NovelToon NovelToon
Petualangan Danu

Petualangan Danu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Kisah cinta masa kecil / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan
Popularitas:783
Nilai: 5
Nama Author: mengare

Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.

itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.

Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembakan pembuka

Angin bertiup kencang, membawa dedaunan kering dari kabut hitam melewati barikade dari tumpukan karung berisi tanah, Hayako berdiri di atas barikade dengan wajah tenang, tidak ada keraguan pada pandangan matanya.

senyumnya tipis, hampir tidak terlihat. Desiran angin mengisi keheningan pada benteng pertahanan pertama itu di desa. Tatapan mata mereka selalu waspada pada sekitar seolah canda tawa sebelumnya tidak pernah ada.

Hayako memejamkan mata, menguatkan indranya dengan aura. Mulai memperkirakan pergerakan musuh dan menyusun tindakan berikutnya.

indranya menjadi sangat tajam, setiap pergerakan kecil disekitarnya dapat ia rasakan, aroma tanah yang tersebar, suara rumput yang bergoyang, hingga keringat yang keluar dari pasukan di belakangnya tanpa harus membuka mata.

Dia mulai memfokuskan perhatiannya pada kabut hitam, 9 energi kuat di dalam kabut memisah menjadi dua bagian 2 diantaranya telah hilang di bagian barat hutan menyisakan 1 yang sedang bertarung dengan pasukan yang ia kirim, tapi masih ada 2 entitas kuat lain yang mendatangi mereka.

Sementara itu di sisi timur hutan, muncul tekanan energi yang besar yang berhadapan dengan entitas energi hitam yang jauh lebih kuat darinya, entitas yang bahkan 3 kali lebih kuat.

Hayako mengerutkan kening, dia tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di dalam kabut hitam. dia hanya bisa merasakan gelombang kekuatan tanpa tahu apa yang rekannya hadapi.

Entitas itu memiliki energi yang sangat menakjubkan, mengisolasi semua yang ada di dalam auranya, hingga menutupi keberadaan seluruh orang di sana kecuali satu yang berhadapan dengannya.

Hayako membuka mata dia bergumam, "jika tidak keajaiban, semua yang aku kirim akan mati hari ini. Satu dengan energi tanpa batas dan satu dengan energi besar."

Hayako menghela nafas, meski senyum masih ada di wajah tapi matanya sendu.

Andai kata dia bukanlah pemimpin pasukan, dia pasti akan menangis untuk pasukan itu.

tapi keadaan berkata lain.

Dia adalah gadis suci Kuil Bulan, penerus langsung Kuil Bulan.

Hayako ingin menggertakkan giginya, saraf pada rahangnya agak mengkerut. Dia benar-benar kesal dengan fakta ini.

Menyesal?

Ingin, tapi Hayako tidak punya waktu untuk menyesal.

Dia mengambil senjata laras panjang pada kotak kayu dan mengikat Golok besar yang pada punggungnya, sebuah golok dengan bila sepanjang 1 meter dan gagang 60 centimeter. Dia berdiri dengan tegak membidik ke arah pusat kabut hitam.

Dalam hati dia menghitung, "9 Gelombang energi kuat, 2 hilang, 1 berada di timur hutan, 2 bergerak ke bagian barat sementara satu lagi sedang bertarung, sekarang tinggal 3 yang berada di bagian tengah kabut, mereka pasti menjaga pusaran itu agar tidak terjamah oleh pihak eksternal. aku memiliki 4 peluru sihir dan 3 segel, dan 6 peluru hulu ledak untuk senapan ini. Pertama, akan aku buka dulu kabut ini dengan sihir!!"

Urat mata Hayako menegang, pandangan matanya terfokus pada kabut yang tebal yang samar-samar memancarkan cahaya ungu. Hayako menarik tuas pada bagian samping senjatanya, suara mekanisme sederhana di dalam terdengar cepat, revolver yang tersembunyi di dalam senjatanya berputar, 3 kamar lubang revolver dengan 3 jenis peluru berbeda dan jumlah yang berbeda dan menempatkan peluru sihir pada lubang utama laras.

