NovelToon NovelToon
Janda Satu Malam

Janda Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: My Choki

Karena salah paham saat mendengar percakapan Ayahnya tentang pelaku yang terlibat dalam kecelakaan Kakeknya saat dia.masih kecil sehingga membuat seorang pemuda bernama lengkap Arishaka Narendra membalaskan dendamnya kepada seorang gadis bernama Nindia Asatya yang tidak tahu menahu akan permasalahan orang tua mereka di masa lalu.

Akankah Nindia yang akrab di sapa Nindi itu akan memaafkan Shaka yang telah melukainya begitu dalam?

dan Bagaimana perjuangan Shaka dalam meluluhkan hati Nindia gadis yang telah ia sakiti hatinya itu!

Mari kita simak saja kisah selanjutnya.

Bijaklah dalam membaca mohon maaf bila ada nama tokoh atau tempat yang sama. semua ini hanya hasil karangan semata tidak untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Choki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasib yang malang!

Hari berlalu, sudah dua hari setelah kejadian dimana dirinya di sidang oleh Cici San-san. Dan juga kejadian dimana Rani mulai melakukan tindakan yang menunjukkan akan ketidak sukaannya terhadap dirinya. Hari ini Nindia bangun seperti biasa. Mandi sekalian menyeduh Mie instan untuk sarapannya.

Tidak perlu lama-lama bagi Nindia mandi. Cukup 15 menit saja sudah keluar dari kamar mandi. Di dapur masih sepi, tidak ada yang memasak atau melakukan kegiatan apapun.

Hari ini Nindia mengenakan celana kulot dengan atasan kaos yang awalnya longgar namun kini sedikit ngepres body. Sehingga begitu nampak perubahan dari tubuhnya. Nindia berniat jika sudah gajian nanti akan pergi membeli beberapa potong pakaian yang berukuran lebih besar dari ukuran yang sebelumnya.

Nindia l segera membawa cup mie instannya menuju kamarnya. sehari-hari dirinya kerap sarapan di dalam kamar. Sebab malu jika dilihat oleh tentangga kostnya. Malu jika mereka melihat menu makanannya. makanannya yang itu-itu saja. Hanya Mie instan kemasan cup tanpa nasi yang selalu menjadi sarapan dan makan malamnya.

Ya, sesusah itulah dirinya saat ini. Gajinya harus ia atur sebaik-baiknya. Untuk bayar kost. Dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Dirinya harus pandai-pandai menghemat uangnya dengan baik agar sampai pada gajian berikutnya.

Nindia mengkerutkan keningnya saat melihat Ibu kost ada di depan pintu kamarnya dengan beberapa penghuni kost lainnya. Dalam hati bertanya-tanya ada apa kah gerangan. Perasaan uang kost sudah dia bayar saat gajian beberapa hari lalu.

"Ada apa ya Bu?" Tanyanya sembari menatap orang-orang di hadapannya yang juga tengah menatapnya dengan berbagai ekspresi. Nindia sedikit heran saat menyadari tatapan orang-orang itu seakan mengulitinya sedemikian.

Ibu kost dan beberapa penghuni lainnya. Semuanya menatap Nindia dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Setelah itu terdengar bisik-bisik dari mereka. Yang entah apa, tetapi Nindia bisa menyimpulkan dari bahasa tubuh mereka yang seakan memandangnya penuh cela.

"Jadi benar, apa yang orang-orang katakan jika kamu ini wanita tidak benar?" Hardik Ibu kost seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Maksud Ibu apa?" Tanyanya heran karena yang belum mengerti apa yang di maksud Ibu kost tersebut.

"Alah! Sok polos lagi, padahal suhu tapi sok polos. Wajah polos dan tampang memelasnya ini tidak akan mempan sama saya. Kamu bisa aja menipu banyak orang. Tapi tidak dengan saya, saya tidak buta dan tidak bodoh seperti orang-orang yang sudah kamu tipu dan manfaatkan itu." lanjut Ibu kost tersebut

Kata-katanya pedas sekali di telinga.

"Maaf Bu, tapi saya benar-benar tidak tahu apa yang Ibu maksudkan. Dan saya juga tidak ada niat untuk menipu atau memanfaatkan orang lain!" Sahut Nindia yang masih belum mengerti dengan permasalahan yang ada.

