NovelToon NovelToon
Pernikahan Kilat Zevanya

Pernikahan Kilat Zevanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Zevanya memiliki paras yang cantik turunan dari ibunya. Namun, hal tersebut membuat sang kekasih begitu terobsesi padanya hingga ingin memilikinya seutuhnya tanpa ikatan sakral. Terlebih status ibunya yang seorang wanita kupu-kupu malam, membuat pria itu tanpa sungkan pada Zevanya. Tidak ingin mengikuti jejak ibunya, Zevanya melarikan diri dari sang kekasih. Namun, naasnya malah membawa gadis itu ke dalam pernikahan kilat bersama pria yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kisah pernikahan Zevanya? Lalu, bagaimana dengan kekasih yang terobsesi padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

SELAMAT MEMBACA

Ratna terpaku dengan pandangan kosong, melihat punggung anaknya yang semakin menjauh dan hilang.

Zevanya merasa tidak enak berada di situasi seperti ini, tetapi ia juga tidak bisa ikut campur antara urusan ibu dan anak. Akhirnya memilih diam dan mengikuti ketika suaminya menariknya pergi.

Tibanya mereka di teras rumah, keduanya bertemu dengan seseorang yang sama sekali Wira tidak harapan. Orang itu tak lain adalah Almira—istri dari Evrand.

"Varrel," gumam wanita itu, dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Lalu pandangan berpindah pada tautan tangan Wira dan Zevanya yang membuat hatinya menjadi panas. Ia bertanya-tanya, siapakah wanita yang bersama sang mantan kekasih?

"Ayo," ajak Wira pada Zevanya, melewati Almira dan sama sekali tidak menyapa wanita itu. Almira berbalik melihat kepergian keduanya, pandangan sinis wanita itu dilayangkannya pada Zevanya.

***

Zevanya memandang rumah di hadapannya dengan tatapan takjub. Halaman depan yang asri dengan rumput hijau yang tertata rapi, bunga-bunga dalam pot yang terawat dengan baik, serta satu pohon mangga yang menjulang kokoh di sudut halaman membuat suasana rumah terasa sejuk dan nyaman. Rumah dua lantai itu terlihat minimalis tetapi tetap elegan, dengan desain modern yang sederhana namun berkelas.

"Rumah siapa ini, Mas?" tanya Zevanya ketika Wira membuka pagar rumah tersebut. Awalnya, ia mengira mereka akan kembali ke rumah yang padat penduduk—rumah lama mereka.

"Tentu saja rumah kita," jawab Wira. "Aku sudah membeli rumah ini sejak lama. Memang tidak sebesar dan semewah rumah keluarga Sanjaya, tapi aku harap kamu nyaman di sini."

Zevanya menoleh ke arah Wira, senyumnya mengembang. "Tentu saja akan sangat nyaman," jawab gadis itu spontan, membuat Wira terkekeh kecil.

Wira menutup pintu pagar, lalu menggenggam tangan Zevanya sebelum mengajaknya masuk. Mereka berjalan beriringan menuju teras rumah. Begitu pintu terbuka, Zevanya melangkah masuk lebih dulu, dan sekali lagi matanya membulat kagum.

Interior rumah ini begitu nyaman. Warna netral mendominasi dinding, memberikan kesan luas dan terang. Perabotan yang ada tertata dengan rapi, tidak berlebihan, tetapi cukup untuk memberikan kesan modern dan elegan. Ruang tamunya dilengkapi dengan sofa empuk berwarna krem, meja kayu dengan desain minimalis, juga ada lukisan pemandangan yang tergantung dengan apiknya di dinding.

Zevanya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Rumah ini bukan hanya indah, tetapi juga terasa lebih hidup dibandingkan rumah keluarga Sanjaya yang besar dan megah tetapi terasa dingin.

"Mau lihat area dapur?" tawar Wira, menarik perhatian Zevanya.

Tawaran itu langsung disambut dengan anggukan penuh semangat. "Tentu saja!"

Zevanya hampir melupakan kericuhan yang terjadi beberapa jam lalu di rumah mertuanya. Saat ini, perasaan tidak nyaman itu tergantikan oleh antusias melihat rumah baru mereka.

Melihat ekspresi bersemangat di wajah istrinya, kembali membuat Wira terkekeh. Ia tak menyangka dapur bisa membuat istrinya begitu bersemangat. Mulut Zevanya sesekali terkatup lalu terbuka lagi, seolah ia terlalu takjub untuk berkata-kata.

Saat memasuki dapur, kekaguman kembali terpancar di mata Zevanya. Ruangan ini didesain dengan sangat apik. Backsplash marmer putih dengan semburat abu-abu menghiasi dinding, menciptakan kesan bersih nan elegan. Lemari dapur berwarna krem dengan pegangan emas memberikan sentuhan klasik yang mewah, sementara meja dapur berbentuk island di tengah ruangan memiliki permukaan granit hitam yang mengkilap.