Hayako telah dalam posisi siap menembak, dia berseru dengan tegas, "Bersiap dalam posisi!!"

Para pengikut kuil berbaris di belakangnya, mengalirkan energi mana pada senjata laras panjangnya. Butiran mana yang bertebaran menyala dan terbang dengan cepat ke dalam senjata yang dipegang oleh Hayako.

Peluru di dalam senjata menyala terang, moncong laras panjangnya mengeluarkan cahaya terang dan membentuk lingkaran sihir di depannya.

Energi itu saling bergesekan pada lingkaran sihir membentuk inti energi pada pusat lingkaran sihir.

Energi itu terus terkumpul sampai lingkaran sihir mengeluarkan suara menggelar karena energi besar yang telah terkumpul dan saling bergesekan.

Hayako menarik pelatuknya, gelombang kejut memberikan dorongan besar pada dirinya hingga menimbulkan ledakan angin yang kencang. Hayako tidak tergerak oleh ledakan itu, tapi pasukannya dapat merasakannya.

Cahaya terang menyala keluar dari senapan itu, menembus kabut tebal dan membelahnya pada jalur yang dia lewati. Tembakan kuat itu membakar apa yang dia lewati dan meninggalkan garis api yang menyala pada tanah.

Terdengar letupan yang keras, disusul dengan sebuah ledakan hebat yang menyapu kabut hitam yang tebal dari pusat kabut. Api membumbung tinggi setelahnya. Suara itu memekakkan telinga mereka.

Peluru sihir itu melewati serigala mata enam yang berdiri tepat di depan pusaran energi hitam, peluru itu meleset tapi sudah cukup untuk mengungkapkan keberadaan pusaran energi hitam secara jelas.

Selongsong peluru keluar dari senapan dan segera berganti pada peluru berikutnya, Hayako kembali memberikan perintah, "Isi kembali!!" Yang segera dilaksanakan oleh para pengikutnya.

Energi sihir segera berkumpul dengan cepat, membentuk inti energi sihir yang yang menyala.

Serigala mata enam memperhatikan dari kejauhan, air liurnya menetes ke tanah. Dia berdiri dengan kokoh di depan pusaran energi hitam dan menjadikan tubuhnya sebagai perisai.

Hayako berlutut, bukan untuk menundukkan diri pada musuh tapi bersiap memberikan serangan yang lebih besar. Senapan itu telah mengarahkan moncongnya pada serigala mata enam dengan energi yang lebih besar.

"Peluru sihir, peluru ampas bila tidak terisi sihir, tapi begitu peluru ini terisi oleh energi yang besar, bahkan meriam tidak ada apa-apanya dihadapannya," pikir Hayako.

Hayako menarik nafas perlahan energi yang terkumpul telah melampaui energi sebelumnya, dia mengeratkan genggamannya hingga memperlihatkan urat-urat pada lengannya.

Senapan itu menimbulkan suara letupan yang keras, dai memancarkan cahaya yang sangat terang seakan melahap setiap orang yang ada didekatnya. Susunan karung nyaris roboh oleh dorongan kejut senjata hingga debu-debu yang menempel bertebaran.

Hayako menahan sentakan keras itu hingga urat-urat otot mencuat di seluruh tubuhnya, dia menggertakkan gigi, wajahnya hampir merah padam saat menahan kekuatan besar itu.

Peluru sihir melesat dengan cepat layaknya halilintar, yang membakar semua yang dia lewati, mengubah tanah yang tersentuh menjadi lahar dan menerjang semua yang menghadang. Entah itu batuan besar atau pohon tinggi yang menjulang, tidak ada yang baik-baik saja saat peluruh itu melewatinya.

Serigala melapisi tubuhnya dengan energi sihir yang besar membentuk lapisan energi menyerupai tubuhnya dengan berlapis-lapis. seolah dia semakin besar hingga 3 kali lipat.

Peluru itu menghantam energi sang serigala, meledak dengan dahsyat. Gelombang kejut yang kuat menyapu bersih apapun dalam radius 100 meter. Disusul dengan energi panas yang menyebar dan membuat tanah berguncang. Bahkan Danu dapat merasakan guncangan itu di tempat pengungsian.

ledakan itu menelan sepenuhnya keberadaan serigala mata enam dan apa yang di sekitarnya, menyisakan kobaran api api yang membumbung tinggi.

