NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita telah selesai

“Jika dalam rumah tangga tidak ada kebahagiaan dan hanya menyisakan kehampaan, apa yang harus dipertahankan.” Sebuah jawaban dari Luna membuat kedua orang tua Arindra menatap tidak percaya.

Bahkan kisah rumah tangga bersama dengan menantunya, yang dianggap baik-baik saja. Kini anaknya justru mendapat gugatan perceraian dari Luna.

“Apa anak ibu tidak memperlakukanmu dengan baik? Apa anak ibu juga telah menyakiti hatimu,” ucap sang mertua dengan beberapa spekulasi terhadap anaknya sendiri. Mengira jika Luna menutupi keburukan anaknya hingga lebih membela menantunya karena beliau percaya pada wanita yang sudah dianggapnya anak sendiri.

“Mas Arin begitu baik, bahkan kebaikan sampai-sampai tak mampu bisa aku balas.”

“Lalu kenapa kamu ingin berpisah dengannya jika tidak ada masalah?” Lagi, merasa jawaban dari sang menantu kurang tepat.

“Kita sudah tak saling cinta. Aku bosan dengan anak Ibu karena tidak seperti yang aku inginkan,” jelas Luna kepada mereka dan kata ‘bosan’ terpaksa ia ucapkan.

Nyatanya yang membosankan adalah takdirnya, di mana tidak memihak kepada Luna.

“Jahat sekali Luna, jika Arindra sudah memperlakukanmu begitu baik. Harusnya bersyukur mendapatkan—,”

“Itu sebabnya aku meminta pisah darinya. Agar dia bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku!” potong Luna dan langsung menyela ucapan sang mertua tanpa peduli ia berhadapan dengan siapa.

“Bu, jangan benci Luna, itu sudah menjadi keputusan kita!” timpal Arindra yang semakin tidak tahan dengan Luna.

“Kenapa kamu hanya diam, di mana letak harga dirimu sebagai lelaki? Sungguh aku merasa jika semua ini tak masuk akal!” pekik ibu dari Arindra. Berharap semua apa yang ia lakukan mendapatkan balasan baik, tetapi semuanya berantakan.

“Arindra, jawab ayah sekarang juga, apa kamu berselingkuh?” Kali ini yang bertanya adalah sang ayah. Meminta Arindra untuk berkata jujur tanpa ada sandiwara guna menutupi semua ini.

“Bu, mas Arin tidak pernah berselingkuh. Rumah tangga kita murni dengan alasan lain, bukan karena adanya orang ketiga!” Luna lagi-lagi berusaha menyangkal tuduhan yang diberikan mertuanya kepada sang suami.

Arindra yang hendak menjawab, berusaha untuk berkata jujur dengan retaknya rumah tangganya. yang dilakoninya bersama sang istri. Justru hal tak terduganya adalah, … Luna sudah lebih dulu menjawab dan menutupi semua kesalahannya.

“Lun, aku berdosa denganmu. Aku sudah melukaimu dengan begitu dalam, aku juga menolak pemberian Tuhan untukku.” Yang ada hanya tinggal penyesalan. Jauh di dalam hatinya jika benar-benar menyesal karena sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Laluna.

“Kalian sudah mengecewakan kita!” Kedua orang tua Arindra pun bangkit dari duduknya. Meninggalkan rumah sang anak dengan menelan sebuah kekecewaan.

“Bu, Ibu mau ke mana? Bu!” Arindra memanggil-manggil dan berusaha menahan sang ibu, tetapi itu tidak membuahkan hasil karena mereka tetap saja pergi.

Saat ini, hanya tinggal dua orang itu saja. Menatap lekat wajah Luna. Rasa canggung mulai menyelimuti hati dan pikiran Arindra, karena tidak tahu cara untuk memulainya.

“Ingat untuk mengurus berkas-berkas ke pengadilan. Aku lelah dan ingin tidur,” ucap Luna dan berniat masuk ke dalam.

“Lun, apa kita tidak bisa memperbaikinya?” Tiba-tiba saja Arindra berucap hingga Luna menghentikan kursi rodanya.

“Apa yang perlu diperbaiki. Semua sudah selesai dan kita sudah berada di garis akhir,” jawab Luna dengan wajah sendunya.

“Apa kita tidak bisa menjadi seperti semula? Menjadi suami istri tanpa adanya konflik.” Ucapan Arindra seketika membuat Luna menoleh.

“Apa kamu salah minum obat, Mas?”

“Dengan sadar aku mengatakannya, aku bisa berubah sedikit demi sedikit. Aku bisa melakukannya,” ucap Arindra dengan penuh keyakinan.

