 kak itta, akhirnya terbit juga/Drool/
selalu bagus, sayang baru tau kalau ada karya baru🙏 setelah bolak-balik buka profil kakak
tetap semangat ya thor/Drool//Angry//Determined//Determined//Determined/
🍒 ig@ittaharuka 🍒: mamacih Kak, masih ada 1 lagi karya terbaru, tapi belum sempat update rutin Kak 🤭🤭
total 1 replies
Kasandra Kasandra
knp ndak up lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!