Hayako terduduk lemas, dia hampir menggunakan seluruh kekuatannya. Dia nafasnya terdengar berat dan tangannya samar-samar bergetar.

Hayako menghela nafas sejenak sebelum memejamkan mata dan mengingatkan dirinya, "Ini belum selesai, aku masih harus menyegel pusaran itu." dia menatap lekat garis lengkungan panas di depannya.

Hayako menyipitkan mata, ekspresi lelahnya berganti panik. Kepulan asap dan api pada area ledakan perlahan menghilang.

Sebuah lapisan energi hitam terlihat pada asap yang tipis yang semakin lama semakin jelas seiring hembusan angin yang membawa pergi asap tebal menjauh.

Serigala mata enam masih berdiri dengan kokoh di sana. Matanya merah menyala, dia mengerang kesal memandang Hayako dengan penuh amarah.

Semuanya hancur lebur oleh ledakan dari tembakan Hayako terkecuali semua yang terselimuti energi sang serigala.

Hayako tidak pernah berfikir serangan besar itu dapat di tahan dengan mudah oleh serigala mata enam tanpa terluka sedikitpun. Dia mencoba berdiri kembali dengan susah payah, menarik nafas perlahan dan merilekskan tubuh.

Teknik yang hanya dapat dilakukan oleh Master Aura terlatih, teknik tingkat tinggi, pendingin tubuh ekstrim, teknik yang mempercepat pemulihan tenaga pengguna teknik namun mempercepat pencernaannya pula sehingga berpotensi membuat luka dalam saat perut kosong.

Serigala berjalan maju, menginjak lahar panas dengan santai, lahar yang mendidih tidak membuatnya terbakar.

Sang serigala melebarkan kakinya, mengangkat kepalanya, dan meraung.

Hayako memperhatikan dari kejauhan, dia telah memulihkan sebagian kekuatannya dan telah bersiap untuk melanjutkan serangan tapi tiba-tiba dia tertahan oleh suatu energi aneh. Energi itu seolah menekannya untuk tunduk, samar-samar dia dapat mendengar suara raungan serigala.

Serigala mata enam menekan semua makhluk hidup yang terkena auranya. Thomas, Amel, bahkan Dark Golem dan Dark Knight. Mereka semua mencoba untuk bergerak namun setiap kali mereka melawan tekanan itu, bayangan sang serigala seolah muncul di hadapan mereka membuat bulu kuduk mereka berdiri.

Pandangan mereka kabur, dan pendengaran mereka terhalang oleh suara mengerikan yang semakin lama semakin keras. Mereka seperti terisolasi dari dunia yang mereka pijak.

Tekanan besar yang dengan cakupan luas dan tidak membedakan lawan dan kawan, yang menelan seluruh makhluk hidup ke dalam kepanikan tanpa sebab.

Tekanan itu nyaris menyentuh tempat pengungsian, meski begitu mereka masih dapat merasakan kengerian yang samar dari tekanan sang serigala.

Tuan Senja mengerutkan keningnya, mengambil langkah mendekati area tekanan tapi ditahan oleh seorang kakek tua kurus. Kakek itu adalah Tetua Pertama, tetua paling tua dan ditakuti oleh warga desa. Kakek itu tersenyum pada Tuan Senja dan berjalan santai di depannya. Entah mengapa Tuan Senja mengurungkan niatnya, bukan karena takut tapi karena rasa tenang dari sentuhan Tetua pertama.

Tetua Pertama, Jaka, satu-satunya yang berjalan dengan tenang di bawah tekanan serigala mata enam dan melewati pasukan yang berjaga di atas benteng pengungsian seolah tidak terlihat.

"Ya ampun sudah lama sekali ya.." ucapnya dengan santai.

1
Mengare
kadang aku lupa ngasih kata tidak pada tulisan ku😅
Mengare
terima kasih, maaf kemarin aku ada urusan di real life jadi gak sempat nulis
Cleopatra
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
Tsubasa Oozora
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
Mengare: makasih dah komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!