"Baiklah, jika kamu tidak sadar diri. Biar saya tunjukkan di mana letak kesalahan kamu. " Sahut Ibu kost itu. Sementara para penghuni kost lain hanya menjadi penonton di belakang Ibu kost. Seraya berbisik-bisik tidak jelas.

"Kamu tahu kan, peraturan di kost ini? "

"Iya, saya tahu Bu."

"Kalau kamu tahu, seharusnya kamu tidak melanggar aturan yang telah saya buat dong! Dengan kamu menjadi wanita... Ya, wanita murahan yang menjual dirinya. Dan sekarang hamil tanpa suami. Kamu pikir kami ini buta? Sehingga tidak bisa membedakan mana wanita baik-baik dan mana wanita murahan. Yang hobinya menjual diri. Dengan berkedok kerja di Toko dan makan mie instan. " Ucap Ibu kost panjang lebar.

Degh!!

Rasanya sakit sekali mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut wanita paruh baya itu.

Membuat Nindia menahan nafas dengan semua tuduhan yang di lontarkan pemilik kost tersebut.

"Maaf Bu, Tapi saya bukan wanita yang seperti Ibu katakan tadi. Saya memang benar-benar bekerja di Toko kok. Bukan menjual diri." Ucap Nindia yang membantah tuduhan Ibu kostnya yang mengatakan jika dirinya wanita tidak benar.

"Jadi menurut mu. Hamil tanpa suami itu wanita baik-baik. Begitu?" Tukas Ibu pemilik kost itu.

"Saya, saya memang hamil. Tapi bukan berarti saya wanita seperti yang Ibu tuduhkan tadi. Saya hamil karena,,,,,,"

"Karena kamu adalah wanita murahan yang hamil tanpa status. Kamu juga pasti bingung kan, siapa Ayah dari janin yang kamu kandung itu." Lanjut Ibu kost yang terkenal bermulut Cabe itu.

"Sudah Bu, ini bule emang dari awal disini sudah mencurigakan. Lebih baik Ibu usir saja dia dari sini. Daripada kita sial berjamaah. " Sahut salah satu penghuni kost itu. Mengompori

"Bu, tolong jangan usir saya dari sini. Saya bisa jelasin ke Ibu kalau saya itu bukan hamil tanpa status. Saya,,,,"

"Halah! Gak usah di dengar Bu, orang begitu itu memang selalu punya alasan untuk ngeles." Sahut yang lainnya lagi seraya menatap jijik pada Nindia.

"Iya Bu, memang udah gak benar, seorang Bule masuk ke sini. Pasti ada apa-apa nya. Mana ada Bule yang lurus kan!" Timpal yang lainnya lagi. Semakin menbuat Nindia tidak bisa berkata-kata. Cup mie instan di tangannya sudah mulai dingin. Mienya pun sudah berubah bentuk.

"Iya! Kamu harus pergi dari sini sekarang juga!. Saya tidak sudi kost-kostan ini di kotori oleh orang seperti kamu." Ucap Ibu kost tersebut.

"Nggak bisa begitu Bu, tolong saya! Lagian kan saya baru saja bayar uang sewa untuk perpanjangan. Setidaknya beri saya waktu sampai batas sewa saya disini habis." Mohonnya yang kebingungan jika di usir saat ini juga. Hendak kemana ia pergi.

"Tidak bisa! Kamu harus keluar dari kost-kostan saya. Soal uang perpanjangan sewa, hangus!. Karena kesalahan terletak pada dirimu. Bukan pada saya. Anak-anak keluarkan semua barang-barangnya!" Jawab Ibu kost. Seraya memberi perintah kepada penghuni kost yang sejak tadi sudah berdiri di dekat pintu kamarnya.

"Bu, jangan seperti ini, saya bisa menjelaskan semuanya. Tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskannya!" Ucap Nindia lagi mencoba untuk mencegah orang-orang yang akan mengeluarkan barang-barangnya.

"Keluarkan semuanya!. Yang lain juga saling bantu . Kita harus segera mengusir bala bencana ini. Kost-kostan ini harus bersih dari hama seperti dia." Tukas Ibu kost lagi tanpa belas kasih.