“Semua sudah selesai dan jangan mempersulitku kembali.” Jawab Luna.

Namun, lelaki yang masih bergelar suaminya itu pun bangkit dari sofa. Bersimpuh di bawah kaki Luna hanya untuk meminta sebuah kesempatan kedua.

“Lun, aku bisa meninggalkan Emi, aku bisa melakukannya asal kamu tidak meninggalkanku!” dengan nada sedikit memaksa, Arindra terus berusaha untuk menyakinkan istrinya.

“Aku pernah mencintaimu, aku pernah berkorban demi kamu. Namun, aku sadar bahwa selamanya kamu tidak akan melihatku, berhasil bangun dari mimpi buruk secara perlahan. Lalu dengan tidak punya malunya kamu menghalangi jalanku lagi,” ucap Luna dengan derai air mata yang tak lagi bisa ia tahan.

“Aku minta maaf, aku menyesal. Harusnya sedari awal semua ini tidak pernah terjadi,” balas Arindra.

“Apa artinya aku bagimu selama ini? Kamu hanya menjadikanku perisai hingga yang merasakan sakit itu aku. Sekarang luka itu perlahan mulai sembuh meski membekas karenamu!” seru Luna dengan perlahan mengusap air matanya.

“Aku akui aku salah, aku khilaf—.”

“Khilaf mana yang tak kamu sengaja! Bahkan hatimu saja tidak bisa berdamai dengan masa lalumu. Apa menurutmu gelas yang kamu lempar bisa kembali utuh?”

Keduanya larut dalam sebuah tangis. Ketika hati sudah lelah dan memilih untuk menyerah, tetapi Arindra membubuhkan sebuah luka lagi kepadanya.

Gelas yang pecah menjadi beberapa bagian. Tak akan mungkin bisa kembali seperti bentuk semula, begitu juga dengan Luna. Tubuhnya lelah, hatinya teriris oleh sembilu, bekas luka itu akan selamanya ada walau dirinya sudah berusaha berdamai dengan keadaan.

“Ampuni aku Lun, ampuni aku … sekarang aku tahu siapa orang yang berarti untuk hidupku,” ucap Arindra diiringi sebuah tangis penyesalan.

“Kejarlah apa yang ingin kamu kejar semenjak dulu, karena selama lima tahun ini aku sudah cukup bertahan denganmu, lelaki bergelar suami. Sayangnya hatimu sama sekali tidak bisa aku raih, maka izinkan aku pamit undur diri.”

Menangis dalam kepiluan, hanya dengan cara ini semua akan berakhir. Tak akan ada lagi yang melukai hatinya, membuatnya menangis selayaknya orang bodoh.

Arindra masih menangisi kebodohannya, sedangkan Luna memilih untuk pergi karena jika semakin lama maka rasa sakitnya akan makin terasa.

……………………………

“Bahkan aku tidak peduli jika dia adalah istri orang. Mengambilnya dari lelaki macam Arindra, aku pun bisa!” serunya dalam keadaan mabuk.

Waktunya berada di Indonesia akan segera habis. Namun, karena adanya sosok wanita yang mampu menghancurkan kerasnya hatinya. Kini justru dirinya malah terjebak oleh perasaannya sendiri.

“Lihat saja, aku pasti bisa mendapatkanku, aku pasti bisa!” Dengan setengah sadar, ia pun berucap dan terus melontarkan kalimat ‘jika wanita itu bisa ia dapatkan’ tidak peduli seberapa banyak pengorbanannya juga.

Sudah menghabiskan satu botol Whisky tetapi itu belum cukup dan hendak membukanya kembali. Namun, diurungkannya karena sebuah notif pada layar ponselnya.

“Sial!” umpat lelaki itu.

Satu botol Whisky menjadi sasarannya setelah membaca pesan masuk dari seseorang. Tidak mengira jika kepergiannya harus membawa kekecewaan, jika ia tahu akan berakhir seperti ini. Mungkin sebulan lalu tidak akan datang ke Indonesia.

“Apa aku harus pulang dengan tangan kosong? Sedangkan dia tidak memberiku kepastian,” gumamnya lagi.

Baginya, satu hal yang benar-benar membuatnya menyesal. Ia datang ke negri ini. Di mana harus dipertemukan dengan seseorang yang tak bisa ia dapatkan.

Mungkin lebih tepatnya kisah mereka terpisah dua negara. Meski tidak akan bisa mendapatkan hatinya, nama wanita itu akan dibawa sampai di Jepang.

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!