Di salah satu sudut dapur, rak terbuka berisi berbagai bumbu dapur tertata rapi dalam toples kaca. Peralatan memasak tersusun di dinding dengan sangat teratur, mulai dari wajan, panci, hingga pisau-pisau yang siap digunakan.

Lampu gantung berbentuk bulat dengan cahaya kuning lembut tergantung di atas meja makan kecil yang berada di dekat dapur. Meja itu dihiasi dengan vas berisi bunga segar, memberikan sentuhan alami yang membuat suasana semakin nyaman.

"Wah, dapurnya bagus sekali, Mas!" seru Zevanya penuh kekaguman. Tangannya secara refleks mengelus permukaan meja dapur, merasakan tekstur halus dari granitnya. Lalu ia berjalan menuju kulkas yang ternyata telah diisi oleh bahan makanan.

Wira menyandarkan tubuhnya di pintu sambil memperhatikan Zevanya yang berubah mengernyit. "Setelah para pekerja membersihkan rumah, aku juga meminta mereka untuk mengisi bahan makanannya." Jelas pria itu, seolah dapat membaca pikiran Zevanya.

Zevanya menoleh dengan mata berbinar. "Ini luar biasa," ia tak berhenti berdecak kagum dengan semua yang dilihatnya.

"Tentu saja," jawab Wira dengan nada ringan. "Aku ingin kamu merasa betah di sini dan bebas melakukan apa saja yang kamu inginkan."

Zevanya terdiam sejenak, merasakan kehangatan menjalar di dadanya. Ia tidak menyangka pria di hadapannya ini akan sangat peduli terhadapnya. Meskipun pernikahan mereka tidak dimulai dengan rasa cinta, tetapi perhatian pria itu semakin hari semakin nyata. Membuat hati gadis itu bergetar, dan ia tentu tahu perasaan apa itu.

Ia mengalihkan pandangannya ke dapur sekali lagi, lalu tersenyum penuh harapan. "Bolehkah aku mencoba memasak sesuatu sekarang?" tanyanya penuh semangat.

Wira tertawa kecil, pria itu lantas menggeleng. "Untuk hari ini, Nyonya rumah istirahat saja. Biarkan suamimu ini yang memasak." Tentu saja Wira tidak akan mengizinkan, ia tahu Zevanya lelah bekerja seharian ini.

Wajah gadis itu tampak cemberut, Wira tidak tahan untuk terkekeh. Mengusap rambut Zevanya hingga berantakan, lalu menuntunnya menuju meja makan.

Setelah merasa Zevanya nyaman di kursinya, tangan Wira mulai cekatan membuka lemari dan menemukan berbagai peralatan masak yang tersusun rapi. Ia memilih beberapa bahan dari kulkas dan mulai mengolahnya dengan lincah.

Karena tidak dibiarkan membantu, Zevanya melipat tangannya di atas meja dan menyadarkan kepalanya di sana dengan posisi menyamping menghadap sang suami. Jika sedang memasak begini, entah kenapa pesona pria itu semakin bertambah. "Jadi, apa menu pertama di rumah baru kita?" tanya Zevanya dengan nada bercanda.

Wira tersenyum. "Bagaimana dengan ayam goreng bawang putih?"

Hah? Sejenak, gadis itu tanpa bingung karena baru mendengarnya. Ia juga belum pernah mencoba masakan ayam seperti itu.

"Ini masakan yang sedang viral," Wira memberitahu karena melihat wajah kebingungan Zevanya. Ia memasukkan beras yang telah ia cuci bersih ke dalam rice cooker. Lalu kembali pada ayam yang ia rendam karena sedikit membeku.

Zevanya mengangguk-angguk, gadis itu tidak sabar untuk mencoba hasil masakan suaminya.

Setelah semua hidangan tertata di atas meja, Wira mengambil posisi di dekat Zevanya. "Nasinya cuman sepiring, Mas?" tanya gadis itu hanya melihat satu piring nasi.

"Kita makan sepiring berdua," ujar Wira lalu memberikan alasan agar cucian piring kotor mereka sedikit, membuat Zevanya tidak bertanya lagi. Kini gadis itu sibuk mengagumi kelezatan masakan suaminya yang begitu memanjakan lidah.

Senyum di bibir pria itu tidak memudar, ia begitu senang Zevanya menyukai dan menikmati masakannya.

1
Eliermswati
wah keren wira emng bnr klo dah d buang buat ap d pungut lg bkn rmh tangga jd berantakan
Karina Mustika
langsung nikah aja nih..
Naaila Qaireen: Hehehhe, iya kak😅
total 1 replies
Nazra Rufqa
Nunggu dari lama kak, akhirnya ada karya baru... moga sampe tamat ya.
Nazra Rufqa
Mampir kak thor/Smile/
Naaila Qaireen: Siap kak, moga suka🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!