Nindia pasrah semua barang-barangnya yang tidak seberapa itu di lempar keluar oleh teman-teman kostnya.

Tidak ada yang bisa ia lakukan. Yang bisa ia lakukan hanya memunguti semua pakaian dan barang-barang lainnya yang sudah di lempar asal oleh Ibu kost beserta antek-anteknya kemudian memasukannya kedalam koper miliknya.

Entah siapa yang telah melaporkan keadaanya pada Ibu kost. Selain teman-teman kerjanya tidak ada yang tahu jika dirinya tengah mengandung.

kecuali Luna. Tapi Nindia yakin jika ini adalah perbuatan Luna. Sebab wanita itu sangat baik terhadapnya.

Nindia tidak bisa menahan air matanya yang luruh begitu saja tanpa bisa di cegah. Rasa lapar di perutnya kini tidak di rasa lagi. Berganti dengan rasa sakit hati di perlakukan seperti seonggok sampah yang tidak berarti di mata orang-orang suci di dunia ini.

Bahkan untuk melakukan pembelaan pada dirinya saja tidak di beri kesempatan. Mereka main hakim sendiri tanpa mau mendengarkan penjelasan darinya. Ya, nasibnya mungkin sudah seperti ini. Selalu di pandang rendah oleh orang lain.

Nindia menyeret koper nya meninggalkan kost yang telah menjadi tempatnya berteduh selama sebulan lebih itu.

"Pergi sana, cantik-cantik kok jual diri."

"Ah! Nggak usah heran, jaman sekarang mah. Apalagi yang tampang bule kek dia, sudah pasti akan memanfaatkan kecantikannya untuk menggaet om-om."

Begitulah kalimat yang mengiringi langkahnya hingga keluar dari area kost-kostan itu. Nindia berjalan dengan pikiran tak menentu. Tak tahu sekarang harus kemana kakinya melangkah. Uang di tangan tinggal sedikit usai menbayar uang perpanjangan sewa dan membeli beberapa keperluan lainnya.

Mana cukup untuk membayar kost yang baru. Nindia benar-benar kalut. Hendak kemana membawa langkah yang terseok-seok tanpa uang yang cukup untuk mencari kos'tan baru.

Sebentar lagi sudah waktunya masuk kerja. Namun Nindia masih berada di jalanan dengan tujuan tak menentu. Jika dirinya membawa barang-barang ke Toko. Itu bukan solusi yang baik.

"Bu, Nindi harus kemana? aku nggak punya uang untuk mencari kost yang baru." Lirihnya nya sembari tetap berjalan mengabaikan tatapan bertanya-tanya dari orang-orang yang ia lewati.

"Maaf Pak, apa boleh saya menitipkan barang-barang saya disini? Saya harus bekerja sekarang, tapi belum dapat kost! Rencananya saat saya pulang kerja, baru saya mencari kost-kostan lagi. " Nindia berucap sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dengan harapan Bapak penjaga TPU itu mau bermurah hati membantunya.

"Neng, ini yang sering datang kemari kan?" Tanpa bapak penjaga makam itu. Yang merasa familiar dengan wajah Nindia yang setiap libur selalu mengunjungi makam Ibunya.

"Benar sekali Pak!"

Ya, Nindia akhirnya memilih mendatangi TPU dimana makam sang Ibu, dan menitipkan barang-barang nya di pos jaga untuk sementara. Sebelum dia mencari kos'tan baru.

"Boleh Neng, simpan saja di dalam." Ucap penjaga makam tersebut ramah.

"Terima kasih banyak Pak, saya titip barang-barang saya ya pak. Nanti sore saya kembali ke sini lagi." Tukasnya dengan perasaan lega. Sebab sang penjaga makam itu mau berbaik hati padanya.

"Sama-sama Neng. " Sahut Bapak penjaga itu.

Nindia akhirnya bisa berangkat kerja dengan perasaan sedikit tenang. Walaupun mungkin ini sudah terlambat. Tetapi tidak apa-apa, dia akan meminta maaf nanti kepada Cici San-san dan teman-temannya. karena datang terlambat.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

1
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
KnuckleBreaker
Jleb banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!